Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin (Foto : sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin mengatakan Indonesia harus bisa memanfaatkan bonus demografi 2030 dengan menyiapkan SDM yang unggul, sehat, dan cerdas. Kesehatan merupakan hak fundamental yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Hal itu dilakukan melalui dilaksanakannya transformasi kesehatan khususnya pada pilar transformasi layanan primer
“Saya bercita-cita Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi yang akan dinikmati anak cucu kita. Maka kita harus memastikan bahwa penduduk di daerah mana pun sehat dan cerdas,” ujar Menkes Budi pada Diskusi The 2024 Asia Pacific Human Development Report di Jakarta, Senin (20/11).
Masyarakat sehat, menurut Menkes Budi merupakan salah satu modalitas dalam menyongsong bonus demografi yang akan dilalui Indonesia mulai tahun 2030.
“Jadi sangat jelas untuk menciptakan penduduk yang sehat kita harus menjaganya tetap sehat. Kita harus fokus untuk membuat mereka bahagia, Kita harus fokus pada pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas daripada rumah sakit,” lanjut Menkes
Menkes Budi menekankan upaya promosi kesehatan harus digencarkan daripada membiarkan masyarakat jatuh sakit dan mengkonsumsi obat-obat yang mahal.
Menkes Budi menilai hal ini memang bukan jalan yang mudah. Pasalnya kesehatan berkorelasi dengan banyak sektor lain, seperti pangan, pertanian, lingkungan hidup, pendidikan dan keuangan, yang terkadang sulit untuk diseimbangkan.
“Itu sudah menjadi pekerjaan saya. Bagaimana kita bisa membuat populasi kita sehat,” ungkapnya.
Transformasi sistem kesehatan ini memerlukan kolaborasi dengan banyak sektor dan pemangku kepentingan.
“Oleh karena itu, saya ingin menegaskan kembali bahwa Kementerian Kesehatan ingin memperkuat kolaborasi dengan mitra untuk mendukung transformasi sistem kesehatan,” tambah Menkes Budi.
Di Indonesia, bonus demografi akan terjadi pada tahun 2030. Diperkirakan sekitar 68 persen dari 200 juta jiwa orang Indonesia akan berada dalam masa produktif.
Jika gagal mendapatkan bonus demografi, sulit bagi suatu negara untuk berubah menjadi negara berpendapatan tinggi dan akan terjebak selamanya dengan pendapatan rendah
“Tinggal tujuh tahun lagi. Jika kita sebagai pengambil kebijakan di Indonesia gagal mendapatkan bonus demografi, maka peluang anak-anak kita untuk menjadi bangsa maju akan hilang,” ungkapnya. (***)
*Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI.