Ekonomi

Pertamina Sesuaikan Harga LPG Nonsubsidi Secara Berkala

Published

on

LPG  non-subsidi rumah tangga (Foto : @www.pertamina.com)

Jakarta, goindonesia.co – PT Pertamina (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor migas berkomitmen untuk menyediakan energi untuk seluruh masyarakat Indonesia, termasuk penyediaan Liquefied Petroleum Gas (LPG). Untuk penentuan harga LPG non-public service obligation (NPSO) atau non-subsidi,  Pertamina  secara  berkala  melakukan  evaluasi  harga pasar berdasarkan harga LPG internasional. 

Vice President Corporate Communication  Pertamina  Fadjar  Djoko  Santoso  mengatakan  bahwa penentuan harga LPG Non- Subsidi  menjadi  kewenangan  badan usaha  dengan  mengacu tren dan mekanisme harga Contract Price Aramco (CP Aramco). 

“Dalam kurun waktu terakhir, tren harga CP Aramco mengalami  penurunan,  sehingga  Pertamina turut melakukan penyesuaian berupa penurunan harga untuk LPG non-subsidi 5,5 kg dan 12 kg. Untuk produk non subsidi prinsipnya menyesuaikan harga pasar,” ujar Fadjar.

Sebelumnya, per 26 Juni 2023,  Pertamina telah  melakukan penyesuaian harga  LPG  nonsubsidi rumah tangga, yakni LPG 5,5 kg dan LPG 12 kg. Untuk produk Bright Gas 5,5 kg, harga isi ulang mengalami penurunan sebesar Rp 4.000 per tabung. Sedangkan  untuk isi ulang produk Bright Gas 12 kg juga turunsebesar Rp 9.000 per tabung  menjadi  Rp 204.000 per tabung dari sebelumnya Rp 213.000.

Sementara itu, Fadjar menjelaskan bahwa harga LPG Bersubsudi tidak mengalami perubahan. Adapun untuk penetapan harga patokan LPG 3 kg atau LPG bersubsidi menjadi kewenangan  pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal ini  sesuai dengan Keputusan  Menteri  ESDM  Nomor 253.K/12/MEM/2020 tentang Harga  Patokan Liquefied Petroleum Gas Tabung 3 Kilogram.

Sehingga, sebagai badan usaha yang ditunjuk mendistribusikan LPG Subsidi 3 kg,  Pertamina siap menjalankan arahan dan kebijakan Pemerintah.  

Adapun untuk mengatur Harga Eceran Tertinggi (HET) LPG 3 Kg,  pemerintah daerah (pemda)  dalam hal ini memiliki kewenangan di setiap Provinsi, Kabupaten maupun kota. Hal tersebut juga diatur oleh Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2009, tentang Penyediaan dan Pendistribusian LPG. Menurut pasal 24 ayat (4) dalam peraturan tersebut disebutkan HET menyesuaikan kondisi daerah, daya beli masyarakat, dan margin yang wajar. 

Pertamina imbuh Fadjar, senantiasa mensosialisasikan imbauan penggunaan subsidi tepat sasaran khususnya dalam hal ini LPG 3 Kg yang ditujukan untuk masyarakat yang berhak.  Pertamina juga melakukan uji coba penyaluran LPG 3 kg dengan menggunakan KTP agar lebih tepat sasaran. 

Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak  langsung  pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).  Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini  bisnis dan operasi Pertamina. (***)

*@www.pertamina.com

Trending

Exit mobile version