Rapat daring sosialisasi Program MBKM Berbasis Riset (Foto : Istimewa, @kemenag.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kemenag menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam Program Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka (MBKM) Berbasis Riset kepada seluruh Pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Sosialisasi program ini berlangsung secara daring pada Kamis (25/7/2024).
Sinergi ini dijalin dalam rangka memfasilitasi talenta peneliti terbaik dari PTKI. Kasubdit Pengembangan Akademik Diktis Imam Bukhori berharap pimpinan PTKI dapat mengoptimalkan peluang ini dengan baik agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar bermakna di luar kampus.
‘‘Kolaborasi dengan BRIN ini sangat penting guna memberikan akses kepada mahasiswa kita untuk mengikuti program-program penelitian yang disediakan oleh BRIN,’’ ujarnya di hadapan 100 peserta, terdiri atas Pimpinan PTKIN, pokja MBKM PTKI, serta Tim Taskforce MBKM Direktorat PTKI.
Melalui program ini, Imam Bukhori berharap talenta unggulan di bidang penelitian dari unsur mahasiswa dapat dideteksi sejak dini. ‘‘Kita berharap program yang disediakan oleh BRIN ini dapat kita jadikan sebagai proses pemupukan talenta mahasiswa kita, dengan harapan kedepannya akan jadi peneliti unggulan sesuai dengan bidang penelitian yang diikuti saat MBKM ini,’’ tegasnya.
MBKM Berbasis Riset merupakan salah satu program unggulan Diktis di Tahun Akademik 2024/2025. Program ini diproyeksikan dapat dilaksanakan secara massif pada Batch-2, Semester Genap Tahun Akademik 2024/2025. Program MBKM Berbasis Riset bertujuan untuk mengembangkan talenta peneliti-peneliti muda. Mahasiswa PTKI peserta program MBKM Berbasis Riset di BRIN ini akan berkesempatan memperoleh berbagai program pendampingan jangka panjang.
‘‘Program MBKM Berbasis Riset sendiri sebagai pintu masuk bagi mahasiswa untuk mengakses program-program lain dari BRIN. Jika mahasiswa mampu melalui program ini dengan baik dan oleh mentor dalam kelompok risetnya dianggap potensial, maka semester berikutnya mahasiswa tersebut dapat diusulkan sebagai Research Assisstent (asisten peneliti) yang digaji oleh BRIN,’’ ujar Arthur Ario Lelono selaku Direktur Manajemen Talenta BRIN.
Dalam kesempatan rapat kali ini, perwakilan dari Manajemen Talenta BRIN di antaranya Indra Hartati, Nurdin Syidik, Radityo, dan Dianna menyampaikan lebih detail aktivitas yang akan dilakukan mahasiswa selama menjadi peserta program, serta mekanisme pengusulan perguruan tinggi sebagai mitra BRIN.
‘‘Untuk mengikuti program ini, maka perguruan tinggi harus terlebih dahulu memiliki dokumen PKS MBKM dengan BRIN. Jika tidak, maka mahasiswanya tidak akan dapat mendaftar di sistem yang disediakan BRIN,’’ terang Nurdin Syidik.
Radityo juga menambahkan, dalam menjalin kerjasama dengan BRIN, ada dua model kerjasama, yaitu Kerjasama Tridharma Perguruan Tinggi yang pengajuannya melalui bagian Sumberdaya Manusia BRIN, dan Kerjasama MBKM yang pengajuannya melalui Manajemen Talenta BRIN.
‘‘Dan yang sedang kita diskusikan ini adalah Kerjasama MBKM. Jika kampus sudah memiliki dokumen Kerjasama MBKM ini, maka dapat mengakses seluruh program MBKM yang disediakan oleh BRIN, yakni MBKM Berbasis Riset dan MBKM Magang Praktik Kerja,’’ tambah Radityo.
Di akhir kegiatan, disepakati bahwa Subdit Pengembangan Akademik sebagai penyelenggara Program MBKM Direktorat PTKI akan memfasilitasi penandatanganan kerjasama MBKM antara 58 PTKIN dengan BRIN. Kerjasama ini ditargetkan selesai paling lambat bulan November 2024, agar pada bulan Desember 2025 mahasiswa PTKIN sudah dapat mendaftar program MBKM Berbasis Riset Semester Genap TA 2024/2025 yang mulai dibuka pada bulan Desember 2024. (***)
*Kementerian Agama RI, Biro HDI Kemenag