Berita

Buruh Keluhkan Inflasi Lebih Tinggi Dibanding yang Diprediksi Jokowi

Published

on

Demonstrasi buruh menuju Istana Negara. (CNN Indonesia/Thohirin)

Jakarta, goindonesia.co – Massa aksi dari aliansi buruh mengeluhkan angka inflasi yang dirasakan lebih tinggi dari yang diperkirakan pemerintah Joko Widodo.
Keluhan tersebut diungkapkan Presiden Partai Buruh Said Iqbal di hadapan massa aksi di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (12/10).

Mulanya Said menjelaskan tuntutan pertama aksi kali ini adalah menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Alasannya, karena kenaikan tersebut berimbas pada harga-harga kebutuhan masyarakat.

“Enam isu yang di pada aksi hari ini adalah satu tolak kenaikan harga BBM sudah terbukti harga-harga melambung tinggi inflasi yang diperkirakan sekitar 6,5 persen,” kata Said.

Di kelompok kelas menengah bawah, jelas Said, terdapat tiga kategori hal yang dikonsumsi.

“Satu inflasi makanan jadi inflasi umumnya 6,5 persen. Tapi inflasi makanan, Litbang Partai Buruh sudah menghitung 15 persen. Buruh dan kelompok kelas pekerja membayar mahal dua kali lipat dari harga inflasi,” jelas Said.

Kemudian, inflasi transportasi. Ia menyebut masyarakat biasanya merogoh kocek Rp4ribu untuk sekali perjalanan menggunakan angkutan umum (angkot). Namun kini, mesti menambah Rp2ribu. Artinya, inflasi naik 50 persen atau 8 kali lipat dari inflasi umum.

“Kelompok ketiga adalah perumahan, sekarang naik Rp50 ribu dari rata-rata ongkos sewa rumah 500 ribu. Berarti naik 10 persen atau dua kali lipat dari inflasi umum. Urutan kelompok kelas pekerja terpuruk miskin, daya beli turun 30 persen akibat kenaikan harga BBM,” terang dia.

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, massa buruh berdatangan ke kawasan Patung Kuda sekitar pukul 11.45 WIB.

Said mengklaim enam ribu buruh hadir dalam aksi hari ini. Adapun aksi ini bukan yang terakhir. Pihaknya bakal terus menyuarakan aspirasinya hingga Desember 2022. Apabila tidak digubris pemerintah, mereka mengancam akan melakukan aksi mogok dalam skala nasional. (***)

Trending

Exit mobile version