Ilustrasi obat-obatan (Dok: @sehatnegeriku.kemkes.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Setiap Tahun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji. Tahun ini, Kemenkes berlakukan Sistem Informasi serta Distribusi Obat dan Perbekalan Kesehatan (Perbekkes) untuk mempermudah jemaah mendapatkan obat yang dibutuhkan.
“Untuk distribusi obat dan Perbekkes dari depo-depo yang ada di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) ke kloter-kloter tidak lagi dengan pengamprahan obat kloter ke KKHI,” ujar Kepala Pusat (Kapus) Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo, Ak M.M.
Pada penyelenggaraan haji sebelumnya, kebutuhan obat dan Perbekkes di sektor dan kloter dilakukan dengan sistem amprah. Pada sistem ini, tenaga kesehatan haji (TKH) mengambil obat dan Perbekkes di depo obat yang berada di KKHI.
Sistem amprah dirasakan kurang efisien karena sistem ini membuat TKH berbondong-bondong ke KKHI untuk mengambil obat. Akibatnya saat pengembilan obat dan Perbekkes, TKH akan meninggalkan jemaah haji dalam waktu yang lama. Selain itu, sistem ini mendapatkan banyak keluhan dari TKH terkait transportasi menuju depo obat di KKHI.
“Sekarang dari KKHI yang berperan sebagai depo, obat dan Perbekkes dari masing-masing Daker kita dorong ke sektor dan kemudian dari sektor akan didorong ke kloter,” kata Kapus Liliek.
Pada tahun ini, distribusi obat tidak lagi menggunakan sistem amprah namun obat didistribusikan ke sektor sehingga TKH dapat mengambil obat yang dibutuhkan lebih dekat. Dengan mendekatkan akses obat ke sektor harapannya TKH tidak terlalu lama meninggalkan jemaah haji dan bisa lebih fokus untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji di kloternya.
Sektor yang dimaksud merupakan kawasan dimana terletak kumpulan pemondokan jemaah haji. Di Makkah terdapat 11 sektor dan di Madinah terdapat 5 sektor.
Di Setiap sektor terdapat satu pemondokan yang berperan sebagai kantor sektor. Kantor sektor inilah lokasi tujuan distribusi obat dan Perbekkes haji.
Selain dari sistem distribusi obat dan Perbekkes, mulai tahun ini penyelenggaraan haji menggunakan sistem informasi bernama SOBATHAJI untuk monitoring persediaan obat dan Perbekkes yang ada di kloter, apotek, dan depo obat yang ada di setiap Daker.
SOBATHAJI adalah Sistem Manajemen Obat dan Perbekalan Kesehatan Haji. Aplikasi ini berbasis web mobile responsif yang khusus untuk menangani manajemen obat dan perbekalan kesehatan untuk operasional haji.
Aplikasi ini dapat digunakan di Indonesia dan Arab Saudi mulai dari praoperasional, operasional, hingga pascaoperasional haji.
SOBATHAJI dikembangkan oleh Pusat Kesehatan Haji Kemenkes bersama Direktorat Pengelolaan dan Pelayanan Kefarmasian Kemenkes. Aplikasi ini dibangun berdasarkan pengalaman selama bertahun-tahun dalam manajemen obat dan perbekalan kesehatan haji sehingga mampu menjawab permasalahan terkait manajeman obat dan perbekalan kesehatan haji.
TKH di kloter bisa mengakses SOBATHAJI melalui sobathaji.kemkes.go.id dengan menggunakan user dan password yang sudah diberikan sebelumnya. TKH dapat melakukan permintaan obat dan Perbekkes melalui menu permintaan obat dan Perbekkes.
Setelah input, depo secara berkala akan melakukan pengecekan permintaan yang sudah masuk di SOBATHAJI yang dilanjutkan penyiapan paket obat dan distribusi.
“Teman-teman kloter tidak usah jauh-jauh meminta ke depo, tapi kami bisa langsung menerima permintaan dan segera melakukan dropping obat-obatan tersebut. Sehingga bisa lebih efisien untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji,” tutur Kapus Liliek.
Aplikasi ini tidak hanya mendekatkan akses TKH dan tim obat dan Perbekkes, namun juga memudahkan monitoring pada persediaan dan distribusi obat serta Perbekkes dalam penyelenggaraan kesehatan haji. (***)
*Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, @sehatnegeriku.kemkes.go.id