Berita

RI Kantongi Investasi Terbesar Kedua Setelah Freeport

Published

on

Foto: Presdien Joko Widodo (Jokowi) Saat Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Kab. Muara Enim, Senin (24/1/222). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, goindonesia.co – Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa saat ini Air Products & Chemical Inc (APCI) telah membenambkan investasi senilai Rp 33 triliun untuk pengembangan hilirisasi batu bara.

Hal itu disampaikan Bahlil ketika melaksanakan Groundbreaking pengembangan gasifikasi batu bara tersebut di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.

Bahlil menyampaikan, bahwa realisasi investasi pengembangan gasifikasi batu bara itu mencapai Rp 33 triliun. Yang mana, ditargetkan gasifikasi batu bara bisa selesai dalam waktu 30 bulan. “Ini investasi full dari Amerika Serikat (AS), bukan Korea, Jepang ataupun China. AS ini investasi kedua setelah Freeport yang terbesar untuk tahun ini,” terang Bahlil.

Bahlil menyampaikan bahwa, hilirisasi batu bara ini sudah dilakukan sejak tahun 2020 yang diinisiasi oleh PT Pertamina (Persero) dan juga PT Bukit Asam (PTBA) yang bekerjasama dengan Air Products & Chemical Inc (APCI).

Kelak, proyek gasifikasi batu bara ini akan menghasilkan sebanyak 12.300 lapangan pekerjaan. Rinciannya, sebanyak 12 ribuan akan dilakukan di hilir Pertamina dan 3.000 lainnya lapangan pekerjaan di sektor hulu.

“Hasil output gasifikasi ini untuk mengurang impor LPG satu tahun yang mencapai 6-7 juta. Subsisi kita besar. Dalam perhitungan kami, setiap 1 juta ton hilirisasi kita bisa efisien Rp 6-7 triliun dari subsidi. Tidak ada alasan lagi kita tidak dukung program hilirisasi untuk lahirkan subtitusi impor,” ungkap Bahlil

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa, ia sudah berkali-kali menyampaikan mengenai proyek hilirisasi batu bara atau gasifikasi batu bara ini.

Ia bilang, bahwa gasifikasi batu bara penting untuk mengurangi impor LPG. Yang saat ini diperkirakan mencapai Rp 80 triliun per tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). “Ini sudah enam tahun yang lalu saya perintah, tapi alhamdulillah hari ini meski dalam jangka panjang belum bisa dimulai, alhamdulillah bisa kita mulai hari ini,” terang Presiden Jokowi saat Groundbreaking Hilirisasi Batu Bara di Tanjung Enim, Sumatera Selatan, Senin (24/1/2022).

Jokowi menyampaikan, hasil api dari DME atau gasifikasi batu bara ini mirip dengan LPG. Jika ini berjalan dan berproduksi maka dipastikan akan mengurangi subsidi LPG dari APBN Rp 7 triliun per tahun.

“Kalau semua LPG nanti disetop, dan semua nanti pindah ke DME, duitnya gede sekali hingga Rp 60-70 triliun, itu akan bisa dikurangi subsidinya dari APBN,” ungkap Jokowi. (***)

Trending

Exit mobile version