Connect with us

Berita

Webinar Mappilu-PWI dan KPU: Menilik Tata Cara Pelaksanaan Pemilu 2024

Published

on

Webinar bertajuk “Tata Cara Pelaksanaan Pemilu 2024 Baru” (Foto : Istimewa)

Jakarta, goindonesia.co — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) menggelar webinar bertajuk “Tata Cara Pelaksanaan Pemilu 2024 Baru”, Rabu (5/4/2023).

Acara dimulai pukul 13.00 dengan menghadirkan narasumber Komisioner KPU August Mellaz yang mewakili Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hayim Asy’ari yang berhalangan hadir. Webinar ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Umum PWI Pusat, Atal S Depari.

Bertindak sebagai moderator dalam webinar ini adalah Dr Suprapto Sastro Atmodjo yang juga selaku Ketua Mappilu-PWI. Acara ini juga dihadiri oleh pengurus PWI dan pengurus Mappilu di seluruh Indonesia, baik daring maupun luring.

Dalam pembukaannya, moderator mengatakan bahwa peran media sangat menentukan karena di Pemilu 2024 nanti masyarakat akan memilih sekitar 20.046 anggota DPR/DPRD, 152 anggota DPD, serta Presiden dan Wakil Presiden. “Sementara di sisi lain kita tahu bahwa ruang-ruang publik akan riuh terkait Pemilu ini,” ujar Suprapto.

“Suara-suara miring tentang Pemilu juga sudah bermunculan, sampai kemudian muncul putusan dari pengadilan negeri yang meminta Pemilu ditunda. Terlepas bahwa pimpinan di pemerintahan, kepolisian, dan pejabat negara lain mengatakan bahwa pemilu jalan terus, putusan pengadilan juga harus dihormati. Sehingga ada proses hukum sedang berjalan dan mudah-mudahan ada putusan lebih tinggi sehingga semua berjalan sesuai rencana,” katanya.

Sementara August Mellaz saat menyampaikan materinya mengatakan bahwa dalam Peraturan KPU No 3 Tahun 2022 ada 11 tahapan Pemilu yang harus dituangkan dalam Peraturan KPU tentang program, jadwal, dan tahapan Pemilu.

“Ada yang sudah, sedang berjalan dan akan berjalan. Nah tanggal 5 April 2023 ini, kebetulan, secara serentak di setiap kabupaten/kota akan ada penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS). Ini berlaku di seluruh Indonesia, di 514 kabupaten/kota,” kata August.

Sementara di sisi kepesertaan Pemilu, sudah ditetapkan 18 parpol di tingkat nasional dan 6 parpol di tingkat lokal (Aceh).

“Saat ini kalau dilihat dinamikanya, bagaimanapun juga sudah dikonsumsi publik, yakni terkait dengan putusan terhadap Partai Prima. KPU tidak akan mengomentari soal putusan dari lembaga peradilan terhadap hal itu,” katanya.

Namun suka tidak suka, katanya, KPU wajib menghormatinya. Tinggal bagaimana KPU menggunakan ruang geraknya. Misalnya melakukan banding atas putusan tersebut, kalau misalnya, KPU tidak bersepakat akan hal itu.

“Dan ini kami lakukan, termasuk memori tambahannya, termasuk meminta kepada Ketua pengadilan untuk menahan dulu putusan yang sifatnya serta merta, mengingat dampaknya terhadap yang lain,” ujarnya.

Terakhir putusan dari Bawaslu atas tindak lanjut dari putusan pengadilan negeri. Kita dinyatakan oleh Bawaslu ada pelanggaran administratif dan kemudian dilakukan perbaikan.

Dan dilihat dari tenggat waktunya, sampai nanti tanggal 21 April sudah harus diputuskan apakah Partai Prima ditetapkan jadi peserta Pemilu atau tidak memenuhi persyaratan administrasi.

