Berita

Serangan Balik Jenderal Dudung ke Senayan

Published

on

Dokumentasi : Tangkaan layar video 20D

Jakarta, goindonesia.co – Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menyerang balik Senayan. Serangan balik itu dilontarkan Dudung usai keharmonisan hubungannya dengan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dipertanyakan anggota dewan di rapat Komisi I DPR.
Adalah anggota dewan dari Fraksi PDIP, Effendi Simbolon, yang kali pertama mempertanyakan di dalam rapat yang dihadiri Andika tanpa Dudung itu. Kepada Andika, Effendi mempertanyakan isu ketidakharmonisan dengan Dudung.

Effendi mengatakan ketidakharmonisan antara Andika dan Dudung itu merebak sejak keduanya dilantik. Bahkan, politikus PDIP itu menyebut sudah menjadi rahasia umum ‘di mana ada Jenderal Andika, tidak ada KSAD di situ’. Effendi mencontohkan ketidakhadiran Dudung di Super Garuda Shield.

Dudung: Saya dengan Panglima Baik-baik Saja

Diisukan tidak harmonis dengan atasannya, Dudung pun buru-buru membantah. Dudung mengatakan hubungannya dengan Andika baik-baik saja.

“Saya dengan Panglima TNI sampai sekarang masih baik-baik saja. Tidak ada perbedaan apa pun,” kata Dudung di Mabes AD, Rabu (7/9/2022).

Dudung juga menjawab asumsi yang menyebut dimana ada Panglima TNI, tidak ada KSAD. Dudung menyebut hal tersebut yang harus diwaspadai, karena menjadi ancaman internal.

“Itu kan orang-orang yang harus kita waspadai, ancaman-ancaman internal yang suka mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa model-model begitu itu,” ujarnya.

Dudung menegaskan semua anggota TNI saat ini masih solid. Bahkan, dia menyebutkan, sejak isu keretakan muncul, dia sudah berkomunikasi dengan Andika melalui SMS. Namun, kata Dudung, hingga kini dia dan Andika belum bertemu secara langsung.

“Beliau ada kesibukan kan mau ke luar negeri, saya belum sempat. Tapi saya sudah SMS-an nggak ada masalah, nggak ada yang dipermasalahkan,” pungkasnya.

Dudung menegaskan perbedaan dalam TNI termasuk antara dia dan TNI merupakan hal biasa. Dia bahkan menyinggung soal perbedaan yang terjadi di TNI pada saat Hadi Tjahjanto menjabat Panglima TNI.

“TNI solid. Kalau ada perbedaan itu biasa. Dalam satu organisasi mungkin saya dengan Wa-KSAD juga ada perbedaan, saya dengan staf saya ada perbedaan, Kasdam dengan Pangdam ada perbedaan, pejabat lama dengan pejabat baru ada perbedaan kebijakan itu biasa, jangan dibesar-besarkan,” kata dia.

“Dulu mungkin zaman Pak Hadi dan Pak Andika ada perbedaan ya nggak apa-apa, itu dinamika jangan dibesar-besarkan. TNI itu tetap solid, nggak ada masalah kita,” imbuh Dudung.

Dudung lantas menjelaskan ketidakhadirannya di rapat Komisi I beberapa waktu lalu. Dudung menyebut hal itu karena ia melaksanakan perintah Panglima TNI Jenderal Andika.

Sebagai informasi, Dudung ditugaskan melaksanakan kunjungan ke wilayah Kodam II Sriwijaya dalam rangka pemeriksaan kesiapan operasi Satgas Yonif.

“Apa perintah Panglima TNI, kayak kemarin saya tidak hadir melaksanakan RDP, itu salah satu perintah Panglima TNI untuk mengecek kesiapan Batalion 143 yang akan berangkat ke daerah operasi,” kata Dudung di Mabes AD, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022).

Sebagai KSAD, Dudung menyebut harus mengecek kesiapan di Kodam II Sriwijaya karena nantinya akan digunakan oleh Andika. Selain itu, Dudung menyebut, kunjungan dia ke sana lebih penting daripada RDP (rapat dengar pendapat) Komisi I DPR RI.

“Saya sebagai pimpinan Angkatan Darat, saya cek kesiapannya. Karena nanti akan digunakan oleh Panglima TNI di Papua. Kita menyiapkan, kita membina, kita melatih sejauh mana kesiapan itu, nanti akan dipakai oleh Panglima, karena Panglima sebagai pengguna. Karena beberapa kali ditunda-tunda, saya cek dulu kesiapannya, latihannya bagaimana, kesiapan materiilnya bagaimana, itu lebih penting menurut saya,” jelasnya.

Dudung Sebut DPR Kadang Bertanya Hal Tak Jelas

Dudung kemudian menyebut DPR kadang bertanya hal tidak jelas dan di luar topik yang dibahas. Menurutnya, isu keretakan yang disampaikan oleh Effendi Simbolon saat rapat Komisi I DPR dengan Panglima TNI mengada-ada.

“Makanya, saya kadang-kadang, kalau kita rapat RDP itu, biasanya topik sudah ditentukan yang akan dibahas, masalah anggaran. Terkadang tidak fokus pada pertanyaan atau bahasan itu. Menanyanya yang nggak jelas aja,” kata Dudung di Mabes AD, Jakarta Pusat, Rabu (7/9/2022).

Respons DPR Atas Serangan Dudung

Mendapat serangan balik, anggota Komisi I DPR Bobby Adhityo Rizaldi membalas Dudung yang dinilainya kadang-kadang suka bikin heboh. Menurutnya, Dudung kerap menuai kontroversi sejak menjabat Pangdam Jaya.

“Pak Dudung ini kadang-kadang suka heboh, ternyata belum berubah. Mulai dari tahun 2020 saat menjadi Pangdam Jaya, sampai sekarang kerap menuai kontroversi,” kata Bobby saat dihubungi, Rabu (7/9/2022).

Bobby meminta Dudung lebih bijaksana dalam memberikan pernyataan di hadapan publik. Di sisi lain, lanjut Bobby, para anggota Dewan di Komisi I DPR, yang bermitra dengan Kemenhan dan TNI, banyak yang turut memberi dukungan terhadap TNI.

“Hendaknya sebagai pejabat publik lebih bijaksana dalam memilih kata-kata baik dalam membuat pernyataan maupun merespons suatu hal yang nantinya dikutip media publik,” ujarnya.

“Pun dalam soal ini, kan banyak teman-teman DPR mendukung TNI AD, kalaupun ada yang dianggap bertanya tidak jelas itu kan sangat subjektif, nggak begitulah harusnya, tidak semua anggota Komisi I begitu,” imbuhnya.

Penjelasan Panglima

Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa juga sudah buka suara perihal isu keretakan tersebut. Jenderal Andika mengaku tak memiliki masalah dengan Jenderal Dudung.

“Ya, dari saya tidak ada, karena semua yang berlaku sesuai peraturan perundangan tetap berlaku selama ini. Jadi nggak ada yang kemudian berjalan berbeda,” kata Andika usai rapat di DPR, Senin (5/9). (***)

Trending

Exit mobile version