Alat berat jenis eskavator dikerahkan untuk membuka jalan yang tertimbun material longsor di Kampung Genteng, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3) (Foto : Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB ,@bnpb.go.id)
Natuna, goindonesia.co – Penanganan darurat pascabencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada hari ketiga atau Kamis (9/3) ada kemajuan dan sudah menunjukan adanya progres yang lebih baik. Hal itu dipastikan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto S.Sos., M.M., dalam konferensi pers di Lanud Raden Sadjad Ranai, Natuna, Kamis (9/3).
“Di hari ketiga pascabencana sudah ada progres yang lebih baik,” kata Suharyanto.Suharyanto merinci beberapa perkembangan progres yang sudah tampak di lapangan mulai dari pulihnya sistem jaringan komunikasi. Menurut Kepala BNPB, pihak penyedia layanan jaringan telekomunikasi nasional di Pulau Serasan sudah memperbaiki perangkat tower BTS hingga dapat kembali beroperasi sejak pukul 12.00 WIB.
Sebagai cadangan, Kepala BNPB juga mengatakan ada beberapa perangkat telepon satelit yang disediakan oleh BNPB, Korem dan Mabesad. Suharyanto memastikan bahwa seluruh perangkat itu dapat digunakan sewaktu-waktu dalam keadaan darurat.
“Seluruh alat komunikasi sudah jalan. Ada lima BTS yang sudah beroperasi. BNPB juga ada dua telepon satelit, dari korem, mabesad ada lima telepon satelit yang bisa digunakan,” jelas Suharyanto.
Lebih lanjut, Suharyanto mengatakan bahwa hingga hari ketiga, akses jalan masih terputus karena tertutup material longsoran. Adapun kendala utama yang dihadapi dalam proses pembukaan jalan tersebut adalah kondisi cuaca yang sangat dinamis, dan hujan masih kerap terjadi.
Kepala BNPB memastikan bahwa pemerintah melalui Kementerian PUPR akan menambah alat berat sehingga jalur yang masih tertutup itu dapat dibuka dengan target pengerjaan selama dua hari.
“PUPR akan membuka jalan itu paling lama dua hari. Yang longsor itu kan tertutup jalannya kurang lebih 150 meter ini akan diupayakan untuk dua hari sudah bisa tembus,” jelas Suharyanto.
Adapun setelah akses jalan sudah dapat terhubung, maka tiang-tiang listrik akan mulai dipasang dan dipulihkan kembali sehingga kebutuhan kelistrikan dapat kembali normal. Menurut Suharyanto ada tujuh tiang yang roboh karena terdampak material longsor.
“Ada tujuh tiang yang roboh. Ini kalau jalannya sudah terbuka akan dipasang tiang-tiang tersebut,” kata Suharyanto.
Menyinggung mengenai kebutuhan dasar pengungsi, Kepala BNPB memastikan bahwa segala yang dibutuhkan warga di pengungsian sampai saat ini tidak ada masalah. Pengungsi dipastikan tidak kekurangan dalam pemenuhan air bersih. “Air tidak ada masalah,” kata Suharyanto.
Di samping itu, bantuan untuk warga pengungsi hingga hari ini tak henti berdatangan. Pemerintah Pusat melalui BNPB pun kembali mengirimkan bantuan dengan total 16 ton melalui jalur laut. Kepala BNPB memastikan bahwa seluruh bantuan yang telah tiba di Serasan akan segera dibagikan, sesuai dengan hasil koordinasi yang dilakukan.
“Kebutuhan logistik dasar daripada pengungsi yang 1.216 sampai hari ini sudah terdukung. Dari pemerintah pusat melalui BNPB sudah ada 16 ton yang sudah sampai di Pulau Serasan,” terang Suharyanto.
“Atas dasar koordinasi kemarin ini juga harus segera dibagikan ke masyarakat terdampak,” pungkasnya.
Berdasarkan data perkembangan pencarian dan pertolongan per Kamis (9/3) sudah ada 30 jenazah yang ditemukan dan sudah teridentifikasi. Sementara itu masih ada 24 warga yang masih dinyatakan hilang. Adapun jumlah warga pengungsi masih di angka 1.216 jiwa dan terbagi di empat titik lokasi. (***)
*Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB ,@bnpb.go.id