Mendag Zulkifli Hasan dalam acara Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada Kamis (2/3) (Dokumentasi : Biro Humas Kemendag, @www.kemendag.go.id)
Bandar Lampung, goindonesia.co – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia. Komitmen diwujudkan dengan membangun ekosistem pemberdayaan UMKM melalui bantuan permodalan, kolaborasi UMKM dengan ritel modern, dan lokapasar (marketplace).
Penegasan disampaikan Mendag Zulkifli Hasan dalam acara Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada Kamis (2/3). “UMKM harus menjadi prioritas utama karena negara bisa maju karena UMKM yang berkembang,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Untuk itu, lanjutnya, ekosistem UMKM harus dibangun melalui kolaborasi. Untuk permodalan dapat bekerja sama dengan perbankan seperti BRI. Sedangkan untuk UMKM berorientasi ekspor ada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Dari sisi pemasaran dan logistik, UMKM dapat bekerja sama dengan ritel modern dengan kerja sama yang saling menguntungkan.
“Dengan kolaborasi dan kerja sama ekosistem dapat terbentuk lebih cepat,”imbuh Mendag ZulkifliHasan.
Mendag Zulkifli Hasan menambahkan, UMKM harus masuk dalam ekosistem digital dengan bekerja sama dengan marketplace. Aplikator marketplacedapat melatih UMKM, di antaranya dengan pelatihan untuk meningkatkan kualitas tampilan kemasan agar lebih menarik.
“Misalnya, keripik pisang dikemas bagus agar tidak kalah dengan buatan luar negeri,”tandas Mendag Zulkifli Hasan.
Menurut Mendag Zulkifli Hasan, kegiatan UMKM merupakan 70 persen aktivitas ekonomi Indonesia. UMKM mampu menyerap 117 juta pekerja atau 90 persen dari total tenaga kerja.”UMKM mampu menyerap lebih dari 90 persen tenaga kerja di Indonesia,”lanjut Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan berharap dukungan semua pihak untuk kemajuan UMKM. “Jika ekosistem UMKM terbentuk, tidak ada yang rugi. UMKM berkembang, ritel modern, perbankan dan pembiayaan, serta marketplace juga berkembang. Jika semua berkembang, rakyat menjadi makmur sehingga negara semakin maju,”tutup Mendag Zulkifli Hasan.
UMKM memiliki kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebanyak 65,46 juta UMKM Indonesia telah berkontribusi terhadap 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB). Selain itu, UMKM toko/warung tradisional juga menjadi kekuatan ekonomi rakyat paling riil dan sangat berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan kemajuan ekonomi nasional.
Berdasarkan data dari Eruromonitor pada 2021, dari 3,61 juta ritel yang ada di Indonesia, 3,57 juta di antaranya berbentuk toko/warung tradisional. Toko/warung tradisional berperan strategis dalam mendorong konsumsi rumah tangga yang memiliki kontribusi terbesar 51,67 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara lain sepertiSingapura, Thailand, Vietnam, dan Tiongkok yaitu sekitar 15,6 persen. (***)
(Sumber : Biro Humas Kemendag, @www.kemendag.go.id)