Ekonomi

Menparekraf Belanja Kursi Eceng Gondok di Ponpes Bina Madani Putri Magelang

Published

on

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno belanja kursi berbahan dasar eceng gondok dan kayu rotan di Ponpes Bina Madani Putri Magelang sebagai upaya mendukung promosi produk UMKM serta langsung duduk di kursi tersebut untuk menguji kualitas produknya, Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an dan Bahasa Arab Bina Madani Putri, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, (21/7/2023). (Dokumentasi : @kemenparekraf.go.id)

Magelang, goindonesia.co – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno belanja kursi berbahan dasar eceng gondok dan kayu rotan di Ponpes Bina Madani Putri Magelang sebagai upaya mendukung promosi produk UMKM.

“Eceng gondok ini ternyata bisa dijadikan furnitur berbagai jenis kursi. Ini juga bisa dipasarkan lantaran menggunakan prinsip berkelanjutan lingkungan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat hadir di Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an dan Bahasa Arab Bina Madani Putri, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, Jumat (21/7/2023).

Sandiaga pun sempat mencoba langsung duduk di kursi tersebut untuk menguji kualitas produk dari usaha yang dikembangkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Bina Madani, K.H Masrur Syamhari. Menparekraf sekaligus mendorong agar usaha Ponpes itu onboarding digital melalui aplikasi belanja online yang dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP) yang menyediakan berbagai macam produk dari berbagai komoditas yang dibutuhkan oleh pemerintah.

“Kursinya nyaman. Boleh kita beli beberapa set untuk di rumah. Ini juga bisa kita dorong untuk masuk LKPP untuk e-catalog,” katanya.

Sementara itu, Marketing Manager PT Indigo Mandiri Sejahtera Heri Cahyo selaku produsen kursi eceng gondok mengaku senang produknya bisa dibeli oleh orang nomor satu di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.

“Saya bangga sekali, kita itu manufaktur dan eksportir karena 90 persen produk yang kita buat itu diekspor. Senang banget Pak Menteri support kami apalagi sampai beli beberapa set untuk pemakaian pribadi. Untuk harga satu kursinya sekitar 125 dolar AS untuk diekspor. Saya lebih hafal harga ekspor ketimbang harga lokal, karena 90 persen produk kami itu diekspor ke Amerika, Australia, dan Eropa,” katanya.

Heri juga menceritakan, usaha yang dimiliki K.H Masrur Syamhari sendiri merupakan perusahaan yang fokus membuat furnitur, tempat tidur, meja, bangku, dan sofa yang terbuat dari rotan baik yang orisinil asli maupun sintetik dari plastik kualitas ekspor.

Perusahaan ini tidak semata profit oriented, melainkan setiap keuntungan perusahaan untuk pengembangan Pesantren Tahfidz Al-Quran Bina Madani yang ada di Ciawi dan Magelang yang jumlah santrinya sebanyak 800 orang.

“Dalam sebulan, bisa sampai 20 kontainer rotan dikirim ke mancanegara. Keuntungan dari penjualan disalurkan untuk pengembangan Pondok Tahfidz Al-Qur’an Bina Madani Purti,” ujarnya.

Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga Direktur Aplikasi, Permainan, Televisi dan Radio, Kemenparekraf/Baparekraf Iman Santosa. (***)

*Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf RI

Trending

Exit mobile version