Mendikbudristek, Nadiem Makarim menerima kunjungan delegasi Jepang yang dipimpin oleh Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji. Kunjungan yang berlangsung pada Jumat (27/1) di Ruang Mendikbudristek (Dokumentasi : @www.kemdikbud.go.id)
Jakarta, goindonesia.co—Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim menerima kunjungan delegasi Jepang yang dipimpin oleh Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia, Kanasugi Kenji. Kunjungan yang berlangsung pada Jumat (27/1) di Ruang Mendikbudristek, Gedung A Lantai 2, Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta ini membahas tindak lanjut kerja sama bidang pendidikan, riset, dan teknologi guna mengembangkan pembangunan SDM antarkedua negara.
Pertemuan ini mendiskusikan pencapaian “WA Project”: Toward Interactive Asia through “Fusion and Harmony” yang diinisiasi oleh PM Jepang, Shinzo Abe, saat perayaan 40 tahun ASEAN-JAPAN Friendship and Cooperation tahun 2013. Pada kesempatan tersebut, Jepang menyampaikan permohonannya untuk dapat mengamandemen Memorandum of Cooperation dengan menambahkan penjelasan tentang status The Japan Foundation adalah kantor perwakilan (representative office) yang tidak mengambil keuntungan dalam kerja sama dengan Kemendikbudristek.
“Populasi penduduk Jepang menurun sebanyak 500.000 setiap tahunnya, sehingga banyak perusahaan Jepang yang membentuk production base dan expert base di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah Jepang mendorong agar pemuda Indonesia dapat bekerja dan meneruskan sekolah di Jepang,” ucap Dubes Jepang, Kanasugi Kenji.
Menanggapi langkah pemerintah Jepang tersebut, Mendikbudristek menilai penting hubungan kerja sama dengan The Japan Foundation. Menteri Nadiem menilai hal ini sejalan dengan program yang ada di Kemendikbudristek, seperti IISMA, program magang di luar negeri, yang menjadi peluang bagi pemerintah Jepang untuk dapat meningkatkan kerja sama, khususnya The Japan Foundation.
Mendikbudristek sepakat bahwa dengan upaya penguatan kolaborasi, akselerasi kemajuan pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi, bagi kedua negara dapat terwujud. “Misalnya melalui program-program peningkatan kompetensi guru, pertukaran pelajar, proyek riset bersama dan juga pengembangan di berbagai bidang kebudayaan,” sebutnya.
“Melalui gotong royong lintas negara, saya yakin Merdeka Belajar akan semakin besar dirasakan dampak dan manfaatnya,” pungkas Menteri Nadiem.
Pada pertemuan tersebut dibahas juga soal proses perpanjangan naskah Memorandum of Cooperation (MoC) antara Kemendikbudristek dengan Ministry of Education, Culture, Sport, Science, and Technology Japan. Selain itu, kini tengah dijajaki pula rencana kegiatan repatriasi kerangka tentara Jepang di Papua yang akan dimulai pada bulan Maret 2023. Kegiatan repatriasi merupakan kerja sama antara Kemendikbudristek dengan Ministry of Health, Labour and Welfare Japan.
Dalam pertemuan tersebut Mendikbudristek didampingi oleh Sekretaris Jenderal (Sesjen); Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi); Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Sesditjen Diktiristek); Pelaksana tugas Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Plt. Kepala BKHM); Staf Ahli Menteri Bidang Kompetensi dan Manajemen, serta Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi dan Media.
Sedangkan Duta Besar Jepang didampingi oleh Executive Vice President the Japan Foundation, First Secretary, Information and Culture, Embassy of Japan, Director Planning and Development Section, Global Partnerships Department, The Japan Foundation, Director General, The Japan Foundation, Jakarta, serta Assistant Director, The Japan Foundation, Jakarta.
Mengakhiri pertemuan, Duta Besar Jepang mengundang Mendikbudristek untuk menghadiri Commemorative Summit sebagai perayaan 50 Tahun ASEAN-Japan Friendship and Cooperation pada bulan Desember 2023 di Tokyo. (***)
(Sumber : Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, @www.kemdikbud.go.id)