Kemudian, pada tanggal 1-14 Mei nanti, akan ada pencalonan untuk anggota DPR dan DPRD. Untuk pencalonan anggota DPD saat ini untuk pendaftaran calon.

“Kita memproyeksikan sebanyak 204.559.713 pemilih, ini data yang akan kita mutakhirkan. Sekitar 40 persen akan didominasi usia di atas 40 tahun, di bawah 17 atau pemilih pemula 500.000-an. Nanti juga akan kita definitifkan,” katanya.

Sedangkan kelompok usia 17-30 tahun, jumlahnya 30 persen-an dari total populasi. Sementara usia 17-40 tahun sekitar 55 persen. “Nah ini yang perilakunya berbeda sehingga respon kelembagaannya juga berbeda,” kata August.

Yang sekarang berlangsung adalah tahapan pencalonan DPD. Untuk ini ada dua hal, yakni yang pertama cara pencalonan, berdasarkan jumlah KTP dukungan. Termasuk kalau nanti memenuhi persyaratan atau tidak.

Yang lainnya, adalah syarat orang itu sebagai calon anggota DPD, antara lain bebas dari hukuman, yang ancaman pidananya lima tahun dan itu sudah lima tahun (dijalani).

Kata August, bisa jadi syarat dukungannya memenuhi persyaratan, tetapi begitu syarat pasca putusan MK sudah keluar saat pendaftaran berjalan dan dia belum selesai atau menuntaskan hukuman lima tahun, bisa jadi calonnya ini yang tidak memenuhi syarat maju jadi anggota DPD.

Ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Sebagian akhirnya mundur, meski sudah kerja ngumpulin bukti dukungan.

Saat ini ada 1.034 calon DPD dari 38 provinsi yang mengajukan ingin mendaftarkan diri, kita periksa lagi persyaratannya.

Saat ini KPU tengah mengajukan banding atas putusan Pengadilan Negeri jakarta Pusat terhadap gugatan Partai Prima.

“Partai Prima di saat yang sama mengajukan PK di PTUN dan kami menjalankan putusan dari Bawaslu atas dugaan pelanggaran administrasi dari Partai Prima.

Saat ini, kata August posisinya adalah melakukan verifikasi faktual kepengurusan di lapangan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Dan kalau nanti memenuhi syarat dari sisi administrasi, verifikasi administrasi, maka akan dilanjutkan dengan verifikasi faktual terkait keanggotaan, termasuk nanti potensi-potensi perbaikannya. Dan kalau sesuai tenggat waktu, maka tanggal 21 April sudah bisa definitif.

Dalam satu kesempatan, August pernah mengutip hasil survei sebuah lembaga survei yakni bahwa tingkat kepercayaan kaum milenial terhadap partai politik masih rendah, yakni hanya 37 persen.

Ini harus kita baca sebagai satu problem sendiri. Tantangan bagi KPU bagaimana memberi penjelasan kepada pemilih, tidak terbatas pada tahapan-tahapan Pemilu tapi juga bagaimana anak-anak muda ini terdaftar sebagai pemilih.

Yang paling penting adalah membantu anak-anak muda untuk memastikan mengapa pemilu itu penting. Oleh karena itu selain penyelenggara, mereka juga harus dibaca oleh partai politik.

Bagaimanapun juga kalau kita lihat kalau misalnya 37 persen-an dari data yang ada kepercayaannya ke parpol anggaplah rendah, menjadi tantangan tersendiri.

Padahal dari data survei yang ada, concern anak-anak muda terhadap masa depannya manifes. “Contohnya, mereka nggak concern ke urusan pemilu atak nggak pemilunya, tapi concern mereka akan tantangan masa depan tentang pekerjaan, tentang kesehatan, tentang isu lingkungan hidup, energi terbarukan, itu semua pada akhirnya menjadi problem-problem politik,” ujar August.

