Connect with us

Dunia Pendidikan

Guru Penggerak: Pilar Utama Kesuksesan Transformasi Pendidikan di Lampung

Published

on

Dirjen GTK Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, ketika membuka Kegiatan Ruang Dialog dengan 750 Guru Penggerak se-Provinsi Lampung (Foto : @www.kemdikbud.go.id)

Lampung, goindonesia.co – Program prioritas Guru Penggerak menjadi pilar utama kesuksesan transformasi pendidikan di Lampung. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nunuk Suryani, ketika membuka ruang dialog dengan 750 Guru Penggerak se-Provinsi Lampung, Senin (26/8).

Dirjen GTK, Nunuk Suryani, melakukan kunjungan kerja selama dua hari pada 26-27 Agustus 2024 dengan serangkaian agenda strategis untuk memastikan manfaat dari capaian program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) berjalan dan terimplementasi dengan baik di Provinsi Lampung.

Nunuk Suryani mengungkapkan bahwa Provinsi Lampung termasuk daerah yang sangat progresif dalam mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar. Ia menyampaikan terima kasih kepada Guru Penggerak yang telah menjadi ujung tombak transformasi pendidikan di Provinsi Lampung. 

“Saya senang bisa menghadiri kegiatan ini dan bisa bertemu langsung dengan Bapak-Ibu guru. Terima kasih sudah menjadi pemimpin pembelajaran di Provinsi Lampung,” ungkapnya ketika membuka kegiatan pendampingan dan pengembangan kompetensi guru di Kabupaten Lampung Utara, Senin (26/8).

Di samping itu, Nunuk Suryani menambahkan bahwa Ditjen GTK terus berkomitmen untuk memastikan kesejahteraan dan pengembangan kompetensi guru. Salah satunya dengan pengangkatan guru ASN PPPK. “Berdasarkan data capaian program prioritas Ditjen GTK untuk Provinsi Lampung, sebanyak 315 guru berhasil menjadi ASN PPPK, dan 5.742 ASN PPPK telah ditempatkan dalam kategori ASN PPPK 2021-2023,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Utara, Sukatno, dalam laporannya menyampaikan dukungan terhadap kebijakan Kurikulum Merdeka. “Pemerintah Daerah terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi dan membekali para guru terutama kepala sekolah agar mampu memajukan sekolahnya masing-masing melalui gerakan Merdeka Belajar,” ujarnya.

Dalam sesi dialog bersama Guru Penggerak, beberapa guru memberikan testimoni terkait praktik baik yang telah dilakukan serta dampak yang dirasakan oleh peserta didik dari kebijakan yang telah dijalankan. Seneng, seorang guru honorer yang diangkat menjadi ASN PPPK di SD Negeri 2 Sindang Anom, menyampaikan bahwa menjadi Guru Penggerak merubah pola pikirnya ke arah yang lebih positif. Sehingga, ia jadi lebih tahu tentang keunggulan yang ada di sekolahnya. Selain itu, dengan adanya Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) dalam pendidikan Guru Penggerak juga membuatnya lebih memahami tentang emosional para peserta didik. 

“Saya mulai bisa memahami anak-anak, bahwa mereka adalah aset yang harus kita bangun, bukan kita arahkan, tapi kita gerakkan,” tutur Seneng. 

Dalam kesempatan yang sama, Tri Nurul Fajarotun, seorang Guru Penggerak yang diangkat menjadi Kepala Sekolah di SMA Negeri 1 Way Bungur, turut mengungkapkan perubahan luar biasa yang ia rasakan.  Setelah ia diangkat menjadi kepala sekolah, ia langsung mendaftarkan guru di sekolahnya dalam Komunitas Belajar (Kombel) di Platform Merdeka Mengajar (PMM). Dari sana, guru yang awalnya kurang percaya diri untuk berbagi peran, akhirnya mulai tergerak untuk saling berbagi praktik baik melalui Kombel di PMM. 

“Melalui Kombel di PMM, semua orang bisa saling menginspirasi demi meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga berdampak pada hasil belajar peserta didik,” ucap Tri. 

