Connect with us

Dunia Pendidikan

Manfaatkan Potensi Lokal, Tim Dosen Polinema Ajari Warga Warga Desa Duwet Ubah Sayur menjadi Es Krim

Published

on

Program pelatihan kewirausahaan untuk masyarakat yang dibantu oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang untuk memanfaatkan sayur mayur menjadi produk es krim yang sehat (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Malang, goindonesia.co – Perguruan tinggi vokasi didorong untuk memberikan manfaat bagi masyarakat melalui penguasaan keilmuannya. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh tim dosen dari Politeknik Negeri Malang (Polinema) dengan membantu warga desa di Malang untuk memanfaatkan sayuran mayur menjadi produk es krim yang sehat melalui program pelatihan kewirausahaan. 

Pengembangan es krim sayuran ini merupakan salah satu diversifikasi dari produk sayur mayur yang banyak di produksi oleh warga Desa Duwet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kegiatan ini sekaligus menjadi praktik baik dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dari Jurusan Administrasi Niaga, Polinema. Sementara itu, pengembangan es krim sayuran ini dilakukan melalui Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Polinema. 

Ketua tim PKM Polinema dalam program ini, Ellyn Eka Wahyu, mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, Polinema berkomitmen untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan praktik-praktik kewirausahaan, utamanya yang berbasis dengan potensi lokal.

Menurut Ellyn, di tengah tantangan perekonomian yang kian kompetitif, masyarakat perlu diberdayakan untuk memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai dalam berwirausaha. 

“Pelatihan kewirausahaan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan  dalam menciptakan dan mengelola usaha, sehingga dapat berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi,” kata Ellyn Eka. 

Pemilihan es krim sayuran, lanjut Ellyn, bukan hanya sekadar inovasi kuliner, tetapi juga merupakan solusi kreatif untuk meningkatkan kesadaran dan konsumsi sayuran di masyarakat. Produk ini dapat menjadi tren baru yang menarik dengan memadukan kesehatan dan kesenangan dalam satu produk. 

Beberapa materi dalam pelatihan yang diajarkan oleh tim dosen dari Polinema ini diantaranya adalah pengantar kewirausahaan yang meliputi definisi kewirausahaan, peran wirausaha dalam perekonomian, serta karakteristik seorang wirausaha. Tim Polinema juga mengajak warga untuk mengidentifikasi peluang usaha serta membahas teknik menemukan ide bisnis, analisis pasar dan kebutuhan konsumen, studi kasus contoh ide usaha yang berhasil. 

Ellyn menyampaikan bahwa berbagai pelatihan yang dilaksanakan tersebut bertujuan agar hasil pertanian sayur mayur Desa Duwet khususnya Sawi dan Tomat dapat dimaksimalkan pengolahannya menjadi produk lain agar lebih bervariasi, sehat, halal, lezat, digemari dan dapat dinikmati semua golongan usia. 

“Pelatihan ini mendapatkan antusias, perhatian yang seksama dan sangat baik dari ibu-ibu dan remaja putri dari Desa Duwet dan berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali di tahun-tahun berikutnya dengan tema/topik yang berbeda,” ujarnya. 

Ellyn berharap, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi peserta untuk mengembangkan perekonomian di Desa Duwet. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pelatihan ini nantinya dapat menjadi modal untuk dapat mengembangkan dan berinovasi dalam pemasaran hasil pertanian. 

Sebagai informasi, selain Ellyn, kegiatan ini juga melibatkan sejumlah dosen lainnya, yaitu Yekie Senja Oktora, Halid Hasan, Achmad Suyono, Eny Widiyowati, dan Siti Nurbaya. Program ini juga melibatkan tenaga laboran/PLP Jurusan Administrasi Niaga, Winda Rachmawati. (***)

* Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara: Menguatkan Karakter Anak Indonesia Lewat Lagu Anak

Published

on

Infografis Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Pusat Penguatan Karakter memperkenalkan ajang “Kreasi Cipta Lagu Anak Nusantara” atau KELANA, sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter anak-anak Indonesia melalui media yang mudah diterima, yaitu lagu anak. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menciptakan lagu-lagu anak yang menarik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai karakter yang krusial bagi generasi muda. Mengangkat tema “Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat,” KELANA mengajak masyarakat untuk menginspirasi anak-anak agar mengamalkan kebiasaan baik yang diharapkan menjadi fondasi karakter yang akan berdampak positif bagi masa depan mereka.

Lagu Anak sebagai Media Edukasi

Musik, terutama lagu anak, memiliki peran besar dalam pembentukan karakter karena mampu memengaruhi emosi dan perilaku, terutama pada anak-anak. Lagu dengan pesan-pesan positif dapat menjadi sarana edukasi yang efektif, memperkuat nilai-nilai moral dan kebiasaan baik secara menyenangkan. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menyampaikan bahwa lagu anak dengan pesan edukatif yang kuat masih sangat dibutuhkan, terutama untuk pendidikan karakter anak. Selain itu, harapannya anak-anak Indonesia menyanyikan lagu sesuai dengan umur dan tumbuh kembangnya.

