Direktur Utama Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya Arief Nasruddin saat acara talkshow di Balai Kota DKI, Rabu (9/3/2022). [Suara.com/Fakhri Fuadi]
Jakarta, goindonesia.co – Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya mencatatkan tingkat kehilangan air atau non-revenue water (NRW) dari jaringan air bersih di Jakarta masih di angka 46,67 persen. Hal ini terjadi karena adanya pipa bocor karena rusak dan tua, hingga sambungan ilegal.
Keterangan tersebut disampaikan Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasrudin. Ia mengatakan, karena NRW yang masih tinggi ini, pihaknya mengalami kerugian hingga mencapai Rp2,5 triliun per tahun.
“Jadi, 46 persen NRW ini, kehilangan air dalam setahun, angkanya (kerugian) tahu enggak berapa? Secara ekuivalen rupiah (peesentase NRW 46,67 persen) bisa mencapai Rp 2,5 triliun rupiah,” ujar Arief di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/3/2023).
Karena masalah NRW ini, pihaknya berencana melakukan revitalisasi pada seluruh jaringan pipa di Jakarta. Untuk saat ini, ia masih melakukan pengkajian bersama jajarannya.
Namun, ia meyakini salah satu masalah yang akan mencuat adalah revitalisasi pipa akan mengganggu kenyamanan masyarakat, seperti kemacetan karena galian proyek. Karena itu, ia memfokuskan untuk pengerjaan pada pembuatan pipa baru lebih dulu.
“Jadi saat ini saya akan coba memfokuskan membangun pipa yang baru dulu. Kalau enggak lalu lintasnya akan padat luar biasa, kemacetan, gara-gara pembangunan pipa yang sangat panjang,” jelasnya.
Sebagai solusi jangka pendek pada masalah NRW ini, pihaknya akan menggencarkan deteksi kebocoran air pada jaringan pipa. (***)
*Suara.com, @www.suara.com