Ditjen GTK meluncurkan PMM sebagai platform pembelajaran inklusif bagi guru se-Indonesia, yang bertujuan untuk membantu para guru untuk meningkatkan kompetensi, mendapatkan bahan pengajaran yang sesuai dengan konteks, dan berbagi praktik terbaik dengan rekan sejawat. Sejak diluncurkan, lebih dari 4 juta GTK (guru dan kepala sekolah aktif, administrator dan instruktur sekolah) telah mengunduh aplikasi ini untuk mengakses konten, seperti video dan bahan bacaan, menghadiri webinar, terhubung dengan sesama guru, serta mengakses materi pelatihan. 

Pada hari kedua kunjungan kerjanya, Dirjen GTK mengunjungi SD Negeri 2 Pesawaran untuk memantau secara langsung pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan program Guru Penggerak. Nunuk Suryani juga menyempatkan diri untuk berdiskusi dan mendengarkan pengalaman para guru dan siswa. Guru mata pelajaran PPKN, Neni Purnamasari, menyampaikan harapannya terhadap program Guru Penggerak agar bisa terus dilanjutkan guna mencetak generasi pendidik yang lebih berkompeten dan bermanfaat. “Program ini sangat layak untuk dilanjutkan agar dapat mencetak pendidik yang dapat memerdekakan peserta didik di sekolah,” ucap Neni. 

Dengan hadirnya program Guru Penggerak, para guru menjadi lebih percaya diri dalam memimpin pembelajaran di kelas. Sehingga mampu menghasilkan dampak positif, seperti penerapan positif disiplin dalam pembelajaran dan kualitas pengajaran yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan hasil survei dengan menggunakan Teach Primary yang menunjukan bahwa lulusan Guru Penggerak memiliki kualitas pengajaran yang lebih baik dibandingkan dengan guru di Indonesia lainnya.  (***)

*Siaran Pers Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Dunia Pendidikan

Inovasi Sabun 3 in 1 Mahasiswa Politeknik Negeri Subang Ini juga Ramah Lingkungan

Published

on

Tim Ecohafabo 3 in 1 Politeknik Negeri Subang (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Subang, goindonesia.co – Masih ribet dengan beragam jenis sabun yang harus digunakan saat membersihkan diri? Mahasiswa Politeknik Negeri Subang (Polsub) berhasil menciptakan inovasi Ecohafabo 3 in 1, yakni  sabun cair 3 in 1 yang bisa digunakan sebagai sabun mandi, sampo, dan sabun cuci wajah sekaligus. 

Keunggulan lain dari sabun racikan mahasiswa Program Studi D-3 Agroindustri, Jurusan Pertanian, Polsub ini lebih ramah lingkungan dan mampu melembutkan kulit. Produk bernama Sabun Ecohafabo 3 in 1 ini terbuat dari berbagai bahan herbal dengan bahan utama kulit nanas dan lerak. Selain itu, ada juga tambahan lidah buaya, kulit lemon, dan sunflower oil.

“Ini ini adalah salah satu solusi yang bisa gunakan supaya tidak ribet lagi saat mandi karena satu produk sabun bisa digunakan dalam banyak kegunaan sekaligus,” kata Yosep Suprianto selaku ketua tim Ecohafabo 3 in 1.

Yosep mengungkapkan bahwa pengguna sabun Ecohafabo 3 in 1 tidak perlu khawatir akan efek samping dari produknya tersebut. Pasalnya, seluruh proses pembuatan sabun tersebut dilakukan dengan hati-hati untuk memperoleh hasil yang maksimal.

“Tim kami membuat sabun ini dengan berbagai pengujian yang dilakukan seperti, karakteristik fisik dan kimia yang meliputi viskositas, bobot jenis, pH, stabilitas busa, cemaran mikroba, analisis daya terima, uji alkali bebas dan juga bahan aktif,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Yosep, produk sabun 3 in 1 yang beranggotakan Siti Nurhayati, Hanifah Sakha, Natasha Viandra Ayu, dan Juan Abu Dhom Dhom tersebut bisa diklaim sebagai sabun 3 in 1 yang mampu melembutkan kulit penggunanya.

