Gunung Merapi lontarkan wedus gembel. (Foto: Twitter @BPPTG)
Semarang, goindonesia.co : Tak pernah berhenti bergolak. Itulah sifat Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak satu tahun terakhir.
Seperti Sabtu (28/8/2021) pagi tadi, gunung legendaris yang penuh kisah mistis tersebut, kembali melontarkan awan panas (wedus gembel) guguran sejauh 2 kilometer dari puncak.
Luncurkan awan panas Merapi tersebut setidaknya terpantau pada pukul 05.36 WIB, dengan durasi 190 detik serta jarak luncur sekitar 2 kilometer menuju arah barat daya.
Menurut akun twitter @BPPTKG, Sabtu (28/8/2021) pagi, awan panas guguran #Merapi tanggal 28 Agustus 2021 pukul 5.36 WIB tercatat dalam seismogram dengan amplitudo 37 mm dan durasi 190 detik. Jarak luncur 2.000 m ke arah barat daya.
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, dalam keterangan tertulis menjelaskan, kondisi Merapi secara meteorologi cuaca berawan, angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 15-19 °C, kelembaban udara 61-90 %, dan tekanan udara 569-709 mmHg.
Secara visual gunung masih terlihat jelas, kabut 0-II, hingga kabut 0-III, namun asap kawah tidak teramati. Pada periode pengamatan antara pukul 18.00 WIB hingga 24.00 WIB Jumat (27/8/2021) tercatat 27 kali guguran lava.
“Teramati terjadi 27 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-2.000 meter ke arah barat daya,” katanya.
Berkaitan dengan semakin aktifnya Gunung Merapi yang bukan saja melontarkan lava pijar dan awan panas guguran yang cukup tinggi volumenya, sehingga kerap menimbulkan hujan abu di beberapa daerah seperti Magelang, Boyolali, Klaten bahkan sampai Temanggung, Pemprov Jawa Tengah pun telah mengambil langkah-langkah antisipatif.
Gubernur Ganjar Pranowo telah memerintahkan BPBD Provinsi Jateng bersama lembaga-lembaga terkait, untuk mengirimkan bermacam bantuan. Baik berupa masker maupun bantuan logistik. (***)