Yang mana, lanjutnya, hal itu semua akan bergantung pada saat Pemilu 2024. Concern-concern aspirasi anak muda dirumuskan tidak dalam kebijakan dan program kemudian dalam kampanye dan kemudian nanti pascapemilu 2024 ketika orang-orang yang duduk di lembaga politik terpilih itu kemudian jadi program nasional, misalnya dalam konteks kebijakan maupun penyusunan undang-undang. Nah ini sebenarnya menjadi PR kita bersama. Saya kira KPU punya PR untuk menjawab kebutuhan itu.

Kekecewaan Generasi Z

Dalam kesempatan itu, moderator mengaitkan soal kekecewaan anak-anak muda saat Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 dengan dunia politik. Dalam hal ini bagaimana merangkul mereka kembali agar mau, misalnya, ikut serta dalam Pemilu mendatang.

August Melasz menjawab bahwa KPU tidak akan masuk ke dalam ranah tersebut. Tapi bagaimana merangkul anak-anak muda agar berpartisipasi dalam pesta politik mendatang adalah sebuah tantangan tersendiri.

Tentunya KPU akan menggunakan saluran-saluran yang biasa dipakai anak muda untuk berinteraksi, semisal stand up comedy atau masuk ke komunitas-komunitas anak muda agar tingkat kepercayaan mereka terhadap partai politik meningkat.

Begitu juga dengan pemanfaatan sistem teknologi informasi terkini untuk mempermudah kerja KPU. August menceritakan adanya sistem informasi seperti misalnya untuk pendaftaran calon anggota DPD, dan sebagainya. (***)

Continue Reading
Advertisement Berita Vaksin Penting

Berita

Sambut Haornas 2024, Kemenpora Gelar Pesta Prestasi Bertemakan Fun And Fit Test

Published

on

Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) kembali menggelar Pesta Prestasi. Kegiatan kali ketujuh ini mengangkat tema: Fun And Fit Test dengan menghadirkan berbagai macam komunitas.(Foto: Andre/@kemenpora.go.id)

Jakarta, goindonesia.co : Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) kembali menggelar Pesta Prestasi. Kegiatan kali ketujuh ini mengangkat tema: Fun And Fit Test dengan menghadirkan berbagai macam komunitas.

Pesta Prestasi digelar di Plaza Kemenpora, Senayan, Jakarta, Sabtu (7/9). Acara tersebut dilaksanakan sekaligus menyambut Hari Olahraga Nasional (Haornas) yang diperingati setiap 9 September. 

“Kegiatan Pesta Prestasi ini dilakukan juga sekalian  dalam rangka untuk menyambut Hari Olahraga Nasional,” ujar Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda Kemenpora, Tri Winarno. 

Asdep Tri bilang, sejatinya program Kemenpora ini dibuat untuk memberi ruang kepada pemuda-pemudi yang memiliki minat dan bakat. Segala bentuk potensi dan kreativitas yang dimiliki diharap bisa menjadi inspirasi pemuda lainnya.

“Kemenpora berkomitmen untuk terus memberi akses yang seluas-luasnya bagi pemuda yang punya beragam inovasi. Jadi disini mereka hadir untuk membangun jaringan dan bertukar pikiran, bahkan bisa menjadi inspirasi bagi yang lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Asdep Tri juga mengajak berbagai komunitas yang ada di wilayah Jabodetabek untuk turut meramaikan Pesta Prestasi. “Mari bergabung dan tunjukkan inovasi serta kreativitas Anda. Jadi lah inspirasi untuk semua,” tambahnya. 

Sementara itu, salah satu pengunjung yang hadir, Khanif Idris mengaku senang bisa datang di kegiatan Pesta Prestasi. Dia tampak menemani anaknya yang tengah asyik berolahraga pushbike.

“Kemari (hadir di Pesta Prestasi) mengisi waktu luang dan kebetulan ada berbagai macam talkshow komunitas yang sangat bagus. Sekalian juga mengajak anak untuk berolahraga main pushbike, biar semakin produktif,” sebut Khanif. 