Yosep mengatakan bahwa kulit nanas dan lerak jika diolah dengan benar dapat menghasilkan produk hygiene. Setelah menggunakan sabun tersebut, pengguna sabun tidak perlu khawatir tangan mereka akan keset, kering, ataupun iritasi.

“Produk kami hadir karena beberapa sabun pada umumnya memiliki kandungan senyawa SLS (Sodium Lauryl Sulfate). Sehingga itu bisa memicu iritasi pada kulit maupun menyebabkan timbulnya ketombe di kepala,” tegas Yosep.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) pendanaan dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut menambahkan bahwa pembuatan sabun alami bebas SLS tersebut didorong oleh kesadaran masyarakat yang semakin tinggi akan produk perawatan kulit yang lembut dan ramah terhadap kulit.

Anggota tim lainnya, Hanifah Sakha mengatakan bahwa kulit lerak mengandung saponin sebesar 28 persen yang dapat menghasilkan busa saat digunakan. Selain itu, kulit lerak juga mengandung alkaloid, steroid, antikuinon, flavonoid, polifenol, dan tanin.

“Untuk kulit nanas sendiri kami gunakan karena memiliki kandungan bromelin yang dapat digunakan sebagai antimikroba dan sudah diaplikasikan untuk menekan pertumbuhan ketombe,” paparnya.

Sementara itu, Fenny Aprilliani selaku dosen pendamping mengatakan, inisiatif pengembangan produk sabun 3 in 1 ini dilatarbelakangi oleh banyak produk hygiene yang masih menggunakan bahan Kimia dan  bahan lain yang membuat iritasi pada kulit.

“Produk tim kami berbahan alami dan bisa menjadi solusi alternatif untuk mengurangi penggunaan produk higiene yang mengandung SLS,” jelasnya. (***)

*Polsub-Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Dari PNJ untuk Indonesia: Merayakan Inovasi dan Keberlanjutan di Dies Natalis ke-42

Published

on

Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menggelar kegiatan Innovation in Vocations (Innovocation) (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Depok, goindonesia.co – Sebagai upaya untuk menumbuhkan inovasi berkelanjutan, Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) menggelar kegiatan Innovation in Vocations (Innovocation) pada 19 s.d. 20 September 2024. 

Kegiatan yang mengangkat tema Inovasi Berkelanjutan untuk Dunia Pendidikan Vokasi dan Indonesia ini merupakan rangkaian dari perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-42 PNJ. Acara yang dibuka pada hari Kamis (19-09-2024) ini menjadi momentum bagi mahasiswa PNJ untuk memamerkan inovasi berkelanjutan yang telah dihasilkan kepada khalayak umum.

Dalam sambutannya, Direktur PNJ, Zainal Nur Arifin, menekankan pentingnya inovasi berkelanjutan dalam era modern yang penuh tantangan lingkungan dan sosial. Zainal menyampaikan bahwa inovasi bukan hanya soal teknologi yang canggih, tetapi juga bagaimana teknologi tersebut dapat berkontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan.

“Sesuai dengan tema kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa PNJ tidak hanya menyiapkan lulusan yang kompeten, tetapi juga siap berkontribusi untuk dunia melalui inovasi yang berkelanjutan,” ucap Zainal.

Sementara itu, Galih Permadi, Founder LapisAI, menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan potensi pendidikan vokasi di era perkembangan teknologi yang serba cepat ini, diperlukan kerja sama yang maksimal lintas sektor. Satuan pendidikan perlu berbicara dengan industri untuk mengetahui perkembangan teknologi yang serba cepat. 

“Dengan mengetahui perkembangan apa yang sedang terjadi, ini bisa menjadi kunci untuk memaksimalkan kualitas pembelajaran. Pendidikan vokasi ini memiliki peluang yang luar biasa untuk menyambut masa depan,” ucap Galih.

