Berita

Matangkan Konsep Pesantren Lansia Birul Walidain, KPRK MUI Hadirkan Para Pakar

Published

on

Ketua KPRK MUI, Dr Siti Marifah (Foto : @mui.or.id)

Jakarta, goindonesia.co – Komisi Perempuan, Remaja dan Keluarga (KPRK) Majelis Ulama Indonesia (MUI) menggelar rapat konsinyering untuk mereview konsep, kurikulum, dan sosialisasi Pesantren Lansia Birul Walidain.

Ketua KPRK MUI, Dr Siti Marifah, menyampaikan data demografis di dunia menunjukkan bertambah dan berkembangnya jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Hal itu, antara lain disebabkan oleh meningkatnya angka harapan hidup.

“Di Indonesia, angka harapan hidup 71,85 pada tahun 2021, 69,67 tahun untuk laki-laki dan 73,55 tahun untuk perempuan. Data Susenas Maret 2022 menunjukkan bahwa penduduk lansia (lanjut usia) di Indonesia sebanyak 10,48 persen,” kata Siti Marifah ditemui awak media, di Aula Buya Hamka, Jakarta, Rabu (7/8/2024).

Dari data tersebut, kata dia, jumlah lansia perempuan mencapai 51,81 persen. Sementara laki-laki berjumlah 48,19 persen.

“Data statistik ini menunjukkan bahwa jumlah lansia di Indonesia cukup besar dengan umur yang cukup lanjut. Sehingga, permasalahan yang muncul terkait lansia cukup besar,” sambungnya.

Siti Marifah menambahkan, banyak negara maju yang berhasil menyelesaikan permasalahan lansia. Selain itu, dia mengatakan bahwa lansia berkaitan dengan budaya di masyarakat. “Norma dalam agama Islam, kewajiban anak memelihara orang tua.

Salah satu program KPRK mengangkat persoalan lansia dengan konsep sejahtera, sehat, bahagia dan harmonis yang dilandasi penghormatan dan kasih sayang terhadap orang tua,” ungkapnya.

Siti Marifah menyampaikan, KPRK MUI telah melaksanakan peletakkan batu pertama Pesantren Cendekia di Cipayung, Depok, Jawa Barat. Pesantren tersebut berasal dari tanah wakaf Rumah Zakat.

Selain itu, program KPRK MUI terhadap lansia adalah launching Public Expose pesantren lansia. Kegiatan itu dibuka langsung oleh Wakil Ketua Umum MUI KH Marsudi Syuhud.

“Berikutnya mengadakan FGD pada April menghasilkan beberapa rekomendasi penting untuk membuat perencanaan yang lebih matang terkait dengan pendirian Pesantren Lansia Birul Walidain KPRK MUI,” tuturnya.

Siti Marifah menuturkan, kegiatan konsiyering ini mengundang para pakar, perwakilan institusi dari kementerian/lembaga untuk bersama-sama melaksanakan konsinyering untuk mereview draft konsep, kurikulum dan sosialisasi tentang pesantren lansia birul walidain.

Siti Marifah menuturkan, pesantren lansia bertujuan agar lansia bisa menikmati harinya dengan tenang dan bahagia, serta memfasilitasinya untuk beribadah dan memperdalam agama.

“Pesantren ini untuk meningkatkan kecerdasan spiritual untuk lansia. Pesantren lansia merupakan wahana dalam rangka birrul walidain,” tuturnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh di antaranya Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan, Ketua MUI Bidang PRK Prof Amany Lubis, Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis, dan Ketua MUI Bidang Pendidikan dan Kaderisasi KH Abdullah Jaidi.

Selain itu, hadir Asdep Bidang Perempuan dalam Rumah Tangga dan Rentan KPPPA Eni Widiyanti, Plt Direktur Jenderal Rehabilitasi Kemensos RI Pepen Nazarudin, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI Basnang Said, dan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Nopian Andusti. (***)

*MUI – Majelis Ulama Indonesia

Trending

Exit mobile version