Kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi Periode 2020-2024 dan Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Semester I Tahun 2024 yang dilaksanakan di Bandung pada 24 s.d. 26 Juli 2024 (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)
Bandung, Ditjen Vokasi – Dalam empat tahun terakhir, Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah menunjukkan keseriusannya dalam sektor pendidikan vokasi.
Berbagai transformasi program dan kebijakan terus digulirkan guna memenuhi target dan sasaran yang telah ditetapkan. Dengan mengusung semangat Merdeka Belajar, pemerintah berusaha memberikan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia melalui pelibatan lima institusi secara aktif, yakni keluarga, guru, institusi pendidikan, dunia usaha dan dunia industri (DUDI), dan masyarakat.
Dalam kegiatan Ekspose Pendidikan Vokasi Periode 2020-2024 dan Evaluasi Capaian Pelaksanaan Program Semester I Tahun 2024 yang dilaksanakan di Bandung pada 24 s.d. 26 Juli 2024, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan capaian transformasi pendidikan vokasi selama empat tahun terakhir.
Capaian ini meliputi keberhasilan program dan kebijakan yang diimplementasikan di satuan pendidikan vokasi, seperti pada jenjang pendidikan tinggi vokasi (PTV) baik politeknik maupun akademi komunitas negeri (AKN) dengan implementasi program Matching Fund (MF), Competitive Fund (CF), dan Kampus Merdeka. Kemudian pada jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK), melalui program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK), SMK Industri 4.0, Sertifikasi Kompetensi Siswa SMK, New Teaching Factory (Tefa). Pada lembaga kursus dan pelatihan (LKP), meliputi program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK), Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Tidak hanya itu, kemitraan melalui penyelarasan dengan DUDI juga menjadi salah satu prioritas transformasi pendidikan vokasi. Tercatat hampir 90% politeknik telah bermitra dengan DUDI dan 1.655 DUDI terlibat kerja sama dalam pendidikan vokasi.
“Upaya harmonisasi dan relevansi lulusan pendidikan vokasi terhadap dunia industri menjadi sebuah keniscayaan. Penyelarasan DUDI dengan kebijakan pendidikan vokasi menjadi salah satu prioritas utama Ditjen Pendidikan Vokasi,” ucap Dirjen Kiki.
Sejumlah upaya tersebut dilaksanakan melalui perluasan kerja sama dengan DUDI, tracer study, penyelarasan pendidikan vokasi meliputi pemetaan demand and supply, penyelarasan kurikulum, dan sertifikasi dari industri.
Selain itu, untuk memastikan roda aktivitas penjaminan mutu program pendidikan vokasi terus berjalan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus berupaya melaksanakan program penjaminan mutu melalui Balai Besar/Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BB/BBPPMPV) melalui berbagai program seperti peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan berbasis industri (upskilling/reskilling), pengembangan model pembelajaran berbasis industri, dan penguatan kerja sama satuan pendidikan dengan Industri.
Selama tahun 2020-2024, program upskilling dan reskilling telah membantu peningkatan kualitas 45.349 pendidik dan tenaga kependidikan (PTK).
Pencapaian dalam pendidikan vokasi selama 2020-2024 menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi muda Indonesia. Dengan implementasi praktik baik dan peningkatan kualitas pendidikan, diharapkan lulusan pendidikan vokasi akan menjadi pilar penting dalam pembangunan ekonomi nasional.
“Melalui pendidikan vokasi diharapkan lulusan pendidikan vokasi memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk dapat bekerja/berwirausaha sesuai dengan kemampuan dan keahlian mereka dengan pendapatan yang layak,” terang Kiki. (***)
*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022