Dudung Abdurachman membagikan kisah hidupnya sebelum masuk menjadi anggota TNI. (YouTube KOMPAS.com)
Jakarta, goindonesia.co – Analis komunikasi politik dan militer dari Universitas Nasional (Unas) Selamat Ginting menilai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (AD) Jenderal Dudung Abdurachman adalah sosok pemimpin yang layak dicontoh dalam bidang pendididikan. Betapa tidak, disela-sela kesibukannya menjalankan tugas negara, Dudung dianggap mampu mengatur waktu menyandang gelar Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti.
“Saya apresiasi apa yang dicapai Jenderal Dudung karena dia memberikan contoh yang baik. Dia ketika sudah menjadi perwira tinggi dia tetap mau duduk di bangku kuliah, apalagi dilakukan pada masa pandemi. Semangatnya itu harus kita tiru karena dia mampu memanage waktu di tengah-tengah pandemi. Dia bisa menyelesaikan tepat waktu. Ini contoh yang baik, yang muda jangan kalah sama yang punya banyak tugas,” ujar Ginting kepada wartawan di Jakarta, Senin (12/12/2022).
Menurut Ginting, Jenderal Dudung menganggap latarbelakang pendidikan sangat penting. Dudung juga dianggap ingin menunjukkan bahwa TNI tidak hanya bisa tampil sebagai praktisi dalam bidang pertahanan. Tapi juga menjadi akademisi, intelektual dan saintifik di forum-forum ilmiah besar seminar dan kampus-kampus.
“Itu juga menggambarkan bahwa perwira-perwira TNI juga tidak kalah dengan sipil. Apalagi kalau sudah pensiun dia menduduki jabatan di luar struktur militer itu orang tidak meragukan lagi karena sudah punya backroud yang sudah bersaing, bisa memanage masalah-masalah strategis nasional,” katanya.
Menurut Ginting, semangat Jenderal Dudung tersebut menuntut ilmu tersebut layak dijadikan teladan dan inpirasi oleh perwira tinggi TNI. Hal tersebut dianggap cukup penting, karena, bagi Ginting, semua ilmu yang bakal diraih perwira TNl ketika mengenyam pendidikan yang lebih tinggi akan bermanfaat untuk masa depan Indonesia.
“Sehingga menampilkan sosok perwira intelektual, perwira yang cara berpikirnya itu saintifik,” katanya.
Lebih lanjut, Ginting menambahkan bahwa memang bukan Jenderal Dudung sebagai peraih gelar doktor pertama ketika menjabat sebagai KSAD. Sebelumnya ada sosok Jenderal Andika Perkasa, yang kini menjabat sebagai Panglima TNI.
“Kalau Andika kan doktor di bidang kebijakan publik. Dudung doktor di bidang manajemen strategis. Sebelumnya juga ada Jenderal Moeldoko tapi dia jadi doktor setelah di posisi Panglima TNI,” tambahnya.
Ginting berharap ilmu doktor yang diraih Jenderal Dudung semakin memperkuat hubungan sinergisitas TNI dengan rakyat. Dengan begitu, katanya, manunggal TNI dengan rakyat menjadi sebuah pola integrasi dan menjadi ciri khas Indonesia dalam sistem pembinaannya teritorial.
“Kalau pembinan teritorial ujung tombaknya adalah Angkatan Darat, ada Babinsa, makanya Jendral Dudung selalu ingin dekat dengan para babinsa karena itu ujung tombak teritorial. Jarum jatuh pun Babinsa harus tahu,” pungkasnya.
Diketahui, Jenderal Dudung meraih gelar dokor menyandang gelar doktor dengan predikat cum laude. Dia doktor ke-574 dari program studi ilmu ekonomi, dan lulusan doktor konsentrasi strategic management yang ke-140 di Universitas Trisakti. Judul disertasi Dudung berjudul “Pengaruh Strategic Leadership Style dan Green Human Resource Management terhadap Management Performance Kodam Jaya yang Dimediasi oleh Teamwork Management”. (***)