Berita

Tentang Flood Control System DKI, Juara Tingkat Dunia yang Dipamerkan Anies

Published

on

Gubernur DKI Anies Baswedan memamerkan sistem pengendalian banjir (flood control system) yang menjadi juara tingkat dunia. (Foto: dok. Instagram Anies Baswedan)

Jakarta, goindonesia.co – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan sistem pengendalian banjir (flood control system) yang menjadi juara tingkat dunia. Sistem ini mengungguli empat finalis lain.
Sistem ini dinilai dapat membantu memprediksi potensi bencana sebelum terjadi dan mengoptimalkan pengendalian ketika terjadi bencana banjir.

Flood control system menjadi juara pada ajang penghargaan The World Summit on the Information Society (WSIS). Penghargaan diberikan di Jenewa, Swiss, pada Selasa (31/5).

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania, menjelaskan Jakarta dengan inovasi flood control system menjadi juara pertama pada kategori AL C7. ICT applications: E-science di ajang WSIS Prizes 2022.

“Dengan membangun sistem ini, kami bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan situasi bencana, mempercepat respons terhadap penanggulangan bencana berbasis sistem, mempersiapkan kondisi darurat banjir, dan melakukan pemantauan secara real-time,” kata Atika dalam pidato setelah menerima penghargaan seperti dilansir situs Pemprov DKI, Kamis (2/6/2022).

Sistem ini dibangun dengan melibatkan Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan DKI Jakarta, Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah DKI Jakarta, BLUD Jakarta Smart City, PT XL Axiata, dan SAS Institute.

Soal Flood Control System

Flood control system dikembangkan dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan risiko banjir di Jakarta. Sistem ini memungkinkan pendeteksian titik-titik banjir, sehingga informasi dan penanganan bencana dapat dimitigasi dan ditangani dengan lebih cepat, akurat, dan terdata.

Sistem ini bekerja dengan mengumpulkan data historis sensor (level air, getaran, suhu) dan CCTV. Data yang dimaksud dihimpun oleh sensor dan Internet of Things (IoT) yang diletakkan di 178 lokasi yang terdiri dari sensor tinggi permukaan air, sensor arus air, sensor curah hujan, sensor getaran pompa, dan sensor pengukur temperatur pompa.

Lalu, data diintegrasikan ke dalam satu platform dan flood control system akan melakukan analisis untuk menghasilkan informasi mengenai kondisi, potensi, serta prediksi, sehingga bisa memberikan solusi penanganan banjir di Jakarta.

Dijelaskan, data ini juga akan menjadi aset dan sumber info bagi pemerintah untuk pengambilan keputusan terkait penanganan banjir di Jakarta. Dengan kebijakan berdasarkan data, upaya pencegahan dan penanganan banjir akan lebih efektif serta tepat sasaran. Sistem ini juga diharapkan dapat memberikan pemantauan banjir yang terkini, mempercepat respons pemerintah, dan meningkatkan kesadaran masyarakat.

Sistem ini memiliki tiga aspek dalam pengembangan Sistem Pengendalian Banjir yang Prediktif dan Cerdas di Jakarta, yaitu:
1. Sensing (mendeteksi), mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sensor yang terpasang di lapangan;
2. Understanding (memahami), mengelola data menjadi informasi dengan menggunakan machine learning dan artificial intelligence; dan
3. Acting (bertindak), mencitrakan informasi dalam dasbor terpusat untuk digunakan dalam pengambilan keputusan oleh jajaran pengendali banjir di Pemprov DKI dan sebagai peringatan dini kepada masyarakat.

Sebelumnya, Jakarta juga pernah menjadi Champion Project dalam ajang WSIS Prizes 2021 dengan aplikasi JAKI dalam kategori AL C7. E-Government. (***)

Trending

Exit mobile version