Wakil Sekretaris Jenderal MUI Kiai Haji Abdul Manan Ghani saat memberikan sambutan di acara dialog antarumat beragam bertajuk “Berbagi Good Practices dalam Pengembangan Toleransi Agama Menghadapi Perbedaan Pilihan Politik Pemilu 2024” , Jakarta (Foto : @mui.or.id)
Jakarta, goindonesia.co – Komisi Kerukunan Umat Beragama – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar dialog antarumat beragam bertajuk “Berbagi Good Practices dalam Pengembangan Toleransi Agama Menghadapi Perbedaan Pilihan Politik Pemilu 2024” berlokasi di Jakarta, Kamis (9/11).
Acara ini diawali dengan sambutan oleh Wakil Sekretaris Jenderal MUI Kiai Haji Abdul Manan Ghani. Kiai Manan menjelaskan bahwa perbedaan harus menjadi kekuatan di Indonesia dan rasa cinta kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan sebagian dari iman.
“Yang namanya perbedaan suku dan perbedaan bahasa harus jadi kekuatan di negeri kita. Semuanya harus mempunyai hubbul wathon minal iman. Bukan hanya muslim, tapi dari agama-agama lain pun harus menjadikan salah satu bahwa cinta negeri, cinta NKRI merupakan bagian daripada iman,” jelasnya.
Dalam sambutannya, wakil sekjen MUI itu pun menyatakan bahwa Indonesia dihiasi oleh beragam perbedaan dan terdiri dari berbagai pulau. Meskipun demikian, Indonesia menjaga kerukunannya bahkan menjadi teladan kerukunan di dunia.
“Kita bersyukur punya negeri yang besar dan terdiri dari berbagai pulau dan harus menjadi contoh teladan kerukunan di dunia,” pungkasnya.
Kemudian, KH Manan berpesan agar pemilihan umum presiden Indonesia yang akan mendatangkan tidak menghancurkan kerukunan yang sudah terjalin pada bangsa Indonesia selama ini.
“Oleh karena itu, bukan hanya dialog, saya inginnya nanti pemilu itu jangan sampai memporakporandakan kerukunan. Karena kita mengutamakan persaudaraan. Jangan sampai pemilu yang kegiatan rutin lima tahunan ini akan menjadikan bangsa ini terpecah belah. Harus tetep membangun kerukunan,” pesannya. (***)
*MUI – Majelis Ulama Indonesia