Berita

“No Left Behind” Memandang Hak Penyandang Disabilitas dengan Layanan Kesehatan Inklusif

Published

on

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono (tengah) (Foto : @sehatnegeriku.kemkes.go.id)

Jakarta, goindoensia.co : Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono menegaskan berkomitmen Indonesia terhadap pemenuhan hak penyandang disabilitas dengan membangun sistem layanan kesehatan yang inklusif.

Untuk mewujudkan visi ini, menurut Dante, perlu adanya peran penting yang dimainkan oleh teknologi bantuan (teknologi asistif).

“Teknologi bantu (teknologi asistif) dapat memberdayakan orang-orang, terutama penyandang disabilitas, orang lanjut usia, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis atau akut, sehingga mereka dapat menjalani kehidupan yang aktif dan produktif,” ujar Dante dalam acara Multi-Country Workshop ”Accelerating Access to Assistive Technology” di Jakarta, Selasa (7/11).

Saat ini, lebih dari satu miliar orang, yaitu sekitar 15% dari populasi dunia menghadapi berbagai bentuk disabilitas. Di Indonesia, ada 23 juta orang yang menyandang disabilitas. Banyak dari mereka yang membutuhkan teknologi bantuan untuk berpartisipasi penuh dalam bermasyarakat dan menjalani kehidupan yang bermartabat.

Nahasnya, para penyandang disabilitas, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, masih menghadapi berbagai tantangan untuk mendapatkan alat bantu yang mereka butuhkan.

“Hambatan keuangan, kurangnya kesadaran, dan infrastruktur kesehatan yang terbatas adalah beberapa rintangan yang mereka hadapi setiap hari,” ucap Wamenkes.

Penyediaan akses yang aman dan berkelanjutan terhadap teknologi sangatlah penting. Hal ini juga dilakukan untuk mencapai beberapa tujuan SDGs (Sustainable Development Goals), khususnya tujuan nomor 3 mengenai Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik dan tujuan nomor 10 yaitu Pengurangan Ketidaksetaraan.

Dante sangat berterima kasih kepada WHO dan UNICEF yang telah menyelenggarakan workshop tersebut. Menurutnya, upaya kolaboratif itu menyatukan negara-negara di seluruh dunia untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan keahlian, dengan tujuan untuk mempercepat akses ke teknologi bantuan.

Dante berharap kegiatan yang diwakili oleh 16 negara di seluruh Wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat WHO ini dapat membuka jalan menuju masa depan di mana semua orang memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang mereka butuhkan.

*Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI.

Trending

Exit mobile version