Ilustrasi Investasi Foto: Istimewa
Investor khawatir atas rencana The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga acuan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA– PT Bahana TCW Investment Management mengingatkan investor untuk mendiversifikasi investasinya di tengah perekonomian global yang dinamis. Direktur Investasi Bahana Bahana TCW Investment Management Doni Firdaus mengatakan masyarakat perlu memperhatikan profil risiko dari masing-masing instrumen investasi serta dicocokkan dengan profil investasi masing-masing.
“Menghadapi kondisi perekonomian yang masih sangat dinamis, masyarakat perlu memperhatikan diversifikasi investasinya. Hal ini dibutuhkan agar imbal hasil yang ditargetkan dapat tercapai,” ujarnya, Kamis (13/10/2022).
“Perlu diingat risiko perubahan kondisi ekonomi dan politik, risiko berkurangnya nilai investasi, risiko likuiditas, risiko kredit perlu untuk selalu diperhitungkan tidak hanya pada reksa dana namun juga pada instrumen-instrumen investasi lainnya,” ucapnya.
Pada minggu pertama Oktober 2022, laju indeks harga saham gabungan (IHSG) menunjukkan pelemahan. Hal itu didasari sentimen global dan domestik seperti kekhawatiran investor atas rencana The Fed yang akan kembali menaikkan suku bunga pekan depan.
Selain itu, tingkat inflasi bulanan dalam negeri sebesar 1,17 persen pada September yang merupakan rekor tertingginya sejak Desember 2014. Adapun kondisi perekonomian yang dinamis menuntut manajer investasi melakukan inovasi dalam pengelolaan dan pengembangan produk agar dapat memilih underlying asset reksa dana dengan imbal hasil optimal.
Bahana TCW yang merupakan anak perusahaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia Financial Group (IFG) dan perusahaan Manajer Investasi Global dari Los Angeles, Amerika Serikat, Trust Company of the West (TCW), memiliki produk Bahana Dana Prima.
Bahana Dana Prima merupakan menjadi salah satu reksa dana saham dengan kenaikan nilai aktiva bersih tertinggi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Per 7 Oktober 2022 telah mencatatkan kenaikan nilai aktiva bersih sebesar 14,94 persen menjadi Rp 15.157,13 per unit penyertaan dan menjadikannya sebagai salah satu reksa dana saham terbaik dibanding reksa dana sejenis lainnya.
Dalam empat bulan terakhir per 10 Oktober 2022, Bahana Dana Prima mencatatkan jumlah dana kelolaan sebesar Rp 93,1 miliar atau naik 66 persen sejak 10 Juni 2022 yang berada level Rp 56,39 miliar. Adapun alokasi portofolio produk tersebut sebesar 81 persen pada saham dan 19 persen di pasar uang dan likuiditas lainnya.
Bahana TCW menerapkan strategi core-satellite investing pada Bahana Dana Prima yang membagi portofolio ke dalam saham-saham berkapitalisasi besar atau big cap untuk mengelola risiko agar setara dengan risiko dan imbal hasil pasar, serta ke saham-saham active satellite yang ditujukan untuk menambah nilai imbal hasil agar mencapai di atas pasar.
Menurut Doni, produk tersebut fokus pada saham-saham yang dipercaya memiliki turnaround story dan fundamental bagus sehingga memiliki bobot yang signifikan pada portofolio. “Strategi ini dimulai dengan comprehensive assessment atas sebuah emiten yang akan menjadi underlying dan dilanjutkan dengan analisa turnaround story dan fundamental. Keseluruhan proses pengembangan produk dan penentuan portofolio investasi ini dilandasi oleh prinsip risk culture yang sangat ketat dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik,” ucapnya. (***)