Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim saat memberikan pengarahan yang disampaikan di Rapat Evaluasi dan Koordinasi Nasional (REKN) dalam rangka Hari Bhakti Imigrasi Ke-73 (Dokumentasi : Humas Direktorat Jenderal Imigrasi)
Jakarta, goindonesia.co – Direktur Jenderal Imigrasi, Silmy Karim mendorong seluruh upaya bersama instansi-instansi terkait guna mewujudkan digitalisasi hulu ke hilir di tubuh Imigrasi Indonesia. Dalam pengarahan yang disampaikan di Rapat Evaluasi dan Koordinasi Nasional (REKN) dalam rangka Hari Bhakti Imigrasi Ke-73, Silmy menyebutkan Imigrasi melakukan komunikasi secara khusus dengan pihak Angkasa Pura terkait pengelolaan autogate di bandara internasional.
“Imigrasi harus shifting, artinya kita lakukan digitalisasi yang arahnya adalah kontribusi ekonomi melalui pelayanan yang baik dan ramah pengguna. Digitalisasi juga akan heavy di pengawasan dan penindakan hingga intelijen keimigrasian. Dengan begitu, kekuatan Imigrasi dalam menjaga pintu masuk RI akan semakin solid,” tutur Dirjen Imigrasi pada Rabu (18/01/2023) sore.
Imigrasi juga berkoordinasi dan melakukan berbagai persiapan untuk pengimplementasian Golden Visa. Visa ini merupakan bentuk baru dari Second Home Visa, dengan target investor dan pebisnis internasional, talenta global dan wisatawan lansia mancanegara yang memenuhi kriteria. Golden Visa merupakan ‘tiket emas’ bagi individu potensial dari berbagai negara untuk mengembangkan modal yang akan bermuara pada peningkatan kesempatan kerja dan pembangunan ekonomi nasional.
“Pembayaran perpanjangan visa online, izin tinggal online dan overstay saya harap ke depannya dapat dilakukan dengan kartu kredit. Mekanisme pembayaran ini perlu dukungan dari instansi terkait agar dapat diimplementasikan, kita akan upayakan supaya dapat dibahas lebih lanjut,” ujarnya.
Di samping menyampaikan kemajuan program-program yang sedang dijalankan, Silmy menyampaikan harapan besarnya kepada para kepala kantor imigrasi dan board of directors Imigrasi yang hadir. Menurutnya, bukan tidak mungkin suatu saat semua produk keimigrasian tersedia secara digital bahkan dapat disimpan dalam aplikasi.
“Saya punya mimpi bahwa kelak Imigrasi Indonesia akan begitu mutakhir, menjadi contoh baik bagi negara-negara lain untuk bidangnya. Saya harap, suatu saat paspor kita itu bisa pakai aplikasi, sehingga semakin mudah lagi. Paspor fisik tetap ada, tetapi bisa juga diwakilkan dengan aplikasi, misalnya pakai QR Code, seperti di Qatar. Di bandara juga ada autogate yang cepat untuk mengurangi ketergantungan kepada manusia,” ujarnya.
“Nanti kita siapkan paket-paket (layanan keimigrasian) menarik yang memungkinkan WNA bisa menikmati liburan dan berbisnis di Indonesia. Big data dan supporting system yang istimewa kita kembangkan terus,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut, Dirjen Imigrasi juga menyampaikan inisiatifnya dalam peningkatan kesejahteraan pegawai Imigrasi. Silmy sedang menjalin komunikasi dengan stakeholder terkait pemanfaatan anggaran, IT dan kesejahteraan pegawai dengan harapan dapat diterapkan di Imigrasi.
“Terakhir, Presiden Joko Widodo secara khusus menyampaikan kepada saya untuk mempelajari lebih lanjut tentang keimigrasian di Uni Emirat Arab (UEA). Saya akan mendalami keistimewaan mereka, di samping Imigrasi di Qatar dan Singapura yang juga saya jadikan referensi untuk membawa Imigrasi Indonesia jadi yang terdepan,” tutupnya. (***)
(Sumber : Humas Direktorat Jenderal Imigrasi)