Kepala Pusat Penguatan Karakter, Rusprita Putri Utami, menyatakan, “Lagu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga media edukatif yang efektif. Melalui KELANA, kami berharap dapat menghadirkan lagu-lagu inspiratif yang membangun kebiasaan baik pada anak-anak.”

KELANA mengangkat tujuh nilai utama sebagai kebiasaan positif, yaitu bangun pagi, taat beribadah, rajin berolahraga, makan makanan sehat dan bergizi, gemar belajar, aktif bermasyarakat, dan istirahat yang cukup. Tujuh kebiasaan ini diharapkan menjadi fondasi kuat bagi anak-anak Indonesia untuk tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berkarakter.

Tema, Ketentuan Peserta, dan Penghargaan

KELANA dibagi ke dalam delapan kategori, yang mewakili tujuh kebiasaan baik, serta satu kategori tambahan yang mencakup semua kebiasaan tersebut dalam satu lagu. Kategori-kategori ini memberi keleluasaan bagi peserta untuk memilih satu kebiasaan atau menggabungkan beberapa kebiasaan dalam sebuah lagu. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu karya lagu yang sesuai dengan tema dan ketentuan KELANA. Lagu yang diikutsertakan harus berdurasi 1 hingga 2,5 menit dalam bahasa Indonesia dan disampaikan dalam bentuk audio dan video.

Karya lagu harus orisinil, tidak mengandung unsur plagiat, dan bebas dari konten politik, pornografi, atau unsur negatif lainnya. Panitia akan mendiskualifikasi peserta yang melanggar ketentuan ini, dan keputusan juri bersifat final.

Pendaftaran dan pengiriman karya berlangsung pada 9 s.d. 30 November 2024. Setelah pengumpulan karya, dewan juri yang kompeten di bidang musik dan pendidikan akan menilai setiap karya berdasarkan kesesuaian lirik dengan tema, musikalitas, dan kekuatan pesan edukatif. Pengumuman pemenang dilakukan pada 13 Desember 2024. Sebanyak 24 pemenang dari delapan kategori akan menerima sertifikat elektronik dan hadiah uang pembinaan dengan total hadiah senilai Rp 280 juta. Semua karya pemenang akan menjadi bagian dari koleksi lagu anak-anak Indonesia.

KELANA sebagai Inspirasi Karakter Bangsa

KELANA bukan sekadar kompetisi, tetapi juga wadah bagi para pencipta lagu untuk berkontribusi dalam membentuk karakter bangsa. Melalui ajang ini, diharapkan muncul lebih banyak lagu anak yang tak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memotivasi anak-anak menjalani kebiasaan baik. Selain itu, KELANA mengajak orang tua, guru, dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung pembentukan karakter sejak usia dini.

Sebagai penutup, Kepala Pusat Penguatan Karakter menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung karakter anak-anak. “Melalui KELANA, kami berharap masyarakat terlibat dalam pendidikan karakter anak-anak, sehingga nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air tertanam kuat dalam diri generasi muda,” ujarnya.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai syarat, pendaftaran, dan ketentuan lengkap KELANA, masyarakat dapat mengunjungi laman resmi di cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id /kelana2024.  (***)

(Tim Puspeka / Editor: Stephanie, Azis)

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Berdayakan Potensi Lokal, SMKN 2 Godean Angkat Motif Batik Welut Petung

Published

on

Motif batik Welut Petung (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Sleman, goindonesia.co – Sebagai upaya untuk mengembangkan potensi lokal sekaligus mengenalkan budaya tradisional kepada generasi muda, SMKN 2 Godean, Sleman, Daerah Istimewa (D.I.) Yogyakarta, mengembangkan motif batik yang bernama Welut Petung. 

Motif Welut Petung sendiri diangkat karena siswa Konsentrasi Keahlian Tata Busana SMKN 2 Godean, terinspirasi dengan fauna dan flora lokal yang banyak dijumpai di wilayah Godean. Welut atau yang biasa dikenal belut dan petung atau bambu besar menjadi ciri khas dalam desain ini yang menggambarkan kekayaan alam di wilayah Godean. 

Belut dikenal sebagai hewan yang mampu beradaptasi dalam berbagai kondisi, sementara bambu petung melambangkan kekuatan dan ketahanan. Kombinasi kedua elemen ini menciptakan pola yang khas dan memiliki makna mendalam bagi masyarakat lokal.

