Plt. Dirjen Diktiristek, Nizam bersama Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, M. Faiz Syuaib dalam Perayaan Hakteknas 2023 (Foto : SM/Prajtna Lydiasari)
Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) menyelenggarakan Pameran Riset dan Inovasi yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Kegiatan yang diselenggarakan bersama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) ini dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-28.
Pameran Riset dan Inovasi Hakteknas ke-28 menampilkan lebih dari 145 produk inovasi yang sudah teruji, antara lain 31 produk inovasi di bidang pangan, 32 produk inovasi di bidang energi, 59 produk inovasi di bidang kesehatan, sembilan produk Electric Vehicle, dan 14 produk riset dan inovasi lainnya dengan partisipan dari Perguruan Tinggi Akademik dan Vokasi, serta BRIN.
Produk-produk inovasi yang ditampilkan dari perguruan tinggi dalam Pameran Riset dan Inovasi antara lain, Institut Pertanian Bogor dengan produk inovasi kesehatan, Institut Teknologi Bandung dengan produk inovasi berupa Integrated Smart System Platform, produk inovasi kesehatan, pertanian, energi, Smart City, Lembaga Perguruan Tinggi dan produk inovasi lainnya, Institut Teknologi 11 Nopember menampilkan Robot Service dan Electric Vehicle, serta produk inovasi kesehatan dan pangan, Universitas Airlangga produk inovasi pangan dan kesehatan, Universitas Andalas produk inovasi energi, pangan, dan kesehatan, Universitas Brawijaya produk inovasi pangan, Universitas Gadjah Mada produk inovasi energi, kesehatan, dan pangan.
Selanjutnya, Universitas Hasanuddin produk inovasi kesehatan dan pangan, Universitas Indonesia produk inovasi kesehatan, Universitas Jember produk inovasi pangan, Universitas Negeri Malang produk inovasi Media Pembelajaran Digital dan Virtual Reality, Universitas Padjajaran produk inovasi pangan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur produk inovasi Electric Vehicle Autonomous, Universitas 11 Maret produk inovasi teknologi manufaktur dan energi, Universitas Syiah Kuala produk inovasi kesehatan, pangan, dan energi, Universitas Telkom menampilkan Electric Vehicle dan produk inovasi energi.
Sementara itu, produk-produk inovasi yang ditampilkan dari pendidikan tinggi vokasi antara lain, Politeknik Negeri Fakfak, mengembangkan produk dari buah pala seperti balsam, sirup, permen, aroma terapi, dan sabun, Politeknik Negeri Bandung mengembangkan solid toxic fuel, Politeknik Manufaktur Bandung mengembangkan mesin roasting kopi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya mengembangkan perangkat survei jalanan otomatis, Politeknik Astra mengembangkan konversi bahan bakar minyak ke listrik, dan Politeknik Negeri Malang mengembangkan teh yang berasal dari olahan kulit jeruk.
Selain diadakan Pameran Riset dan Inovasi dan talkshow dari para pegiat riset juga menampilkan berbagai hiburan dari alumni Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional jenjang SD, SMA, akustik dan jazz dari UHAMKA, angklung Ramawijaya, dan senam zumba, semua kegiatan ini terbuka untuk masyarakat umum. Kemendikbudristek mengundang masyarakat untuk menghadiri dan menyemarakkan berbagai acara serta kegiatan menarik yang melibatkan masyarakat di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jakarta.
“Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus mengembangkan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dengan mempersiapkan generasi muda Indonesia menjadi talenta riset dan inovasi. Saya yakin dalam waktu dekat kita akan membawa Indonesia semakin unggul di panggung global,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya pada acara pembukaan Pameran Riset dan Inovasi Hakteknas ke-28 di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, Jumat (11/8).
Senada dengan Mendikbudristek, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mengatakan bahwa Hari Kebangkitan Teknologi Nasional merupakan sebuah momentum untuk mengukuhkan kembali tekad untuk melakukan riset dan inovasi.
“Karena tanpa riset dan inovasi tentu sulit bagi bangsa ini untuk bisa lepas dari kelompok negara berpenghasilan menengah. Middle income trap itu hanya bisa dilewati kalau ekonomi kita bisa bertransformasi menuju ekonomi berbasis inovasi dan inovasi itu adalah kerja keras secara terus menerus,” ujarnya.
Nizam menambahkan bahwa sebuah karya tidak ada yang instan, terobosan-terobosan besar yang terjadi di dunia tidak serta merta terjadi tanpa adanya upaya keras. “Dengan secara terus menerus mencoba hingga akhirnya menemukan invensi dan berakhir dengan inovasi, ketika invensi tersebut kemudian bermitra dengan dunia industri. Karenanya sangat penting perlu kita lakukan hal tersebut secara terus penuh semangat,” kata Nizam.
Pada penyelenggaraan Pameran Riset dan Inovasi tahun ini, hasil karya yang ditampilkan tidak hanya berasal dari perguruan tinggi namun turut menampilkan hasil karya dari pendidikan tinggi vokasi. Beny Bandanadjaja, Direktur Akademi Pendidikan Tinggi Vokasi, mengatakan bahwa diselenggarakannya kegiatan ini dapat menjalin kerja sama antara pendidikan tinggi, vokasi, dan akademik secara berkelanjutan.
“Kami dari pendidikan tinggi vokasi, para dosen vokasi, peneliti-peneliti yang bisa mengembangkan teknologi, bisa bersatu padu dalam rangka mengembangkan teknologi yang berguna bagi masyarakat,” tutur Beny.
Sementara itu, Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, M. Faiz Syuaib memberikan himbauannya agar para civitas pendidikan tinggi dapat melakukan riset yang relevan dengan potensi yang dimiliki oleh setiap kampus, sehingga dapat menghasilkan produk inovasi yang relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, dan kualitas riset harus terus ditingkatkan, tidak hanya semata-mata untuk reputasi output kampus tetapi juga dapat memberikan dampak positif berupa solusi berbagai pemecahan masalah di masyarakat.
“Riset di perguruan tinggi harus berdasarkan pada ilmu pengetahuan dan evidence based yang dapat memberikan solusi dan dapat diimplementasikan di masyarakat, serta memberi nilai manfaat baik melalui komersialisasi maupun diseminasi,” ujar Faiz.
Lebih lanjut, Faiz menjelaskan kegiatan ini bertujuan agar masyarakat dapat mengenal lebih dekat hasil inovasi perguruan tinggi yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat. Kampus harus dapat menjadi tempat bertanya masyarakat untuk mendapatkan solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, dan juga memaksimalkan potensi yang ada di suatu daerah. “Potensi tidak akan memberikan kebermanfaatan apabila tidak kita eksplor dengan riset yang berkualitas, maka inovasi kita perlukan sebagai problem solving,” tutupnya. (***)
*@www.kemdikbud.go.id