Berita

Hadapi Kemarau dan El Nino, Ditjen Ketenagalistrikan dan PT PLN Pantau Pasokan Listrik di Sulbagsel

Published

on

Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) (Foto : @www.esdm.go.id)

Sulawesi Selatan, goindonesia.co – Musim kemarau dan El Nino kerap kali menjadi momok bagi masyarakat di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel). Fenomena alam ini dapat berakibat pada penurunan debit air di PLTA, salah satu sumber energi listrik utama di wilayah tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan krisis listrik dan mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya sektor industri dan bisnis.

Di tengah kekhawatiran tersebut, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Ketenagalistrikan) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan kunjungan kerja ke Sulbagsel. Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan pasokan kelistrikan di wilayah tersebut tetap terjaga dan andal, terutama saat musim kemarau dan El Nino.

“Ketika terjadi elnino atau musim kemarau, PLN harus berjaga-jaga mitigasinya seperti apa,” tegas Ditjen Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu dalam acara kunjungan kerja ke Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin, (29/4).

Menurut Jisman bahwa pelaksanaan bauran Energi di sistem Sulbagsel adalah hal yang unik dan tidak pernah terjadi di tempat lain. Sampai Maret, energi pembangkitan terdiri dari batubara sebesar 50,89%, gas sebesar 11,02%; air sebesar 29,40%; angin sebesar 2,26%; dan BBM sebesar 6,43 persen.

“Jadi saya melihat kelistrikan Sulawesi ini cukup unik kalau dilihat dari bauran ya, batubara dengan hydro dan sangat bergantung pada musim. Maka pemerintah dan PLN harus belajar dari pengalaman sebelumnya untuk mengatur pasokan energi primer sehingga listrik tetap andal,” terang Jisman.

Di kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Pembangkitan PT PLN (Persero) Adi Lumakso menambahkan bahwa PLN telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk mengatasi potensi gangguan pasokan listrik akibat musim kemarau dan El Nino. Dan kedepannya, tantangan kelistrikan Sulbagsel semakin kuat mengingat banyaknya beban (penjualan listrik) yang baru tumbuh sampai 6,73 GW.

“Dasarnya kami berpijak pada pengalaman dan untuk itu kami perlu koordinasi benar-benar strategi baik itu pembangkitan, transmisi dan pengaturan seperti apa,” jelas Adi.

Kunjungan Ditjen Ketenagalistrikan dan PLN ke Sulsel ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjaga keandalan pasokan listrik di wilayah tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa masyarakat dan sektor ekonomi di Sulsel dapat terus beraktivitas dengan lancar tanpa terhambat oleh gangguan pasokan listrik. (***)

*Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Trending

Exit mobile version