Berita

Peneliti BRIN Teliti Kebermanfaatan Platform Circles UBI di Bali, Pilot Project Inovasi Digital Berbasis Blockchain

Published

on

Screenshoot video conference seminar Eksperimen Circles UBI di Bali (Foto : @brin.go.id)

Jakarta, goindonesia.co – Peneliti Pusat Riset Kependudukan (PRK), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah melakukan penelitian terkait dengan bentuk baru (inovasi) dari Universal Basic Income (UBI). Inovasi UBI tersebut diinisiasi oleh Circles UBI di Bali. Yaitu UBI yang menggunakan konsep ekonomi, gotong royong, tolong menolong dan solidaritas sosial. Maka hasil risetnya diseminarkan dalam tajuk Eksperimen Circles UBI di Bali pada Jumat (23/02) secara daring. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala PRK, Nawawi yang juga turut terlibat dalam tim penelitian tersebut. Dalam sambutannya ia mengatakan bahwa penelitian tersebut merupakan Pilot Project terkait pelaksanaan Circles UBI di Bali beberapa tahun yang lalu. Menurutnya masyarakat Bali cukup responsif menerima program Circles UBI yang ternyata memberikan sisi positif bagi masyarakatnya.

Nawawi sangat mengapresiasi kerja sama penelitian ini. Ia berharap ada tidak lanjut dari hasil kajian yang sudah dibuat. Seperti peningkatan program maupun hal lainnya, misalnya bagaimana jika program Circles UBI diterapkan di daerah-daerah lain dengan karakteristik yang berbeda di Indonesia.

Circles UBI adalah teknologi berbasis blockchain yang menyediakan UBI dalam bentuk poin digital yang beredar melalui rasa saling percaya. Perwakilan dari Circles UBI Indonesia, Nabela Dara menjelaskan bahwa sistem UBI ini bersifat non tunai dengan mendistribusikan poin circles sebagai sumber daya komplementer, yang dapat meningkatkan pertukaran barang dan jasa di tingkat lokal. Poin circles dapat ditukarkan untuk apa pun yang disetujui oleh kedua belah pihak. Seperti untuk pertukaran barang, jasa, maupun sebagai hadiah dan perayaan. 

Beberapa karakteristik dari poin circles yaitu tidak sama dengan uang, bukan mata uang kripto, melainkan mengalir berdasarkan kepercayaan, diberikan kepada dan milik pribadi, serta berdasarkan atas kesepakatan bersama.

Lebih lanjut Nabela memaparkan mengenai cara kerja UBI Circles, sistem pertukaran dengan Circles UBI, dan perjalanan Circles UBI yang bermula sejak tahun 2021 di Bali. Pada tahun 2023, Circles UBI bekerja sama dengan BRIN dan mitra lainnya, berhasil melakukan uji coba aplikasi beta. Uji coba tersebut dilakukan pada tiga daerah di Bali yaitu Jembrana, Tabanan, dan Denpasar. 

Hasilnya menunjukkan bahwa aplikasi beta tersebut menarik 1.53K pengguna, 1.26M poin circles dipertukarkan, 29.4K pertukaran, 9.5K kepercayaan terbentuk, 1.44K toko di pasar circles, san 225 pengguna organik.

Riset BRIN Ukur Sembilan Dimensi Dampak Circles UBI

Yanu Endar Prasetyo, Peneliti PRK memaparkan ringkas mengenai hasil riset eksperimen Circles UBI di Bali yang telah ia lakukan bersama tim. Risetnya bertujuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana responden menggunakan dan memanfaatkan Circles UBI dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

“Sebagai sebuah Pilot Project, riset ini dirancang untuk secara cepat mengetahui bagaimana kondisi responden sebelum dan sesudah mereka menggunakan Circles UBI. Apakah kehadiran Circles UBI memberikan dampak tertentu terhadap penggunanya atau tidak?” kata Yanu.

Dia mengungkapkan bahwa kombinasi antara teknologi blockchain dan UBI ini menjadi pilot eksperimen pertama di Indonesia yang dilakukan secara terukur dan sistematis. Untuk melakukan pengukuran awal, riset ini menggunakan instrumen utama berupa kuesioner yang disusun untuk mengukur beberapa variabel utama.

Dalam mengukur dampak penggunaan Circles UBI, riset ini dirancang secara kuantitatif melalui metode survei melibatkan responden pada kelompok treatment (97 orang) dan kelompok kontrol (186 orang). Data dikumpulkan secara langsung dan tatap muka (face to face interview). Pengumpulan data dilakukan dua kali, pre-test pada bulan Agustus 2023 dan post-test pada bulan November 2023.

Pengukuran dampak dilakukan dengan membandingkan situasi responden sebelum dan sesudah periode eksperimen, baik di dalam satu kelompok maupun antara kelompok pengguna dan kelompok kontrol di tiga lokasi yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Tabanan. Ketiga lokasi tersebut dipilih karena memiliki karakteristik demografis, ekonomi, dan sosial yang berbeda.

