Berita

Menhan Prabowo Dampingi Presiden Joko Widodo Kunker ke Kebumen

Published

on

Menhan, Prabowo Subianto mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo untuk meninjau panen raya padi dan meresmikan tambak udang ke Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3) (Dokumentasi : Biro Humas Setjen Kemhan, @www.kemhan.go.id)

Kebumen, goindonesia.co – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mendampingi kunjungan kerja Presiden RI Joko Widodo ke Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3), untuk meninjau panen raya padi dan meresmikan tambak udang.

Selain Menhan Prabowo, turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja tersebut, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin

Rangkaian kunjungan kerja Agenda Presiden Jokowi beserta rombongan ke Kebumen, diawali ke lokasi panen raya padi di Desa Lajer, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Panen ini merupakan program panen raya satu juta hektar di Indonesia, dimana Kabupaten Kebumen menjadi daerah pertama yang melakukan panen raya.

Kunjungan kerja berikutnya, menuju lokasi Peresmian Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) yang berlokasi di Desa Plesung, Karangrejo, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, dan diakhiri mengunjungi Pasar Petanahan untuk menyerahkan sejumlah bantuan sosial bagi para pedagang

Saat meninjau panen raya padi, Presiden Jokowi mengatakan, dari percakapan dengan para petani diketahui bahwa harga Gabah Kering Panen (GKP) terlalu rendah, sehingga pemerintah sedang menghitung, yang hasilnya nanti akan segera diumumkan oleh badan pangan.

“Kita harapkan harga gabah di petani itu wajar, harga beras di pedagang wajar, harga pembelian di masyarakat juga wajar. Semuanya mendapatkan manfaat dari perhitungan itu”, tegas Presiden Jokowi.

Terkait kelangkaan pupuk bersubsidi yang dikeluhkan para petani, Presiden Jokowi mengungkapkan, bahwa kebutuhan pupuk secara nasional kurang lebih 13 juta ton, kemudian pabrik-pabrik industri pupuk baru mampu memproduksi 3,5 juta ton ditambah produksi Pupuk Iskandar Muda 570.000 ton. Sementara impor kita sejumlah 6,3 juta ton.

“Artinya kita masih kurang, kita akan segera diusahakan. Kita semua tau, tempat bahan baku maupun produksi pupuk sedang mengalami peperangan. Ini problem yang dihadapi semua negara di dunia”, ujar Presiden Jokowi.

Sementara saat meresmikan Tambak Udang Vaname di Desa Tegal Retno, Kecamatan Petanahan, Presiden Jokowi menyampaikan harapannya, agar tambak budidaya udang vaname di Kebumen yang dikelola dengan manajemen modern ini, bisa menjadi percontohan untuk daerah lainnya. Dan alasan pemerintah memilih kebumen sebagai lokasi tambah budidaya udang vaname karena masyarakatnya mendukung.

“Manajemen modern yang kita lihat sekarang ini bisa nantinya di-copy untuk diterapkan di daerah lain”, ujar Presiden Jokowi.

Tambak Budidaya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) seluas 100 hektar yang diresmikan ini dibangun dengan anggaran Rp 175 miliar. Tambak ini dikembangkan menggunakan teknologi tinggi (intensif) yang ramah lingkungan dan menerapkan good aquaculture practice dari hulu sampai dengan hilir, dalam satu pengelolaan kawasan. Saat ini, produktivitas tambak BUBK 40 ton per hektar per tahun dan masih akan ditingkatkan hingga mencapai 80 ton per hektar per tahun dengan sistem padat tebar benih.

“Di tambak udang yang berbasis kawasan ini, telah diselesaikan kurang lebih 60 hektar, yang akan menghasilkan udang 1 hektarenya kurang lebih kita harapkan di atas 40 ton, dan kawasan budidaya udang ini menghabiskan anggaran Rp 175 miliar,” kata Presiden Jokowi. (***)

(Biro Humas Setjen Kemhan)

Trending

Exit mobile version