Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti dan CEO Global Environment Facility Carlos Manuel Rodriguez (Dokumentasi : @www.ekon.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Pemerintah terus berupaya memacu berbagai agenda penting guna mengatasi tantangan global mulai dari peningkatan daya saing industri dan perluasan iklim investasi, mitigasi pengaruh perubahan iklim, hingga penguatan sistem ketahanan pangan dan energi.
Dalam penguatan sistem ketahanan pangan, Pemerintah telah meluncurkan proyek FOLUR (Food Systems, Land Use, and Restoration) yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, tepatnya di Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura.
Proyek FOLUR yang merupakan proyek nasional ini dilaksanakan atas kerja sama Kemenko Perekonomian, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta UNDP dan FAO dengan dukungan pendanaan dari Global Environment Facility (GEF).
Sebagai informasi, GEF merupakan lembaga pendanaan yang dibentuk sejak tahun 1991 yang berfungsi untuk menggalang kerja sama internasional dalam mengatasi ancaman lingkungan global dan proyek FOLUR adalah bagian dari GEF-7 (bantuan pendanaan dari GEF siklus ke-7).
Proyek FOLUR sebagai bagian dari bantuan pendanaan GEF-7 mengikuti exhibition The GEF-8 Asia-Pacific Workshop (APW) on Integrated Programs yang diselenggarakan oleh GEF Secretariat, di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, pada tanggal 10 – 12 Januari 2023.
Exhibition tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari Learning Day Event dalam rangka berbagi pengetahuan dan praktik terbaik pelaksanaan proyek GEF di negara Asia Pasifik, khususnya untuk mempererat South-South Collaboration. Peserta yang hadir dalam pertemuan The GEF-8 Asia Pacific Workshop (APW) berjumlah sekitar 200 orang yang berasal dari 29 negara di Asia dan Pasific.
Pada hari pertama exhibition, Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Yuli Sri Wilanti selaku National Project Director FOLUR menerima kunjungan Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong, CEO Global Environment Facility Carlos Manuel Rodriguez, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Laksmi Dhewanti selaku GEF Operational Focal Point Indonesia, Head of Environment Unit UNDP Indonesia Aretha Aprilia, dan delegasi dari Kementerian/Lembaga yang menangani lingkungan hidup di Asia Pasifik dan tim GEF Global dari Washington DC.
Adapun tujuan dari implementasi proyek FOLUR yakni mendukung transformasi pengelolaan sistem pangan dan lanskap berbasis kelapa sawit, kakao, kopi, dan beras di Indonesia untuk berbagai manfaat lingkungan. Cakupan proyek FOLUR meliputi 6 aspek, yakni pertanian berkelanjutan, pemulihan lahan dan hutan, peran penting sektor swasta, inklusi gender, penguatan petani kecil, dan rantai nilai berkelanjutan.
Tidak hanya berbagi pengetahuan seputar Proyek FOLUR, setiap delegasi yang mengunjungi booth juga turut berpartisipasi dalam keseruan fun quiz sebagai bagian dari knowledge management. Mereka juga mendapatkan informasi singkat terkait komoditas yang menjadi target FOLUR yaitu kopi, sawit, coklat dan padi sekaligus produk yang dihasilkan dari lokasi yang akan menjadi lokus kegiatan FOLUR seperti Kabupaten Aceh Tengah dan Mandailing Natal. (***)
(Sumber : KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA, @www.ekon.go.id)