Seperti diketahui, Pesta Prestasi kali ini mengundang berbagai macam komunitas seperti, The Sixties, Feetmotion, Ayo Motret, Guna Ulang, Clay Cafe, Arcanum, dan lainnya. (***)

*KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

Continue Reading

Berita

Ada Misteri Dalam Proses Kreatif Menulis Jurnalistik

Published

on

Kegiatan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang difasilitasi Dewan Pers di Merauke, Provinsi Papua Selatan (Foto : @pwi.or.id)

Merauke, goindonesia.co – Dalam proses kreatif menulis jurnalistik selalu ada misteri yang sulit dijelaskan. Tetapi misteri itu bisa dirasakan.

Demikian penjelasan Mohammad Nasir penguji Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang difasilitasi Dewan Pers di Merauke, Provinsi Papua Selatan, Sabtu (7/9/2024). 

Uji kompetensi tersebut diikuti oleh peserta dari Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan LUKW Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama). 

UKW dibuka dan ditutup oleh Anggota Dewan Pers Paulus Tri Agung Kristanto yang juga Ketua Komisi Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi Dewan Pers. 

“Kami, PWI berterima kasih kepada Dewan Pers yang telah memberi kesempatan UKW di Merauke, Papua Selatan,” ujar penguji UKW Sayid Iskandarsyah yang mewakili PWI Pusat saat acara penutupan UKW yang berlangsung 6-7 September, 2024. 

Misteri dalam Waktu dan Tempat

Menurut Nasir yang sedang menguji mata uji menyunting atau mengedit berita tulisan sendiri, peserta uji jangan mengira berita yang sudah ditulis sendiri tidak bisa diedit. 

Setiap editor yang membacanya akan menemukan bagian yang perlu disunting supaya tulisan menjadi lebih baik. 

“Walaupun tulisan sendiri kalau dibaca ulang, pasti ada yang perlu diedit, diperbaiki. Hasilnya harus lebih baik. Mari kita temukan,” pinta Nasir kepada peserta UKW.

Perbaikan bisa dilakukan pada pemilihan kata, struktur kalimat, logika bahasa, memperkaya tulisan dengan pengamatan, dan referensi. 

“Letak misterinya di mana? Di sini kita bisa merasakan,” kata Nasir, mantan wartawan Harian Kompas (1989- 2018) yang juga aktif di jajaran kepengurusan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.

Ketika kita menulis berita di rumah misalnya, lalu tulisannya kita bawa ke redaksi atau ke tempat lain dan dibaca kembali, kita akan merasa ada bagian tulisan yang kurang pas dan perlu diedit.

Begitu juga ketika dibaca ulang sendiri pada waktu berbeda, mungkin terbesit pikiran  untuk mengubah tulisan, karena ada yang perlu diubah. 

Misalnya tulisan jurnalistik ditulis tengah malam, ketika dibaca kembali siang hari, kadang-kadang diperlukan perubahan, atau editing.

“Beda waktu, beda tempat, beda pikiran, beda tulisan. Di sinilah letak misteri menulis,” tutur Nasir. 

“Mungkin sudut pandang tulisannya kurang tepat, pemilihan kata kurang pas, atau ada informasi yang perlu ditambahkan. Bahkan kadang-kadang tulisan dirombak total,” kata Nasir yang tengah menguji di kelas peserta dari Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (LUKW) Universitas Prof Dr Moestopo (Beragama).

Semua Kompeten 

Penguji UKW yang mewakili LUKW PWI Pusat Sayid Iskandarsyah, dalam laporannya mengatakan, peserta UKW dari LUKW sebanyak 17 orang dinyatakan kompeten dalam UKW tersebut. 

Demikian juga 10 peserta yang mengikuti ujian melalui LUKW Universitas Prof Dr Moestopo dengan penguji M Nasir dan Makali Kumar dinyatakan lulus semua. 