Kepala SMKN 2 Godean, Theresia Susilorini, menyampaikan bahwa SMKN 2 Godean mendukung perwujudan Education for Sustainable Development (ESD), salah satunya dengan mengangkat kearifan lokal ke dalam motif batik. Upaya ini bertujuan untuk memperkenalkan siswa pada kearifan lokal, sembari memberikan keterampilan dalam bidang batik yang bisa menjadi bekal mereka di masa depan.

“Kami ingin siswa kami tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga mengenal dan mencintai budayanya sendiri. Motif ini diciptakan oleh siswa kami sendiri kemudian dikembangkan sampai sekarang dan sudah terdaftar HAKI,” ucap Susilorini. 

Menurut guru Konsentrasi Keahlian Tata Busana SMKN 2 Godean, Sri Wahyuni, inisiatif ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan setempat dan pelaku industri batik. Motif yang telah diciptakan oleh siswa kemudian diaplikasikan dalam selembar kain dan sekarang kain batik motif welut petung digunakan sebagai seragam SMKN 2 Godean. Selain digunakan sebagai seragam sekolah, kain batik motif welut petung dijual untuk umum. 

“Dalam program ini, siswa tidak hanya belajar teknik membatik, tetapi juga diajarkan tentang makna dan filosofi di balik motif Welut Petung. Dengan adanya program batik ini, kami harap mereka bisa menjadi agen pelestarian budaya daerah,” ucap Sri Wahyuni. 

Sementara itu, Rifnati Aulia Sari, siswa kelas XI Konsentrasi Keahlian Tata Busana, mengungkapkan kegembiraannya bisa ikut terlibat dalam proses produksi kain batik welut petung. 

“Rasanya senang bisa mempelajari motif batik yang unik dan bangga bisa mengenalkan kearifan lokal dari daerah ke dalam produk yang berbeda. Kami berharap ke depan motif ini akan semakin dikenal karena dengan begitu kekhasan tempat tinggal kami jadi terangkat,” ucap Rifnati. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Mendikdasmen Dorong Lulusan SMK Kembangkan Kewirausahaan berbasis Produk Lokal

Published

on

Kewirausahaan berbasis Produk Lokal (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Depok, goindonesia.co – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, mendorong penguatan kompetensi kewirausahaan berbasis potensi daerah bagi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK). Penguatan kompetensi kewirausahaan ini diharapkan dapat melahirkan lebih banyak lagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis potensi daerah yang berasal dari lulusan SMK.

Hal tersebut disampaikan oleh Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, saat mengunjungi Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar) pada Selasa (29-10-2024). Menurut Abdul Mu’ti, UMKM merupakan salah satu kekuatan ekonomi Indonesia saat ini yang sedang didorong oleh pemerintah. 

SMK, lanjut Abdul Mu’ti, memiliki potensi dan peluang besar menciptakan lulusan-lulusan untuk menjadi pelaku-pelaku UMKM-UMKM  yang dapat mengolah berbagai potensi lokal yang ada di Indonesia.

“Apalagi sekarangkan slogan SMK itukan bekerja atau berwirausaha. Hal inilah yang harus kita dorong,” kata Abdul Mu’ti di BBPPMPV Bispar. 

Dengan kompetensi yang dimiliki, Mendikdasmen berharap  lulusan-lulusan SMK dapat mengembangkan UMKM berbasis potensi lokal. Mereka juga dapat menggandeng komunitas masyarakat setempat untuk menggerakan ekonomi berbasis potensi lokal.

“Jadi, nanti kewirausahaannya akan lebih bervariasi misalnya mereka yang tinggal di daerah perkebunan teh, maka mereka bisa mengolah teh yang menjadi potensi daerahnya,” tambah Mendikdasmen. 

“SMK ini kan lebih kepada kompetensi dan bagaimana kompetensi ini dapat diintegrasikan dengan potensi alam yang kita miliki dan potensi sosial yang kita miliki,” tambah Mendikdasmen. 

Pada kesempatan tersebut, Mendikdasmen juga mendorong kerja sama SMK dengan UMKM-UMKM. Menurutnya, SMK tidak harus mengandalkan perusahaan-perusahaan besar sebagai mitra industri sekolah. UMKM yang sesuai dengan bidang kompetensi, menurut Mendikdasmen dapat menjadi mitra strategis SMK untuk berbagai kegiatan seperti magang atau kegiatan pelatihan lainnya.

“Jadi jangan bayangkan industri itu harus yang padat modal. Kita bisa kemitraan dengan UMKM kemudian nanti pelatihan ini diberikan sertifikat yang bisa menjadi modal anak-anak SMK setelah lulus. Ketika mereka lulus, siswa tidak hanya punya ijazah saja, tetapi juga punya sertifikat. Jadi, keahlian mereka tidak hanya terbatas pada keahlian utama, mereka juga punya keahlian lainnya,” terang Abdul Mu’ti. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Trending