Ilustrasi Hari Raya Idhul Adha 1445 H (Foto : @mui.or.id)
Jakarta, goindonesia.co – Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyerukan para khatib Hari Raya Idhul Adha 1445 H untuk menyampaikan pesan persatuan dan kesatuan umat.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi Dakwah MUI KH Ahmad Zubaidi melalui keterangan tertulis yang diterima MUIDigital, Ahad (14/6/2024).
Kiai Zubaidi mengatakan, pesan tersebut sangat penting agar tidak mempertajam perbedaan di antara umat.
‘’Meningkatkan persaudaraan serta persatuan dan kesatuan umat, tidak mempertajam perbedaan fiqh. Sehingga dapat memecah belah umat,’’ kata Kiai Zubaidi.
Selain itu, dia menerangkan, para khatib tidak boleh menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan politik praktis. ‘’ Tidak memyampaikan hal hal berkaitan dengan politik praktis,’’ ujar dia.
Lebih lanjut, Ketua Komisi Dakwah MUI juga menyerukan kepada khatib untuk menyampaikan hikmah berqurban. Menurutnya, penyampaian tersebut sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan diri setiap Muslim kepada Allah SWT.
‘’Menyampaikan hikmah berqurban, sebagai upaya memdekatkan diri kepada Allah SWT, juga menumbuhkan semangat solidaritas sosial,’’ tuturnya.
Selain itu, Kiai Zubaidi juga meminta kepada para khatib untuk menyampaikan hikmah menunaikan ibadah haji, disamping sebagai penuaian rukun Islam yang kelima. Salah satu hikmah yang bisa disampaikan kepada umat terkait dengan menunaikan ibadah haji adalah sebagai symbol persatuan umat manusia.
‘’Menyampaikan hikmah ibadah haji disamping sebagai penunaian rukun islam kelima, juga sebagai simbol persaudaraan umat manusia sedunia. Persaudaraan yang tidak mengenal tingkatan sosial,’’ jelasnya.
Sebelumnya, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Sabtu (15/6/2024), pemerintah telah menetapkan 1 Zulhijah 1445 Hijriyah jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024. Dengan ditetapkannya awal Dzulhijjah ini, maka Hari Raya Iduladha 1445 H jatuh pada Senin, 17 Juni 2024.
“Berdasarkan hisab posisi hilal wilayah Indonesia yang sudah masuk kriteria MABIMS, serta adanya laporan hilal terlihat, disepakati bahwa 1 Zulhijjah tahun 1445 Hijriyah jatuh pada hari Sabtu, tanggal 8 Juni 2024, dan hari raya Idul Adha jatih pada Senin, tanggal 17 Juni 2024,” tutur Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki usai memimpin Sidang Isbat (Penetapan) Awal Dzulhijjah, di Jakarta, Jumat (7/6/2024).
“Kita berharap dengan hasil sidang isbat ini, seluruh umat Islam di Indonesia dapat merayakan Idul Adha bersama-sama. Tapi perlu diketahui oleh seluruh masyarakat, jika di kemudian hari ada perbedaan dalam melaksanakan ibadah yang berkaitan dengan Idul Adha, kami berharap semuanya bisa mengedepankan harmoni dan toleransi serta tidak menonjolkan perbedaan yang ada,” imbuh Wamenag.
Dia menjelaskan, keputusan itu didasarkan dari data posisi hilal di seluruh Indonesia, yaitu ketinggian hilal berkisar antara 7° 15,82′ hingga 10° 41,09′ dan sudut elongasinya 11° 34,83′ hingga 13° 14,47’. Data ini merupakan hisab yang dihitung secara matematis-astronomis yang telah dihimpun oleh Kementerian Agama melalui Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama beberapa waktu lalu. Secara hisab, data hilal pada hari ini telah memenuhi kriteria visibilitas hilal MABIMS.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama menggunakan kriteria visibilitas hilal MABIMS dalam menentukan awal bulan Qamariyah, yang mensyaratkan ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
“Pada hari ini 7 Juni 2024 yang bertepatan dengan tanggal 29 Zulqadah 1445 Hijriyah, telah masuk laporan dari para petugas rukyat di berbagai daerah di Indonesia yang telah melaksanakan pengamatan hilal, dan tim penerima laporan rukyat di pusat telah mengkonfirmasi bahwa hilal terlihat di beberapa titik. Kementerian Agama telah melaksanakan rukyatul hilal di 114 lokasi di seluruh wilayah Indonesia,” jelasnya.
Sidang Isbat Awal Zulhijah 1445 H yang digelar di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag ini dihadiri Ketua Komisi VIII DPR RI Ashabul Kahfi, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Abdullah Jaidi, Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin serta Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Noor Achmad.
Turut hadir pula, perwakilan Mahkamah Agung, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium Jakarta, pakar falak dari ormas-ormas Islam, pimpinan ormas Islam, serta duta besar negara sahabat. (***)
*MUI – Majelis Ulama Indonesia