Terdapat sembilan dimensi yang digunakan untuk mengukur dampak Circles UBI. Yaitu kondisi finansial, konsumsi dan pengeluaran, keamanan kerja, produktivitas, kesehatan (fisik dan mental), gaya hidup, ketahanan pangan, modal sosial, dan kepuasan hidup.

Beberapa kesimpulan hasil risetnya dijelaskan Yanu satu per satu berdasarkan 9 dimensi yang dilakukan pengukuran. Kondisi finansial, pengguna Circles UBI cenderung memiliki pendapatan yang tetap atau tidak berubah. Lalu, responden pengguna Circles UBI di Jembrana banyak yang mengalami penurunan jumlah hutang.

Dijelaskan Yanu, konsumsi dan pengeluaran, penggunaan Circles UBI dapat menurunkan pengeluaran untuk biaya upacara bagi responden di Tabanan. Keamanan kerja, penggunaan Circles UBI tidak berpengaruh pada status pekerjaan responden dan aspirasi responden untuk berganti pekerjaan. Produktivitas, penggunaan Circles UBI tidak berpengaruh/berdampak pada tingkat produktivitas responden.

Lebih lanjut, diterangkannyam gaya hidup, penggunaan Circles UBI berpengaruh atau berdampak pada penurunan frekuensi judi online pada sebagian kecil responden di Jembrana. Kesehatan fisik dan metal, penggunaan Circles UBI tidak berpengaruh atau berdampak secara signifikan pada tingkat kesehatan fisik responden, tingkat stress responden, lama tidur responden, dan frekuensi bertengkar dengan pasangan.

Selanjutnya, ketahanan pangan, penggunaan Circles UBI tidak berdampak atau berpengaruh pada tingkat ketahanan pangan responden. Di sisi lain, penggunaan Circles UBI berdampak signifikan pada peningkatan frekuensi makan di luar rumah responden di Denpasar (kota). Jadi menurut Yanu, hal ini bagus dari sisi ekonomi karena terdapat perputaran uang dan menggerakkan perekonomian.

Sedangkan modal sosial, penggunaan Circles UBI berdampak positif pada peningkatan kepercayaan (trust) orang lain terhadap responden khususnya di Tabanan. Kepuasan hidup, penggunaan Circles tidak berdampak atau berpengaruh pada tingkat kepuasan hidup responden. Di sisi lain, penggunaan Circles UBI berdampak positif pada persepsi responden di Jembrana terkait masalah berat yang yang dihadapinya saat ini (masalah berat semakin berkurang).

Dari hasil penelitian yang didapatkan, Yanu dan tim cukup gembira bahwa ada indikasi yang memang berdampak. Sekalipun tidak ada garansi bahwa hal itu memang berasal dari Circles UBI. Bisa jadi ada variabel tambahan lain yang tidak bisa dikontrol dan dapat mempengaruhinya.

Potensial Tingkatkan Laju Perekonomian

Lalu, Ni Kadek Sinarwati, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Bali mengapresiasi dan memberikan tanggapannya terkait hasil penelitian ini. Ia menyatakan bahwa penelitian ini berhasil dilakukan karena tujuan yang diharapkan dari penelitian ini telah tercapai. 

Kadek juga menyampaikan kritisi sebagai masukan atas penelitian ini. Yaitu enumerator hendaknya seluruhnya adalah warga lokal Bali yang memiliki pemahaman mendalam tentang produk Circles UBI. Terkait kuisioner, apakah sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas? Serta data karakteristik responden dari segi usia belum ada. Jika dilengkapi maka untuk tahap berikutnya dapat difokuskan pada rentang usia tertentu.

Terkait potensi keberlanjutan, ia berpendapat bahwa program Circles UBI memiliki potensi kuat untuk digunakan secara berlanjut. Pendekatan yang dapat dilakukan ialah melalui pendekatan berbasis komunitas. 

Di akhir acara, Nawawi mengatakan bahwa masukan yang diberikan dapat menjadi referensi untuk tindak lanjut rencana berikutnya berupa publikasi internasional. “Sehingga apa yang kita lakukan selama ini dari riset terkait dengan Circles UBI juga bisa diketahui lebih luas,” ujarnya.

Selain itu, perlu memperkuat sistem Circles UBI. Bukan hanya teknologi dan masyarakatnya, tapi juga penghubung antara masyarakat, teknologi, dan sistem Circles UBI. Karena semuanya saling berkaitan.

Maka, perlu ada penghubung di antara sistemnya. Agar dapat terus berkesinambungan dan memberikan manfaat yang lebih optimal kepada masyarakat di Bali maupun masyarakat yang lebih luas. (***)

*Humas BRIN, BRIN

Trending

Exit mobile version