Connect with us

Dunia Pendidikan

Inovasi Sabun 3 in 1 Mahasiswa Politeknik Negeri Subang Ini juga Ramah Lingkungan

Published

on

Tim Ecohafabo 3 in 1 Politeknik Negeri Subang (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Subang, goindonesia.co – Masih ribet dengan beragam jenis sabun yang harus digunakan saat membersihkan diri? Mahasiswa Politeknik Negeri Subang (Polsub) berhasil menciptakan inovasi Ecohafabo 3 in 1, yakni  sabun cair 3 in 1 yang bisa digunakan sebagai sabun mandi, sampo, dan sabun cuci wajah sekaligus. 

Keunggulan lain dari sabun racikan mahasiswa Program Studi D-3 Agroindustri, Jurusan Pertanian, Polsub ini lebih ramah lingkungan dan mampu melembutkan kulit. Produk bernama Sabun Ecohafabo 3 in 1 ini terbuat dari berbagai bahan herbal dengan bahan utama kulit nanas dan lerak. Selain itu, ada juga tambahan lidah buaya, kulit lemon, dan sunflower oil.

“Ini ini adalah salah satu solusi yang bisa gunakan supaya tidak ribet lagi saat mandi karena satu produk sabun bisa digunakan dalam banyak kegunaan sekaligus,” kata Yosep Suprianto selaku ketua tim Ecohafabo 3 in 1.

Yosep mengungkapkan bahwa pengguna sabun Ecohafabo 3 in 1 tidak perlu khawatir akan efek samping dari produknya tersebut. Pasalnya, seluruh proses pembuatan sabun tersebut dilakukan dengan hati-hati untuk memperoleh hasil yang maksimal.

“Tim kami membuat sabun ini dengan berbagai pengujian yang dilakukan seperti, karakteristik fisik dan kimia yang meliputi viskositas, bobot jenis, pH, stabilitas busa, cemaran mikroba, analisis daya terima, uji alkali bebas dan juga bahan aktif,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Yosep, produk sabun 3 in 1 yang beranggotakan Siti Nurhayati, Hanifah Sakha, Natasha Viandra Ayu, dan Juan Abu Dhom Dhom tersebut bisa diklaim sebagai sabun 3 in 1 yang mampu melembutkan kulit penggunanya.

Yosep mengatakan bahwa kulit nanas dan lerak jika diolah dengan benar dapat menghasilkan produk hygiene. Setelah menggunakan sabun tersebut, pengguna sabun tidak perlu khawatir tangan mereka akan keset, kering, ataupun iritasi.

“Produk kami hadir karena beberapa sabun pada umumnya memiliki kandungan senyawa SLS (Sodium Lauryl Sulfate). Sehingga itu bisa memicu iritasi pada kulit maupun menyebabkan timbulnya ketombe di kepala,” tegas Yosep.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) pendanaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut menambahkan bahwa pembuatan sabun alami bebas SLS tersebut didorong oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan produk perawatan kulit yang lembut dan ramah terhadap kulit.

Anggota tim lainnya, Hanifah Sakha mengatakan bahwa kulit lerak mengandung saponin sebesar 28 persen yang dapat menghasilkan busa saat digunakan. Selain itu, kulit lerak juga mengandung alkaloid, steroid, antikuinon, flavonoid, polifenol, dan tanin.

“Untuk kulit nanas sendiri kami gunakan karena memiliki kandungan bromelin yang dapat digunakan sebagai antimikroba dan sudah diaplikasikan untuk menekan pertumbuhan ketombe,” paparnya.

Sementara itu, Fenny Aprilliani selaku dosen pendamping mengatakan, inisiatif pengembangan produk sabun 3 in 1 ini dilatarbelakangi oleh banyak produk hygiene yang masih menggunakan bahan Kimia dan  bahan lain yang membuat iritasi pada kulit.

“Produk tim kami berbahan alami dan bisa menjadi solusi alternatif untuk mengurangi penggunaan produk higiene yang mengandung SLS,” jelasnya. (***)

*Polsub-Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Dari PNJ untuk Indonesia: Merayakan Inovasi dan Keberlanjutan di Dies Natalis ke-42

Published

on

Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menggelar kegiatan Innovation in Vocations (Innovocation) (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Depok, goindonesia.co – Sebagai upaya untuk menumbuhkan inovasi berkelanjutan, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menggelar kegiatan Innovation in Vocations (Innovocation) pada 19 s.d. 20 September 2024. 

Kegiatan yang mengangkat tema Inovasi Berkelanjutan untuk Dunia Pendidikan Vokasi dan Indonesia ini merupakan rangkaian dari perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-42 PNJ. Acara yang dibuka pada hari Kamis (19-09-2024) ini menjadi momentum bagi mahasiswa PNJ untuk memamerkan inovasi berkelanjutan yang telah dihasilkan kepada khalayak umum.

