(Dokumentasi :@kemenperin.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Aktivitas sektor idustri selama ini telah memberikan dampak yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini misalnya dibuktikan pada pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 5,67 persen (y-on-y), yang antara lain ditopang karena adanya hilirisasi industri manufaktur di sektor agro.
Kabupaten Barru menjadi salah satu wilayah yang memberikan sumbangsih pada pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan. Dengan penduduk kurang lebih 170 ribu jiwa, Kabupaten Barru sedang menuju Kawasan Ekonomi Khusus dengan pembangunan yang dimulai pada tahun 2020 lalu.
“Perkembangan tersebut menjadi peluang bagi Kabupaten Barru untuk menyerap tenaga kerja industri di daerahnya. Dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk memenuhi kebutuhan industri di masa depan,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan di Jakarta, Sabtu (31/12).
Kepala BPSDMI mengemukakan, keberadaan SDM terampil menjadi faktor penting dalam mendukung pertumbuhan industri, karena industri merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. “Dalam upaya menciptakan SDM industri yang kompeten, kami telah menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi pada beberapa jenjang, mulai dari Diploma sampai dengan Magister Terapan, termasuk program setara Diploma 1 kerja sama industri,” ungkapnya.
Di Kabupaten Barru sendiri, telah dilaksanakan Program Setara D1 Teknik Industri Agro dari hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Barru, Provinsi Sulawesi Selatan dengan Politeknik ATI Makassar sebagai salah satu unit pendidikan vokasi di bawah binaan BPSDMI Kemenperin.
Arus menjelaskan, Pendidikan Setara D1 Kerjasama Industri dilaksanakan selama satu tahun dan lulusannya langsung diserap bekerja di industri. Mahasiswa mengikuti Praktek Kerja Lapangan atau Magang setiap akhir semester masing-masing selama tiga bulan, sehingga dari satu tahun pendidikan, 50% kegiatan pembelajaran dilakukan langsung di industri.
“Pendidikan Setara D1 Kerjasama Industri ini merupakan bagian dari kebijakan BPSDMI Kemenperin menuju Corporate University. Salah satu misi yang harus diwujudkan oleh politeknik kami adalah menyelenggarakan pendidikan secara dual system dengan model pembelajaran melalui STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) yang berstandar global dan mengembangkan kelas industri,” paparnya.
Lebih lanjut, Pendidikan Setara D1 Kerjasama Industri dilaksanakan sebagai wujud nyata sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan dengan dunia industri. “Melalui program strategis ini diharapkan dapat memperkecil competency gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan yang akhirnya tercipta SDM industri kompeten tanpa adanya program retraining oleh industri,” tutur Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri BPSDMI Kemenperin, Restu Yuni Widayati.
Mulai tahun 2021, Kemenperin telah memfasilitasi sebanyak 981 mahasiswa yang mengikuti pendidikan tersebut, yang tersebar di 21 kabupaten/kota di 11 Provinsi.Dalam pelaksanaanya, Program Pendidikan Setara D1 diselenggarakan oleh unit pendidikan Kemenperin bekerja sama dengan industri.
Menurut Restu, dalam program Pendidikan D1 Teknik Industri Agro di Kabupaten Barru, Politeknik ATI Makassar akan menyediakan tenaga pengajar beserta fasilitas, sementara industri terkait akan menerima mahasiswa lulusan D1 sesuai dengan perjanjian kerja sama, sehingga lulusan akan langsung bekerja.
“Kami berharap program ini merupakan upaya nyata Kemenperin dalam mengatasi permasalahan SDM industri, yaitu besarnya jumlah pengangguran terbuka, tingkat pendidikan angkatan kerja yang masih rendah, dan produktivitas tenaga kerja yang masih rendah,” sebutnya. (***)
(Sumber : @kemenperin.go.id)