ILUSTRASI. Penampilan Solo Batik Carnival (SBC) menghibur peserta delegasi negara G20 ‘Trade, Industry, and Investment Working Group (TIIWG)’ di Solo, Jawa Tengah, Kamis (7/7/2022).
Jakarta, goindonesia.co – Indonesia memegang Presidensi Group of Twenty (G20) tahun ini. Berbagai side event telah dilaksanakan sejak awal tahun 2022 hingga puncaknya nanti yang akan digelar di Bali pada November 2022 mendatang.
Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy mengatakan, perhelatan G20 bisa berdampak baik ke ekonomi Indonesia.
“Pertama sektor akomodasi makanan dan minuman, terutama di daerah yang menggelar side event G20 ini. Hal ini tentu berdampak baik kepada mereka, termasuk di dalamnya ada perhotelan dan restoran yang berpotensi akan tumbuh,” tutur Rendy pada Kontan.co.id, Selasa (12/7).
Selain itu, banyaknya mobilitas yang akan terjadi pada side event G20 hingga pada puncaknya nanti di Bali, juga akan ada peluang baik bagi sektor jasa transportasi.
Rendy mengatakan, Presidensi G20 ini juga akan berdampak baik pada sektor pariwisata di Indonesia. Dengan side event G20 yang diadakan di beberapa lokasi seperti Bali, Solo, dan Laboan Bajo, harapannya dapat mengenalkan potensi wisata Indonesia ke dunia.
“Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memulihkan sektor pariwisata. Karena saya pikir perhelatan G20 merupakan salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mengirimkan pesan kepada dunia internasional bahwa kita siap untuk melakukan perhelatan internasional,” tutur Rendy.
Selain itu, dampak baik yang juga diterima oleh Indonesia yaitu peningkatan cadangan devisa akibat meningkatnya kunjungan orang asing yang masuk ke Indonesia.
“Meskipun jumlah ini relatif kecil mengingat peralatan G20 hanya diperuntukkan pada kelompok masyarakat tertentu saja tidak untuk masyarakat umum,” tambah Rendy.
Untuk diketahui, perhelatan G20 ini akan berlangsung hingga puncaknya di Bulan November 2022 mendatang di Bali. (***)