Berita

Pakai Video Porno dan Aplikasi Kencan, Hamas Tipu Israel

Published

on

Tentara Israel mendengarkan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant saat dia menemui mereka di lapangan dekat perbatasan Israel dengan Jalur Gaza, di Israel selatan 19 Oktober 2023. (Foto: REUTERS/RONEN ZVULUN)

Jakarta, goindonesia.co – Kelompok Hamas lancarkan berbagai cara untuk membobol sistem keamanan Israel. Termasuk melalui internet, mulai dari video porno hingga aplikasi kencan.
Untuk melancarkan aksinya itu, Hamas membentuk pasukan sibernya sendiri. Global Network on Extremism and Technology menjelaskan departemen siber telah aktif sejak 10 tahun lalu.

Tim ini menggunakan malware sebagai senjata andalannya. Salah satunya digunakan pada 2013, saat mereka mengirimkan video porno sebagai cara merebut akses pegawai pemerintah dan perusahaan pengelola infrastruktur di Israel.

Ternyata video itu disematkan file RAR dengan malware. Saat video dibuka maka malware juga akan terunduh dan aktif setiap kali sistem reboot.

Taktik lain yang digunakan Hamas dilakukan pada 2015. Saat itu mereka menyasar tentara Israel dengan akun Facebook palsu yang mengirimkan like ke akun berita, politisi dan perusahaan Israel.

Hamas juga meretas aplikasi fitnes yang digunakan tentara Israel saat joging pada 2018 lalu. Piala Dunia saat itu juga dimanfaatkan mereka untuk menyusup ke HP tentara Israel lewat aplikasi Golden Club.

Sementara pada 2020, Hamas melakukan serangan melalui aplikasi kencan Catch & See dan GrixyApp. Teknik ini akan mendekati tentara Israel dengan akun Facebook yang mengundang berkomunikasi lewat WhatsApp.

Saat percakapan menjurus ke topik seksual, tentara Israel akan diminta mendownload aplikasi chat di Android. Berikutnya setelah aplikasi didownload, maka mereka akan terinfeksi malware.

Dengan cara ini dilaporkan Hamas berhasil menyusup ke sejumlah HP milik tentara Israel. Termasuk juga mengantongi akses ke aplikasi telepon, kamera dan file di dalamnya.

Berikutnya berhasil mencuri informasi ke pangkalan militer dan persenjataan milik Israel. Pihak Israel sendiri meledakkan markas pasukan Hamas pada 2019, setelah mendeteksi kemampuan siber kelompok tersebut.

Namun berdasarkan pengamatan perusahaan pertahanan siber asal Israel, kemampuan Hamas tidak menjadi menurun. Sebaliknya, Hamas tetap kuat bahkan bertambah canggih.

Sementara itu Global Network on Extremism and Technology memperkirakan serangan 7 Oktober 2023 juga dilakukan dengan metode peretasan. (***)

*@www.cnbcindonesia.com

Trending

Exit mobile version