Berita

Dukcapil Goes to Campus Bentuk Kerja Sama Yang Baik Antara Kemendagri dengan Perguruan Tinggi

Published

on

Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi mengatakan, selain mendorong percepatan aktivasi IKD, Dukcapil melakukan penguatan infrastruktur jaringan dan cyber security di server pusat. (Foto-foto: Rendy)

Yogyakarta, goindonesia.co – Dukcapil Goes to Campus tiba di Kota Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada (UGM) adalah perguruan tinggi terkemuka pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang disinggahi Ditjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri selama 4 hari mulai Selasa (2/5/2023) hingga Jumat (5/5/2023).

Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia menyambut baik pelayanan jemput bola atau kerja sama yang baik untuk registrasi Identitas Kependudukan Digital (IKD) yang dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri melalui Ditjen Dukcapil dengan datang ke “Kampus Biru” UGM secara langsung. “Saya kira program ini menjadi bentuk kerja sama yang baik sebagai usaha komprehensif memberikan prioritas layanan IKD sehingga semakin memberikan kemudahan bagi masyarakat mengakses layanan kependudukan,” kata Rektor Ova Emilia.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam pidato sambutan yang dibacakan Asisten Bidang Pemerintahan dan Administrasi Umum DIY, Beny Suharsono, mengatakan, aplikasi IKD diharapkan bisa menjadi simpul bagi sistem layanan publik yang semakin lebih  baik ke depannya. “Kami sangat mendukung kampanye sadar akan identitas kependudukan ini,” ujarnya.

Dirjen Dukcapil Teguh Setyabudi sendiri menargetkan pada tahun 2023, sebanyak 25 persen penduduk atau 50 juta warga bisa mengaktivasi IKD atau KTP Digital melalui aplikasi yang terhubung di ponsel masing-masing pemiliknya. 

“Adanya IKD maka pelayanan administrasi jadi semakin mudah, cepat, efektif dan efisien, bahkan mampu menghemat anggaran pengadaan blangko KTP-el,” katanya.

Menurut Teguh Setyabudi yang juga alumnus terbaik Fisipol UGM Jurusan Ilmu Pemerintahan, Dukcapil Goes to Campus adalah untuk mendekatkan layanan administrasi kependudukan, khususnya aktivasi IKD ke perguruan tinggi. “Mahasiswa adalah agen perubahan, jadi dengan mendekatkan IKD ke kampus diharapkan program KTp digital lebih cepat berakselerasi,” kata Dirjen Teguh.

Selain itu, IKD bertujuan untuk meminimalkan penggunaan berkas fisik dalam mengurus layanan publik. Rencananya aplikasi ini bakal terintegrasi dengan semua layanan publik seperti layanan kesehatan melalui BPJS Kesehatan, layanan pendidikan dengan mengganti nomor induk mahasiswa menjadi nomor induk kependudukan (NIK), layanan bantuan sosial dari pemerintah, layanan Kartu Indonesia Pintar, hingga keperluan check-in di bandara dan stasiun kereta api.

Selain mendorong percepatan aktivasi IKD, kata Dirjen Teguh, Dukcapil melakukan penguatan infrastruktur jaringan dan cyber security di server pusat. “Untuk mewujudkan pengamanan tingkat tinggi pada ekosistem Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) diperlukan infrastruktur yang memadai dan kemampuan SDM yang mumpuni. Ini yang akan kami prioritaskan untuk dibenahi,” kata Dirjen Teguh.

Hingga hari kedua, Rabu (3/5/2023), realisasi pelayanan aktivasi IKD melalui Dukcapil Goes to Campus di 7 titik dan 1 mobil keliling kampus UGM Yogyakarta sebanyak 2.284 pemohon. Jumlah itu terdiri dari Fakultas Teknik sebanyak 311, Fakultas Peternakan 210, Fakultas MIPA sebanyak 357, Fakultas Kedokteran 317, Fisipol sebanyak 348, Perpustakaan Pusat sebanyak 271, Balairung sebanyak 412 pemohon, dan Mobil keliling berhasil mengaktivasi IKD sebanyak 58 pemohon.  (***)

*Dukcapil, @dukcapil.kemendagri.go.id

Trending

Exit mobile version