Menteri Kemenparerkaf/Baparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, mengapresiasi perayaan Dharma Santi Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1945 di Gedung Widyatula, Kampus Poltekpar, Bali (Dokumentasi : Biro Komunikasi Kemenparerkaf/Baparekraf, @kemenparekraf.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparerkaf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi perayaan Dharma Santi Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1945 di Gedung Widyatula, Kampus Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali sebagai momentum memperkuat hubungan harmonis dengan alam dan lingkungan sekitar.
Menparekraf Sandiaga Uno saat memberikan sambutan secara daring, Sabtu (1/4/2023) mengatakan, perayaan dharma santi merupakan ruang silaturahmi untuk membangun kerukunan hidup, dalam memulai tahun baru yang bersih serta hidup rukun dan penuh damai.
“Hal ini sejalan dengan konsep di Kemenparekraf/Baparekraf yaitu pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan yang merupakan perwujudan bagi kita dalam menjaga keseimbangan manusia dan alam semesta,” katanya.
Menparekraf Sandiaga menjelaskan, perayaan Dharma Santi ini dihadiri oleh umat Hindu di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf dan diharapkan umat Hindu di Tanah Air khususnya pegawai di lingkungan Kemenparekraf memiliki nilai-nilai Tri Hita Karana dan memiliki semangat nasionalis kecintaan kepada Pancasila dan mempertebal semangat pantang menyerah.
“Hal itu untuk membuka pintu kolaborasi dalam menciptakan ekosistem kreatif demi mendukung program pemerintah untuk membangkitkan ekonomi nasional dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja,” kata Menparekraf Sandiaga.
Sementara itu, Sekretaris Kemenparekraf/Sekretaris Utama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani yang sekaligus sebagai pembina binrohin Kemenparekraf/Baparekraf menjelaskan Dharma Santi yang diselenggarakan bertujuan untuk menjalin dan mempererat tali silaturahmi umat Hindu di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf. Selain itu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1945.
Adapun rangkaiannya dimulai dari Melasti, kemudian Tawur Kesanga penyucian alam dan lingkungan sebagai wujud penghormatan dalam keseimbangan alam. Hingga Catur Brata Penyepian penyucian diri dengan puasa dalam keheningan untuk mencapai kesadaran akan diri untuk selalu seimbang sehingga terwujud Tri Hita Karana.
“Hal ini sesuai dengan tema Dharma Santi Nasional yakni Momentum Memperkuat Keharmonisan Antar Sesama, Serta Menjaga Hubungan yang Harmonis dengan Alam Lingkungan di sekitar kita,” ujar Giri Adnyani.
Perayaan Dharma Santi di Poltekpar Bali sendiri dihadiri oleh 290 orang umat Hindu di lingkungan Kemenparekraf/Baparekraf. Acara tersebut dinisiasi oleh Binrohin (Bina Rohani Hindu) Kemenparekraf/Baparekraf berkolaborasi dengan Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma (KMHD) Poltekpar Bali.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan sumbangan pembangunan masjid Rihlatul Jannah yang sedang dibangun di lingkungan Kemenparekraf dari Kabinrohin kepada Kabinrohis dan disaksikan secara daring oleh Menparekraf Sandiaga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Ni Made Ayu Marthini; Kepala Bina Rohani Islam Kemenparekraf/Baparekraf Hariyanto; Perwakilan Kepala Bina Rohani Kristen Kemenparekraf/Baparekraf; dan Kepala Bina Rohani Hindu Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani. (***)
*Biro Komunikasi Kemenparerkaf/Baparekraf, @kemenparekraf.go.id)