World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis (Foto : @vokasi.kemdikbud.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Sejumlah alumni dan mahasiswa perguruan tinggi vokasi (PTV) berhasil mengharumkan nama Indonesia dalam ajang World Skills Competition (WSC) 2024 di Lyon, Prancis. Lantas apa sebenarnya WSC dan bagaimana sejarahnya?
WSC merupakan kompetisi vokasi terbesar di dunia. Para peserta lomba adalah duta vokasi terbaik dari negaranya yang telah diseleksi melalui Lomba Kompetensi Siswa (LKS) atau sejenisnya dan ditunjuk sebagai perwakilan Competitor Worldskills dari negara mereka masing-masing.
Selain adu kompetensi terbaik tingkat dunia, Worldskills juga menjadi kendaraan untuk mencapai standar pelatihan vokasi, kejuruan, dan profil keterampilan di mata masyarakat. Ajang ini sekaligus mendorong kaum muda untuk menggeluti kompetensi di bidang vokasi.
Bermula dari Spanyol
Dilansir dari sejumlah sumber, sejarah WSC tidak lepas dari kebutuhan tenaga kerja terampil yang sangat besar di Spanyol pada tahun 1946. Setahun kemudian, pada tahun 1947 diselenggarakan kompetisi nasional pertama di Spanyol yang diikuti sekitar 4.000 peserta dari puluhan bidang lomba mekanik.
Kesuksesan kompetensi nasional di Spanyol pada 1947 tersebut kemudian mengilhami kompetensi serupa dalam cakupan yang lebih luas, yakni Kompetensi Iberia yang berlangsung pada 1950 di kota Madrid, Spanyol. Iberia sendiri merupakan kawasan yang terdiri atas beberapa negara, terletak di Semenanjung (Peninsula) Iberia. Kawasan ini terletak di sebelah barat daya Eropa.
Kompetisi yang diselenggarakan di Kota Madrid tersebut, kemudian tercatat menjadi event International Vocational Training Competition (IVTC) yang pertama kali. Jika awalnya peserta IVTC terbatas hanya sekitar 12 peserta, maka pada tahun 1953 atas undangan dari negara Spanyol, pemuda-pemuda dari Jerman, Inggris, Prancis, Maroko, dan Swiss turut serta untuk pertama kalinya sebagai peserta.
Selanjutnya, pada bulan Juni 1954 dibentuklah Dewan Organisasi (Organising Council) yang terdiri atas perwakilan resmi negara-negara peserta kompetisi. Dewan ini dibuat untuk menetapkan aturan-aturan kompetisi internasional. IVTC dikelola oleh organisasi yang bernama IVTO (International Vocational Training Organization).
Sampai dengan tahun 1976, semua biaya penyelenggaraan IVTC ditanggung oleh Spanyol, setelah itu baru ditawarkan ke beberapa negara untuk mengambil bagian. Pada era kepemimpinan Dr. Cees H. Beuk sebagai IVTO President (1992-1999), ia membuat desain penilaian yang kita kenal sebagai 500-mark system.
Pada era kepemimpinan Tjerk (Jack) Dusseldorp sebagai WorldSkills International President (1999-2011), IVTC kemudian berubah menjadi WorldSkills Competition.Secara garis besar keterampilan yang dikompetisikan dalam WorldSkills Competition meliputi Construction and Building Technology, Creative Arts and Fashion, Information and Communication Technology, Manufacturing and Engineering Technology, Social and Personal Services dan Transportation and Logistics.
Keikutsertaan Indonesia sendiri dimulai pada World Skills Competition 2005 yang diselenggarakan di Helsinki Finlandia. Saat itu Indonesia mengikuti 4 bidang lomba. Seiring berjalannya waktu, bidang lomba yang diikuti terus meningkat. Pada 2024, Indonesia mengikuti 11 bidang lomba kejuruan yang terdiri atas bidang IT Network Systems Administration, Electronics, Refrigeration and Air Conditioning, Industrial Control, Restaurant Service, Autonomous Mobile Robotics, Hairdressing, Mechatronics, Industry 4.0, Heavy Vehicle Technology, dan Rail Vehicle Technology dengan 11 expert, 15 competitor, dan didampingi oleh para technical delegate, technical delegates assistants, official delegate, serta member observer dari lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (***)
*Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek 2022