Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) yang diinisiasi oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Marsya Guna, Banda Aceh, Aceh (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)
Banda Aceh, goindonesia.co – Pemanfaatan potensi lokal suatu daerah dapat mengurangi ketergantungan sumber daya luar dan meningkatkan kemandirian ekonominya. Hal itulah yang menjadi latar belakang Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Marsya Guna, Banda Aceh, Aceh dalam mempersiapkan wirausaha muda melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Sebagai lembaga penyelenggara program PKW, LKP Marsya Guna mendapatkan kepercayaan untuk melatih 25 peserta didik untuk memiliki keterampilan di bidang kuliner. Fokus utama program PKW di LKP Marsya Guna di tahun ini pun terlibat dalam pemanfaat potensi lokal yang ada di sekitar Banda Aceh, yaitu pengolahan perikanan.
“Di Banda Aceh banyak hasil pengolahan perikanan. Hal ini menjadi semangat kami untuk mempersiapkan wirausaha muda,” tutur Istiqomah selalu pemimpin LKP Marsya Guna.
Pembelajaran selama kurang lebih dua bulan itu memberikan bekal kepada peserta bagaimana mengolah berbagai macam produk perikanan, seperti dimsum, sushi, bakso yang layak jual. Tak hanya itu, materi kewirausahaan juga menjadi poin penting agar peserta memiliki jiwa pantang menyerah.
Program PKW ini menjadi angin segar dan harapan baru bagi Syifa Anindya. Belum mendapatkan pekerjaan tetap setelah lulus sekolah menengah membuat Syifa merasa tertinggal. Berkat informasi dan ajakan dari temannya, ia pun mengikuti kursus boga di LKP Marsya Guna.
Syifa menjelaskan, “Program PKW kan gratis lalu dapat modal rintisan usaha. Ini jawaban dari doa-doa saya untuk mendapatkan penghasilan.”
Di kursus tersebut, Syifa mengasah keterampilannya. Masih harus belajar dari nol tidak membuat Syifa minder. Ia juga mendapatkan arahan dari instruktur dan mitra UMKM yang turut menjadi instruktur tamu.
“Banyak hal yang baru saya tahu ketika kursus boga. Dan yang paling menarik adalah saat materi mengenai kewirausahaan karena itu sangat penting bagi saya,” ujar Syifa.
Setelah mengikuti pelatihan yang cukup menantang, Syifa pun menghadapi tantangan baru dengan memberanikan diri membuka usaha. Ia pun mulai merintis usaha street food dan memasarkan produknya mulai dari mulut ke mulut sampai dengan via daring. Dari usahanya tersebut ia juga bisa menghasilkan omzet Rp500 ribu per minggu.
“Hidup juga penuh perjuangan dan sukses gak bakal terjadi kalau kita berdiam diri,” terang Syifa.
Keterlibatan pemerintah daerah juga menjadi faktor penting keberhasilan program PKW di Banda Aceh. Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Banda Aceh, Teuku Erwin Irham, menyebutkan banyak talenta muda di Banda Aceh yang masih sangat perlu diasah. Menurutnya, kursus melalui program PKW menjadi jawaban anak muda menjadi wirausaha yang melek dengan potensi daerah.
“Pendidikan dapat mendorong keterampilan masyarakat, terutama anak muda yang masih menganggur. Tentu kami pun mendukung program unggulan dari pemerintah pusat karena memiliki visi yang sama untuk mengatasi pengangguran di Banda Aceh,” jelas Teuku.
Sebagai informasi, program PKW merupakan program prioritas Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menghadirkan wirausaha muda di berbagai bidang keterampilan. Program ini menjadi upaya dalam menekan angka pengangguran di Indonesia. (***)
*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022