Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut (Foto : Bidang Komunikasi Kebencanaan/Danung Arifi, @bnpb.go.id)
Pasirwangi, goindonesia.co – Dampak bencana gempa bumi magnitudo (M)4,9 di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu (18/9), tidak sebesar di wilayah Kabupaten Bandung. Langkah pemulihan dapat berlangsung cepat dengan ketersediaan data yang akurat dan tervalidasi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut, hari ini, Kamis (19/9). Di hadapan Pj Bupati Garut Barnas Adjidin dan unsur forkopimda, Suharyanto mengatakan proses rehabilitasi dan rekonstruksi dapat mulai dilakukan meskipun masih di masa tanggap darurat.
“Segera didata rumah dan infrastruktur yang rusak,” ujar Kepala BNPB pada rapat koordinasi (rakor) yang juga dihadiri Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin.
Pada kesempatan itu, Suharyanto mengatakan dapat diutamakan kepada warga yang rumahnya rusak berat.
“Prioritaskan pada rumah warga rusak berat yang masih di pengungsian,” ujarnya.
BNPB juga menyiapkan skema bantuan dana tunggu hunian (DTH) kepada keluarga sehingga mereka tidak terlalu lama di pengungsian atau pun menumpang di kerabatnya. DTH yang akan diberikan sebesar Rp500 ribu per keluarga selama 6 bulan. Ini dapat dimanfaatkan para keluarga terdampak untuk menyewa rumah atau meringankan beban kerabat yang rumahnya ditumpangi sementara.
Suharyanto menggarisbawahi data rumah rusak harus tervalidasi by name, by address atau teridentifikasi nama dan alamatnya. Ini menjadi dasar kepada pemerintah daerah untuk proses rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Pendataan segera by name by address,” pesan Kepala BNPB.
Kepala BNPB akan membentuk satuan tugas beranggotakan TNI dan Polri untuk melakukan pembersihan puing-puing bangunan rumah maupun infrastruktur umum lainnya. Langkah ini nantinya membantu percepatan proses pemulihan. Suharyanto mengatakan, hal tersebut juga pernah dilakukan pascagempa Cianjur beberapa waktu lalu.
Di akhir rakor, Kepala BNPB menyerahkan secara simbolis dukungan operasional posko berupa dana siap pakai sebesar Rp250 juta dan bantuan pangan dan non-pangan sebanyak 15 jenis.
Turut hadir pada rombongan BNPB, Deputi Bidang Penanganan Darurat Mayjen TNI Lukmansyah dan Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansyah. Selanjutnya, Suharyanto bersama pejabat daerah berkendara motor menuju pos pengungsi untuk menyapa warga. (***)
*Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB