Foto: Blok West Ganal, yang dioperasikan ENI West Ganal. (Doc SKK Migas)
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga Minyak mentah dunia terus pasang meskipun sempat surut. Pada pembukaan perdagangan hari Jumat (18/3/2022) harga minyak jenis brent berada di US$ 106,64/barel. Melonjak 8,79% dari hari sebelumnya. Sedangkan yang jenis light sweet harganya US$ 102,98. Melejit 8,35%.
Terus pasangnya harga minyak dunia dinilai menjadi beban bagi negara khususnya badan usaha seperti PT Pertamina (Persero), Yayan Satyakti, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran, mengatakan disrupsi global akibat pandemi COVID-19 dan perang antara Rusia ke Ukraina akan mempersulit posisi neraca energi Indonesia pada 2022.
Sistem stok energi Indonesia dapat terganggu, disebabkan eskalasi yang terjadi belakang ini, kesenjangan antara harga internasional dan domestik.
“Alangkah baiknya, harga domestik mendekati harga internasional, minimal 80-90% dari harga internasional. Ini untuk menjaga keseimbangan agar pasar domestik tetap terjaga dan menghindari kelangkaan suplai karena BBM bisa diselundupkan ke luar negeri,” ujarnya ke CNBC Indonesia, Jumat (18/3/2022).
Walaupun harga BBM nonsubsidi lebih mahal, lanjut Yayan, pasokan dapat dijaga daripada harga murah tetapi konsumen berbondong-bondong antre. Harga keekonomian ini berfungsi untuk mencari alternatif energi baru dan terbarukan serta mengedukasi masyarakat agar masyarakat menghemat energi minyak yang memang sudah tidak murah lagi.
“Ini untuk mengurangi beban subsidi migas dari APBN seperti listrik dan gas LPG 3 kg dan yang pasti ke komoditas turunan yang menggunakan migas seperti petrokimia pada industri pupuk dan lainnya, kendati ini secara aggregate,” ujarnya.
Penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax seperti yang telah dilakukan perusahaan lain terhadap produk sejenis dinilai wajar dilakukan PT Pertamina (Persero).
Pasalnya, Pertamax adalah termasuk BBM yang tidak disubsidi Pemerintah sehingga dapat mengikuti harga pasar. Dari empat jenis BBM nonsubsidi, memang baru tiga jenis BBM yang harganya sudah disesuaikan, yaitu Petamax Turbo, Pertadex, dan Dexlite, di mana volume penjualannya hanya 3% saja.
Sedangkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax, yang volumenya sekitar 14%, saat ini dijual Rp 9.000 per liter. Harga tersebut sudah bertahan sejak lebih dari dua tahun lalu. Padahal produk BBM sejenis Pertamax dengan kadar oktan (RON) 92 dari perusahaan lain dijual sekitar Rp 11.900 – Rp 12.990 per liter. . (***)