Dalam acara ini, berbagai karya mahasiswa dipamerkan, mulai dari teknologi ramah lingkungan, teknologi tepat guna, hingga inovasi di sektor energi terbarukan. Salah satu inovasi yang menarik perhatian pengunjung adalah projek pengolahan limbah kerang hijau menjadi paving block yang dikerjakan oleh mahasiswa lintas jurusan PNJ. 

Hasil pengolahan limbah tersebut menarik perhatian pengunjung, salah satunya ialah Fionna Amelia, siswa dari SMK Citranagara, Jakarta. Ia menyampaikan bahwa melalui kegiatan innovocation, ia mendapatkan banyak ilmu terutama yang berkaitan dengan teknologi artificial intelligence (AI) yang efektif. Di kegiatan ini, ia juga mendapatkan penjelasan terkait pendidikan vokasi yang lebih dalam.

“Seru sekali karena saya bisa mendapatkan banyak pengetahuan terkait teknologi khususnya yang berkaitan dengan AI. Tentunya hal ini semakin memperdalam kompetensi yang sedang saya dalami,” ucap Fionna. 

Acara yang digelar selama dua hari ini terdiri atas beberapa rangkaian, antara lain lomba konten kreator, bridge challenge, egg challenge, pameran inovasi vokasi, dan talkshow inspiratif. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Dunia Pendidikan

Dukung UMKM, Politeknik Negeri Ambon Kenalkan Produk Inovasi ke Masyarakat

Published

on

Polnam memperkenalkan produk-produk inovasi yang berdampak bagi UMKM, khususnya di Kota Ambon pada event Gelar Expo Tahun 2024 (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)

Ambon, goindonesia.co – Inovasi perguruan tinggi vokasi terus didorong untuk menjawab kebutuhan dunia usaha dan industri, utamanya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbagai topik riset multidisiplin terus rancang dan ditingkatkan jumlahnya guna menghasilkan solusi sebaik mungkin dan berdampak bagi masyarakat.

Untuk mendekatkan dengan UMKM, inovasi-inovasi juga masif dikenalkan kepada masyarakat agar memiliki dampak dan manfaat nyata. Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh Politeknik Negeri Ambon (Polnam). Melalui Gelar Expo Tahun 2024, Polnam memperkenalkan produk-produk inovasi yang berdampak bagi UMKM, khususnya di Kota Ambon.

“Produk inovasi dan teknologi yang telah dihasilkan melalui penelitian terapan ini untuk mendukung pengembangan UMKM di Maluku,” ujar Direktur Politeknik Negeri Ambon, Dady Mairuhu. 

Menurut Dady, selain memperkenalkan inovasi kepada masyarakat, Expo yang juga menjadi rangkaian dari Seminar Nasional Terapan Riset Inovatif (Sentrinov Tahun 2024) ini merupakan wujud nyata dari komitmen seluruh civitas academica Politeknik Negeri Ambon untuk terus mendukung kemajuan UMKM di Maluku, khususnya di Kota Ambon. 

Bagi Dady, kolaborasi antara pelaku UMKM dan para peneliti dari Politeknik Negeri Ambon akan memberikan dampak kontribusi bagi pengembangan UMKM, bahkan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat di Maluku. 

Pelatihan Perpajakan

Selain mengembangkan produk inovasi untuk UMKM, Polnam juga turut membantu pengembangan UMKM dengan memberikan pelatihan bidang perpajakan. Hal ini mengingat, salah satu aspek yang harus diperhatikan para pelaku UMKM adalah bidang perpajakan.

“Pemenuhan kewajiban perpajakan merupakan salah satu kegiatan usaha yang ada kaitannya dengan kewajiban pembayaran pajak dan juga ada kaitannya dengan berbagai pilihan yang dilakukan untuk menyiasati agar ketentuan pajak tersebut dapat memaksimalkan laba yang ada di perusahaan,” kata Meydilisa Patty, ketua tim pelaksana Workshop Pemenuhan Kewajiban Perpajakan pada Entitas UMKM dari Jurusan Akuntansi, Polnam. (***)

*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022

Continue Reading

Trending