Sarasehan Bersama Da’i dan Da’iyah Sulawesi Selatan dalam rangka Pencegahan Radikal Terorisme di Indonesia yang dilaksanakan oleh BNPT, di Hotel Claro, Makassar (Dokumentasi : @mui.or.id)
Makassar, goindonesia.co – Ketua Umum MUI Sulsel Prof Dr KH Nadjamuddin H Abd Shafa Lc MA menjadi pemateri pada acara Sarasehan Bersama Da’i dan Da’iyah Sulawesi Selatan dalam rangka Pencegahan Radikal Terorisme di Indonesia yang dilaksanakan oleh BNPT, di Hotel Claro, Makassar, Kamis, 20 Juli 2023.
Dalam penyampainya KH Nadjamuddin menceritakan pengalamanya waktu ditanya anggota Densus 88, apa yang menjadi penyebab orang menjadi radikal dan teroris, Ia mengatakan penyebab utamanya yaitu karena tidak seimbangnya antara semangat dan ilmunya.
“Kalau seimbang antara semangat dan ilmu, pasti tidak akan terjadi radikal dan terorisme,” katanya.
Ia juga menceritakan bahwa almarhum KH Sanusi Baco ( Mantan Ketua MUI Sulsel) pernah mengatakan, jika ada orang yang suka menyalahkan, itu tandanya mereka baru belajar.
“Saya sering sampaikan kepada mahasiswa, bahwa dalam Islam, bukan kepintaran bicara yang utama, melainkan kecerdasan dalam memahami teks. Kalau tidak cerdas memahami teks, maka yang terjadi, kadang-kadang bukan perintah tapi dianggap perintah. Kadang-kadang bukan larangan tapi dianggap larangan,” tutur KH Najmuddin.
Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Nisan Setiadi SE MSi dalam sambutanya mengatakan sengaja mengundang dai daiyah karena memiliki peran penting dalam melakukan dakwah langsung ditengah masyarakat.
“Bangsa Indonesia merasa bersyukur memiliki ormas seperti, MUI,As’adiyah, NU,Muhammadiyah DDI dan lainya yang memiliki dai yang handal dalam menangkal faham terorisme.
Lanjutnya bukan hanya masyarakat awan, faham radikalisme ini juga menyasar ke orang berpendidikan seperti Doktor,Profesor TNI dan Polri.
Ia berharap kepada para da’i dan da’iyah agar menyampaikan dakwah yang lemah lembut, toleran dan tidak mengadu domba atau memprovokasi umat. Intinya mengajak ke jalan kebaikan dengan santun, katanya.
Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof Dr KH Nasaruddin Umar MA, juga tampil sebagai pembicara.
Prof Nasaruddin mengatakan para pelaku radikal atau terorisme harus diajak dialog untuk memberikan pemahaman dakwah Islam yang toleran.
“Jika kita hadapi dengan kasar maka tidak akan selesai, seperti kita mendidik anak yang bandel dengan kekerasan maka tidak akan berhasil,” katanya.
Ia juga mencontohkan seperti BNPT yang mempertemukan mantan teroris dan korban teroris.
Turut hadir Direktur Pencegahan BNPT Prof Dr Irfan Idris MA dan Kabid Urusan Agama Islam (Urais) Kemenag Sulsel, Dr Wahyuddin Hakim yang juga sebagai pemateri. (***)
*MUI Provinsi, MUI SulSel, @mui.or.id