Foto : BNPB mengirimkan lima personelnya untuk mengikuti kursus, yang bertajuk ‘Mainstreaming Disaster Risk Management into Annual National and Sub National Planning and Budgeting’. (Istimewa)
Mataram, goindonesia.co – Kursus yang diselenggarakan atas kerja sama BNPB dan DFAT Australia menuntut implementasi pengalaman dan pengetahuan dari para pesertanya. Hal tersebut dilakukan pascakursus yang berlangsung di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (24/1).
Kursus yang diselenggarakan di Australia pada 2 hingga 24 September 2022 memfokuskan pada tema perencanaan dan penganggaran. Setelah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari pihak Australia, sejumlah peserta dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berkesempatan untuk mengimplementasikan pemikirannya untuk penguatan sistem, khususnya perencanaan dan penganggaran.
BNPB mengirimkan lima personelnya untuk mengikuti kursus tersebut, yang bertajuk ‘Mainstreaming Disaster Risk Management into Annual National and Sub National Planning and Budgeting’.
Salah satu perwakilan peserta dari BNPB, Gita Yulianti mengatakan, memiliki kesempatan untuk menimba pengetahuan tentang kebencanaan dari pemerintah Australia dan juga lembaga-lembaga setempat yang menangani kebencanaan.
“Selain bertukar pengalaman dan pengetahuan terkait perencanaan, penganggaran dan implementasi penanggulangan bencana antara Indonesia-Australia, kami peserta dari BNPB juga merencanakan sebuah program yang menjadi bagian output kinerja kami di BNPB guna meningkatkan pelayanan penanggulangan bencana BNPB bagi masyarakat Indonesia, tentunya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,” ujar Gita saat mengikuti kegiatan Post Course Workshop di Mataram.
“Selain itu berkesempatan pula untuk hadir di konferensi PRB Internasional APMCDRR yang diadakan di Brisbane,” imbuhnya.
Sementara itu, Medeline Moss perwakilan Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia menjelaskan, penyelenggaraan kursus singkat ini menjadi salah satu bentuk kerja sama Indonesia dengan Australia khususnya di bidang kebencanaan.
“Pertukaran pengetahuan terkait perencanaan dan penganggaran penanggulangan bencana menjadi modal penting bagi pengembangan Kerjasama dan hubungan baik Indonesia dan Australia,” ungkap Medeline.
Kegiatan pascakursus ini merupakan rangkaian akhir dalam program kursus setelah para peserta kembali ke Indonesia. Panitia program kursus ini mengajak para peserta untuk mengunjungi Desa Pemenang Barat, Desa tersebut merupakan salah satu desa yang memiliki program pengurangan risiko bencana dan Desa Gumantar sebagai salah satu desa yang dijadikan contoh lokasi pemulihan pascabencana gempa beberapa tahun lalu.
Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) menyelenggarakan kursus singkat dengan pilihan tema berbeda setiap tahunnya. Kegiatan ini melibatkan peserta dari unsur pentaheliks, baik itu pemerintah, lembaga swadaya masyarakat dan masyarakat. (***)
(Sumber : Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, @bnpb.go.id )