Dalam sambutannya, Direktur PNJ, Zainal Nur Arifin, menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dalam era modern yang penuh tantangan lingkungan dan sosial. Zainal menyampaikan bahwa inovasi bukan hanya soal teknologi yang canggih, tetapi juga bagaimana teknologi tersebut dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.

“Sesuai dengan tema kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa PNJ tidak hanya menyiapkan lulusan yang kompeten, tetapi juga siap berkontribusi untuk dunia melalui inovasi yang berkelanjutan,” ucap Zainal.

Sementara itu, Galih Permadi, Founder LapisAI, menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan potensi pendidikan vokasi di era perkembangan teknologi yang serba cepat ini, diperlukan kerja sama yang maksimal lintas sektor. Satuan pendidikan perlu berbicara dengan industri untuk mengetahui perkembangan teknologi yang serba cepat. 

“Dengan mengetahui perkembangan apa yang sedang terjadi, ini bisa menjadi kunci untuk memaksimalkan kualitas pembelajaran. Pendidikan vokasi ini memiliki peluang yang luar biasa untuk menyambut masa depan,” ucap Galih.

Dalam acara ini, berbagai karya mahasiswa dipamerkan, mulai dari teknologi ramah lingkungan, teknologi tepat guna, hingga inovasi di sektor energi terbarukan. Salah satu inovasi yang menarik perhatian pengunjung adalah projek pengolahan limbah kerang hijau menjadi paving block yang dikerjakan oleh mahasiswa lintas jurusan PNJ. 

Hasil pengolahan limbah tersebut menarik perhatian pengunjung, salah satunya ialah Fionna Amelia, siswa dari SMK Citranagara, Jakarta. Ia menyampaikan bahwa melalui kegiatan innovocation, ia mendapatkan banyak ilmu terutama yang berkaitan dengan teknologi artificial intelligence (AI) yang efektif. Di kegiatan ini, ia juga mendapatkan penjelasan terkait pendidikan vokasi yang lebih dalam.

“Seru sekali karena saya bisa mendapatkan banyak pengetahuan terkait teknologi khususnya yang berkaitan dengan AI. Tentunya hal ini semakin memperdalam kompetensi yang sedang saya dalami,” ucap Fionna. 

Acara yang digelar selama dua hari ini terdiri atas beberapa rangkaian, antara lain lomba konten kreator, bridge challenge, egg challenge, pameran inovasi vokasi, dan talkshow inspiratif. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Dukung UMKM, Politeknik Negeri Ambon Kenalkan Produk Inovasi ke Masyarakat

Published

on

Polnam memperkenalkan produk-produk inovasi yang berdampak bagi UMKM, khususnya di Kota Ambon pada event Gelar Expo Tahun 2024 (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Ambon, goindonesia.co – Inovasi perguruan tinggi vokasi terus didorong untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri, utamanya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbagai topik riset multidisiplin terus rancang dan ditingkatkan jumlahnya guna menghasilkan solusi sebaik mungkin dan berdampak bagi masyarakat.

Untuk mendekatkan dengan UMKM, inovasi-inovasi juga masif dikenalkan kepada masyarakat agar memiliki dampak dan manfaat nyata. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Ambon (Polnam). Melalui Gelar Expo Tahun 2024, Polnam memperkenalkan produk-produk inovasi yang berdampak bagi UMKM, khususnya di Kota Ambon.

“Produk inovasi dan teknologi yang telah dihasilkan melalui penelitian terapan ini untuk mendukung pengembangan UMKM di Maluku,” ujar Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu. 

Menurut Dady, selain memperkenalkan inovasi kepada masyarakat, Expo yang juga menjadi rangkaian dari Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (Sentrinov Tahun 2024) ini merupakan wujud nyata dari komitmen seluruh civitas academica Politeknik Negeri Ambon untuk terus mendukung kemajuan UMKM di Maluku, khususnya di Kota Ambon. 

Bagi Dady, kolaborasi antara pelaku UMKM dan para peneliti dari Politeknik Negeri Ambon akan memberikan dampak kontribusi bagi pengembangan UMKM, bahkan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di Maluku. 

Pelatihan Perpajakan

Selain mengembangkan produk inovasi untuk UMKM, Polnam juga turut membantu pengembangan UMKM dengan memberikan pelatihan bidang perpajakan. Hal ini mengingat, salah satu aspek yang harus diperhatikan para pelaku UMKM adalah bidang perpajakan.

