Berita

Pimpin Rapim, Ini Pesan Ketua Umum MUI KH Anwar Iskandar

Published

on

Ketua Umum MUI, KH Anwar Iskandar memimpin Rapim, di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Jakarta Pusat (Foto : @mui.or.id)

Jakarta, goindonesia.co – Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar memimpin rapat pimpinan (Rapim), Selasa (30/4/2024) di Aula Buya Hamka, Kantor MUI, Jakarta Pusat. Rapim tersebut rutin digelar setiap hari Selasa.

Salah satu pemebahasan dalam Rapim ini adalah membahas kesiapan mengenai program-program yang akan dijalankan oleh MUI salah satunya yang paling terdekat adalah Halal Bi Halal Kebangsaan yang rencananya akan digelar pada 7 Mei 2024.

Setelah mendengar paparan mengenai persiapan Halal Bi Halal Kebangsaan oleh Wasekjen MUI KH Rofiqul Umam Ahmad, Kiai Anwar Iskandar berpesan agar mempersiapkan kegiatan tersebut dengan sikap husnudzon atau berprasangka baik.

Hal ini, menurut Kiai Anwar, sesuai dengan esensi dari Halal Bi Halal yakni saling memaafkan sehingga, harus menganggap semua persiapan kegiatan tersebut dengan berprasangka baik.

Mengenai sambutan pada acara Halal Bi Halal, Kiai Anwar meminta agar dirinya diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan yang pertama. Kiai Anwar menjelaskan, sebagai tuan rumah, sebaiknya diberikan kesempatan yang pertama untuk menyampaikan terimakasih kepada hadirin dan para tokoh yang hadir.

Apalagi, Kiai Anwar Iskandar ingin memberikan pesan-pesan yang berkaitan dengan masalah keagamaan, kebangsaan, dan keumatan. Selain itu, pesan mengenai kewajiban bersama untuk mengamankan dan menjaga kesepakatan para pendiri bangsa mengenai bentuk negara.

‘’Situasinya maaf memaafkan, saling menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan, pentingnya pemimpin membuat kemaslahatan untuk umat, menjaga persatuan dan kesatuan, tidak ada korupsi, saya kira itu clear ya,’’ ujarnya.

Menurut Kiai Anwar, rencananya soal menyampaikan hal tersebut tidak akan ada yang menentang. Bila ada, jelasnya, justru bakal menjadi malapetaka bagi penentangnya.

‘’Kalau saya mau bicara pentingnya program negara sampai kepada rakyat masa mau dilawan, kan engga lah. Kalau saya mau bicara agar Indonesia bisa bersih dari korupsi misalnya masa mau dilawan, bisa malapetaka yang melawannya,’’ tegasnya.

‘’Saya mau bicara itu saja saling memaafkan, menhaga persatuan Indonesia, pentingnya kesejahteraan umat sampai yang sebenarnya, Indonesia bersih dari korupsi, sepakat ga kalau saya bilang gitu?’’ kata Kiai Anwar Iskandar yang ditanggapi oleh para peserta rapim dengan kata sepakat.

Lebih lanjut, Kiai Anwar menyampaikan mengenai posisi MUI sebagai shodiqul hukumah atau mitra pemerintah. Kiai Anwar menambahkan, ada 5 visi dalam hal menjalankan posisi MUI sebagai mitra terhadap pemerintah.

Pertama, saling menolong dan membantu, tetapi tetap menentang kemaksiatan dan kemungkaran.‘’(Kedua) saling musyawarah, ada ruang buat pemerintah dan MUI untuk musyawarah. Ketiga saling memaafkan karena kita ini manusia. Kempat kita saling menyayangi. Kelima ini ruang amar makruf nahi mungkar’’ sambungnya.

Kiai Anwar menegaskan, MUI punya peran untuk menasehati kepada rakyat dan pemerintah untuk menjaga negara ini dengan cara bergaul menyampaikan kebenaran. ‘’Bagaimana bisa menyampaikan kalau kita tidak bergaul, kalau yang tidak boleh ngaco, apa saja (yang dilakukan) pemerintah pasti benar meskipun haram, tidak bisa gitu dong,’’ tutupnya. (***)

* MUI – Majelis Ulama Indonesia

Trending

Exit mobile version