Paulus Tri Agung Kristanto, anggota Dewan Pers berpesan kepada para peserta yang telah dinyatakan kompeten, harus belajar dan belajar untuk mendalami berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk menunjang profesi wartawan.  (***)

*PWI

Continue Reading

Berita

Menpora Dito Apresiasi 4000 Anak Muda Hadir di Indonesia Youth Sustainability Forum 2024

Published

on

Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme ribuan anak muda yang menghadiri Indonesia Youth Sustainability Forum 2024 di Sanctuary Auditorium, Menara Kuningan, Jakarta (Foto: Andre/ @www.kemenpora.go.id)

Jakarta, goindonesia.co : Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo, memberikan apresiasi tinggi atas antusiasme ribuan anak muda yang menghadiri Indonesia Youth Sustainability Forum 2024 di Sanctuary Auditorium, Menara Kuningan, Jakarta,  Sabtu (7/9).

“Kami sangat mengapresiasi acara ini, dimana yang hadir hari ini 4.000 pemuda, termasuk di dalamnya mahasiswa dan juga para pelaku yang berperan penting di sektor keberlanjutan, terutama energi bersih,” ujar Menpora Dito dalam sambutannya.

Menurut Menpora Dito kehadiran para anak muda ini menunjukkan kepedulian mereka terhadap isu keberlanjutan. Dan ini menjadi langkah penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa.

“Hari ini anak muda kita mungkin belum sepenuhnya terlibat efektif dalam pembangunan berkelanjutan. Namun, mereka adalah generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan di berbagai sektor, baik di bidang industri, pembuat kebijakan, maupun di berbagai sektor lainnya,” ujar Menpora  Dito.

“Dan saya berharap para anak muda  yang hadir mendapat inspirasi dari diskusi dan interaksi yang berlangsung, sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan, terutama terkait perubahan iklim yang semakin tak terhindarkan,” tambahnya. 

Menurutnya, perubahan iklim adalah masa depan dunia dan Indonesia. Mereka sebagai generasi muda harus mulai membiasakan diri agar di masa depan bisa bersaing dan menjadi pemimpin, baik di tingkat nasional maupun global.

Menpora Dito juga menegaskan komitmennya dalam mendukung upaya-upaya keberlanjutan. Ia menyebutkan dua program Kemenpora terkait isu lingkungan dan pembangunan berkelanjutan yaitu Collabs Rangers dan Klub Berkawan.

Menurutnya, program-program ini diharapkan dapat mendorong kesadaran  kalangan generasi muda di sektor lingkungan.

“Saya yakin dengan adanya 4.000 penggerak muda ini, Indonesia bisa menjadi negara yang lebih bersih dan maju. Kami di Kemenpora siap mendukung acara-acara seperti ini, karena isu-isu lingkungan sangat penting untuk masa depan kita bersama,” tutur Menpora Dito. 

Lebih lanjut, Menpora Dito menyampaikan bahwa, forum-forum seperti ini sangat relevan dalam konteks transformasi menuju energi bersih dan masa depan yang lebih hijau.

“Saya yakin, acara seperti ini harus terus diadakan, karena ini adalah bagian dari persiapan kita untuk memastikan masa depan Indonesia yang lebih bersih dan berkelanjutan,” ujar Dito.

Di akhir sambutannya, Menpora  Dito mengucapkan terima kasih kepada Anindya N. Bakrie, selaku Founder & Chairman Bakrie Center Foundation, yang telah mendukung dan menginisiasi acara ini.

“Terima kasih kepada Bakrie Foundation atas dukungannya. Meskipun topik terkait keberlanjutan sering dianggap berat oleh kalangan anak muda, tapi tetap harus dihadapi, karena generasi muda kita harus dipersiapkan untuk peran mereka di masa depan dalam menjaga keberlangsungan negara kita dalam menghadapi transformasi energi global menuju energi bersih,” pungkasnya. (***)

*KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

Continue Reading

Trending