Dirjen, Cipta Karya, Kementerian PUPR, Diana Kusumastuti dalam acara Rakornas Kegiatan PISEW TA 2023 di Jakarta, Senin (06/03/2023) (Dok. : Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, @eppid.pu.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong penggunaan teknologi komunikasi dan informasi serta inovasi digital dalam pembangunan infrastruktur agar efektif dan efisien. Penggunaan teknologi salah satunya diterapkan pada Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW) dengan meluncurkan fitur Early Warning System (EWS) dalam sistem informasi manajemen pada Infrastruktur Berbasis Masyarakat (IBM) Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP).
Fitur EWS merupakan inovasi baru dalam sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk pengawasan, pengendalian, dan pelaporan dalam pelaksanaan kegiatan PISEW. Fitur ini sebagai peringatan dini pada setiap tahapan kritis pelaksanaan kegiatan PISEW. Nantinya, para Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk program PKP mendapatkan pesan peringatan secara otomatis (by system) jika tahapan pelaksanaan kegiatan PISEW mendekati deadline waktu yang telah ditentukan dalam jadwal nasional.
“Sebagai upaya meminimalisir risiko serta upaya yang kreatif dan inovatif perlu dilakukan pemanfaatkan teknologi informasi, salah satunya diwujudkan melalui inovasi Early Warning System dalam SIM IBM PKP yang telah diluncurkan,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Cipta Karya, Kementerian PUPR Diana Kusumastuti dalam acara Rakornas Kegiatan PISEW TA 2023 di Jakarta, Senin (06/03/2023).
Menurut Diana, pemanfaatan teknologi informatika sangat diperlukan dalam manajemen risiko pada pembangunan infrastruktur di era menuju Society 5.0. “Selain pelaksanaan kegiatan PISEW, saya harap untuk kegiatan lainnya di lingkungan Ditjen Cipta Karya dapat mulai mengarah untuk menerapkan konsep Society 4.0, bahkan Society 5.0,” kata Diana.
Pada tahun 2023, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya menargetkan program PISEW tersebar di 1.340 lokasi di Indonesia. Target tersebut naik hampir 3 kali lipat dari tahun 2022 yang hanya 450 lokasi. Pada umumnya infrastruktur berbasis masyarakat yang dibangun melalui program PISEW adalah jalan produksi untuk menunjang produksi pertanian, industri, serta prasarana pendukung komoditas masyarakat, seperti memudahkan petani mengangkut hasil pertanian, perkebunan atau perikanan.
Pelaksanaan program PISEW disalurkan melalui skema Padat Karya Tunai (PKT)/cash for work yang dikerjakan oleh masyarakat setempat dan tidak menggunakan kontraktor. Selain jalan produksi, program PISEW juga dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur dasar skala kecamatan atau perdesaan seperti jembatan kecil, peningkatan kualitas air minum dan sanitasi, serta infrastruktur pendukung produktivitas masyarakat lainnya. (*)
(Sumber : Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, @eppid.pu.go.id)