“Pemenuhan kewajiban perpajakan merupakan salah satu kegiatan usaha yang ada kaitannya dengan kewajiban pembayaran pajak dan juga ada kaitannya dengan berbagai pilihan yang dilakukan untuk menyiasati agar ketentuan pajak tersebut dapat memaksimalkan laba yang ada di perusahaan,” kata Meydilisa Patty, ketua tim pelaksana Workshop Pemenuhan Kewajiban Perpajakan pada Entitas UMKM dari Jurusan Akuntansi, Polnam. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Alumni SMK dan Mahasiswa Vokasi Juara di WSC 2024, Ini Sejarah WSC

Published

on

World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Sejumlah alumni dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi (PTV) berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis. Lantas apa sebenarnya WSC dan bagaimana sejarahnya?

WSC merupakan kompetisi vokasi terbesar di dunia. Para peserta lomba adalah duta vokasi terbaik dari negaranya yang telah diseleksi melalui Lomba Kompetensi Siswa (LKS) atau sejenisnya dan ditunjuk sebagai perwakilan Competitor Worldskills dari negara mereka masing-masing.  

Selain adu kompetensi terbaik tingkat dunia, Worldskills juga menjadi kendaraan untuk mencapai standar pelatihan vokasi, kejuruan, dan profil keterampilan di mata masyarakat. Ajang ini sekaligus mendorong kaum muda untuk menggeluti kompetensi di bidang vokasi.  

Bermula dari Spanyol

Dilansir dari sejumlah sumber, sejarah WSC tidak lepas dari kebutuhan tenaga kerja terampil yang sangat besar di Spanyol pada tahun 1946. Setahun kemudian, pada tahun 1947 diselenggarakan kompetisi nasional pertama di Spanyol yang diikuti sekitar 4.000 peserta dari puluhan bidang lomba mekanik.  

Kesuksesan kompetensi nasional di Spanyol pada 1947 tersebut kemudian mengilhami kompetensi serupa dalam cakupan yang lebih luas, yakni Kompetensi Iberia yang berlangsung pada 1950 di kota Madrid, Spanyol. Iberia sendiri merupakan kawasan yang terdiri atas beberapa negara, terletak di Semenanjung (Peninsula) Iberia. Kawasan ini terletak di sebelah barat daya Eropa.

Kompetisi yang diselenggarakan di Kota Madrid tersebut, kemudian  tercatat menjadi event International Vocational Training Competition (IVTC) yang pertama kali. Jika awalnya peserta IVTC terbatas hanya sekitar 12 peserta, maka pada tahun 1953 atas undangan dari negara Spanyol, pemuda-pemuda dari Jerman, Inggris, Prancis, Maroko, dan Swiss turut serta untuk pertama kalinya sebagai peserta. 

Selanjutnya, pada bulan Juni 1954 dibentuklah Dewan Organisasi (Organising Council) yang terdiri atas perwakilan resmi negara-negara peserta kompetisi. Dewan ini dibuat untuk menetapkan aturan-aturan kompetisi internasional. IVTC dikelola oleh organisasi yang bernama IVTO (International Vocational Training Organization). 

Sampai dengan tahun 1976, semua biaya penyelenggaraan IVTC ditanggung oleh Spanyol, setelah itu baru ditawarkan ke beberapa negara untuk mengambil bagian. Pada era kepemimpinan Dr. Cees H. Beuk sebagai IVTO President (1992-1999), ia membuat desain penilaian yang kita kenal sebagai 500-mark system. 

Pada era kepemimpinan Tjerk (Jack) Dusseldorp sebagai WorldSkills International President (1999-2011), IVTC kemudian berubah menjadi WorldSkills Competition.Secara garis besar keterampilan yang dikompetisikan dalam WorldSkills Competition meliputi Construction and Building Technology, Creative Arts and Fashion, Information and Communication Technology, Manufacturing and Engineering Technology, Social and Personal Services dan Transportation and Logistics. 

Keikutsertaan Indonesia sendiri dimulai pada World Skills Competition 2005 yang diselenggarakan di Helsinki Finlandia. Saat itu Indonesia mengikuti 4 bidang lomba. Seiring berjalannya waktu, bidang lomba yang diikuti terus meningkat. Pada 2024, Indonesia mengikuti 11 bidang lomba kejuruan yang terdiri atas bidang IT Network Systems Administration, Electronics, Refrigeration and Air Conditioning, Industrial Control, Restaurant Service, Autonomous Mobile Robotics, Hairdressing, Mechatronics, Industry 4.0, Heavy Vehicle Technology, dan Rail Vehicle Technology dengan 11 expert, 15 competitor, dan didampingi oleh para technical delegate, technical delegates assistants, official delegate, serta member observer dari lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Trending