Toko roti maryam di Samarinda, area MTQ Nasional (Foto : Istimewa, @kemenag.go.id)
Samarinda, goindonesia.co – Fadliyah Alaydrus (46), pelaku UMKM asal Samarinda merasakan dampak ekonomi dari perhelatan MTQ Nasional XXX di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim). Pemilik usaha roti maryam dengan brand “Acil Ipad” ini mengaku mendapat keuntungan hingga Rp2 juta setelah pembukaan Expo Pameran Seni Antarbangsa dan Halal Food yang digelar bersamaan dengan ajang tersebut.
Fadliyah setiap harinya menyiapkan adonan roti maryam seberat 3 kilogram, dan memproduksi 9 paket roti maryam dengan omzet harian berkisar Rp300-500 ribu. Pada saat MTQ berlangsung, pendapatan usahanya melonjak drastis. “Sebelum ada MTQ, dalam sehari saya hanya mendapatkan keuntungan sekitar Rp300-500 ribu, tapi setelah pembukaan Expo kemarin, keuntungan saya bisa mencapai Rp2 juta per hari,” ungkapnya saat dihubungi wartawan di lokasi, Senin (9/9/2024).
Harga roti maryam yang dijual Fadliyah bervariasi, tergantung pada topping yang dipilih. Roti maryam dengan topping cokelat, susu, atau keju dihargai Rp15.000 per porsi. Jika disajikan dengan gulai ayam, harganya naik menjadi Rp20.000, sedangkan dengan gulai daging dibanderol Rp25.000.
Tidak hanya mengandalkan penjualan langsung, Fadliyah juga aktif memasarkan produknya melalui media sosial. Ia menggunakan akun Facebook dengan nama “Fadliyah Alaydrus” dan akun TikTok bernama @wadaiacilipad091177 untuk menjangkau lebih banyak konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa Fadliyah merupakan pelaku UMKM yang melek teknologi.
Fadliyah berterima kasih kepada pemerintah daerah yang memberi perhatian khusus kepada pelaku UMKM. Pemerintah telah menyediakan ruang promosi dan bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas produk, sehingga UMKM dapat memanfaatkan kesempatan dari ajang besar seperti MTQ Nasional.
Roti maryam yang diproduksi Fadliyah memiliki bentuk bulat pipih dengan tekstur kering. Rasanya tawar dan sedikit gurih, sehingga sering disajikan sebagai pelengkap kari ayam atau kari kambing. Keberhasilan MTQ Nasional dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal membuktikan bahwa acara keagamaan tidak hanya berdampak pada aspek spiritual, tetapi juga memiliki potensi besar dalam menggerakkan sektor ekonomi, khususnya bagi pelaku UMKM seperti Fadliyah Alaydrus. (***)
*Kementerian Agama RI, Biro HDI Kemenag