Berita

Sri Sultan: Perjuangan Perempuan Belum Berakhir

Published

on

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X (Dokumentasi : @www.kratonjogja.id)

Yogyakarta, goindonesia.co – Perempuan Indonesia masih harus tetap berjuang ke depannya untuk memperjuangkan kesetaraan gender. Meski sudah hidup di masa globalisasi saat ini, perempuan Indonesia masih mengalami diskriminasi gender. Ini menjadi bukti cita-cita Kartini belum tercapai sepenuhnya.

Hal ini diungkapkan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya pada puncak acara Peringatan Hari Kartini DIY Tahun 2023 pada Rabu (03/05). Bertempat di Bangsal Kepatihan, Yogyakarta, Sri Sultan mengatakan, perjuangan perempuan Indonesia sampai dengan saat ini masih sangat panjang.

“Jutaan perempuan karir dan pekerja masih belum merasakan tercapainya kesetaraan dan kesempatan. Meski pada faktanya, mereka harus membanting tulang, dari pagi buta hingga larut malam. Tetapi, perempuan masih saja dianggap sebagai second gender,” ungkap Sri Sultan.

Menghadapi fenomena ini, Sri Sultan berpendapat, sangat diperlukan edukasi dan pemberdayaan terus-menerus, agar peran domestik dan peran publik perempuan dapat semakin dimengerti dan dihayati. Selain itu, diperlukan pula pencerahan dan pemberdayaan terus-menerus agar peran publik, domestik dan sosial dapat dihayati sebagai peran bersama perempuan dan lelaki.

“Melalui bahana dan gaung pemikiran Kartini itulah, saya berharap agar Ibu-Ibu penerus cita-cita Kartini dapat terus berjuang. Tidak sekadar menjadi penggerak paham feminisme dengan peran domestiknya saja, tetapi juga mengambil peran publik, bersama-sama segenap potensi bangsa yang lain, menuju suatu Indonesia Baru yang lebih baik, berkeadilan, tanpa diskriminasi apa pun,” papar Sri Sultan.

Pada bidang politik, Sri Sultan juga berharap kesempatan perempuan untuk berkarya di bidang politik sesuai jatah yang telah ditetapkan. Sayangnya, kesempatan 30% dari total keanggotaan legislatif pun sampai saat ini belum bisa terpenuhi.

“Tentu ini tergantung dari cara pandang kita. Bagaimana kita tidak membeda-bedakan laki-laki dengan perempuan dalam kesempatan berpolitik. Karena yang penting itu prestasi dan kemampuannya, jangan dilihat fisiknya,” ungkap Sri Sultan.

Pada momentum peringatan ini pula, Sri Sultan mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada penerima Penghargaan Perempuan Inisiator Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan, serta atas diserahkannya Dana Stimulan Kepada Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Semoga apresiasi dan dukungan tersebut, dapat meningkatkan setiap komitmen dan motivasi, dalam upaya pemberdayaan perempuan di DIY.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Panitia Kartini Tahun 2023 DIY, GKR Hemas mengatakan, benar adanya jika target perempuan mendapat posisi 30% di legislatif belum tercapai. Namun secara pribadi Hemas berharap, posisi perempuan dalam berpolitik tidak memerlukan batas seperti itu, karena jika memang bisa sebanyak mungkin perempuan bisa ikut andil berpolitik.

“Sebenarnya tidak hanya di legislatif, peran perempuan di dalam pemerintahan di seluruh daerah di Indonesia, termasuk ASN juga perlu ditingkatkan. Hal ini yang mungkin perlu mendapat perhatian dari seluruh kepala daerah di Indonesia. Dalam meningkatkan kinerja, kita berharap perempuan punya andil atau peran yang sangat strategis. Bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk memberdayakan semua potensi yang ada di pemerintahan,” imbuh Hemas.

Dalam acara ini dilakukan pula penyerahan hadiah lomba-lomba yang digelar sebagai rangkaian kegiatan Peringatan Hari Kartini Tahun 2023 DIY, di antaranya pemenang lomba Tari Nawung Sekar dan Cantrik, lomba line dance, lomba membuat boneka berpakaian adat Jawa gaya Jogja, serta lomba fashion show Kartini Masa Kini. (***)

*HUMAS DIY, @jogjaprov.go.id

Trending

Exit mobile version