Desain Istana Kepresidenan di Ibu Kota Baru. Foto: Instagram Nyoman Nuarta.
Jakarta, goindonesia.co : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendukung penuh penyelenggaraan kegiatan persiapan, pembangunan, dan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Salah satu bentuk dukungannya ialah memperkuat peringatan dini gempa bumi di wilayah IKN Nusantara.
“Kami akan memperkuat sistem peringatan dini gempa bumi di Pulau Kalimantan dengan menambah jumlah sensor accelerograph dan intensity meter,” Kepala BMKG) Dwikorita Karnawati dalam keterangan resmi, Kamis, 21 April 2022.
BMKG juga akan memberikan semua data dan informasi terkait keadaan wilayah IKN Nusantara. Meskipun, kata dia, BMKG termasuk daftar lembaga yang tidak akan ikut pindah ke IKN.
“Kami siap mendukung, membantu, bergotong-royong bersama Otoritas Ibu Kota Nusantara untuk membangun IKN. Utamanya dalam hal mempersiapkan data dan informasi dalam pembangunan infrastruktur di IKN, mitigasi potensi bencana alam, dan berbagai kegiatan berkenaan dengan penyelenggaraan meteorologi, klimatologi, dan geofisika,” kata Dwikorita.
Menurut Dwikorita, Kalimantan merupakan pulau yang memiliki faktor kegempaan relatif lebih kecil dibandingkan pulau lainnya di Indonesia. Kalimantan tidak berada di zona megathrust atau zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Sehingga, dampak gempa terhadap pulau ini sangat kecil.
Berdasarkan sejarah kegempaan, BMKG mencatat Pulau Kalimantan relatif tidak banyak terjadi gempa bumi yang menimbulkan kerusakan berat hingga korban dalam jumlah banyak. Namun, sejarah itu bukan berarti membuat Kalimantan terbebas dari gempa.
Di sisi lain, dia menjelaskan accelerograph adalah suatu instrumen yang digunakan untuk mencatat atau merekam getaran kuat (percepatan) gempa bumi terhadap waktu. Sedangkan intensity meter berfungsi untuk mendeteksi guncangan pada suatu peralatan tertentu akibat gempa bumi, bukan mengukur kekuatan gempa bumi.
BMKG juga akan turut mengawal visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan IKN sebagai kota yang inklusif, kota yang hijau, kota yang cerdas, dan kota yang berkelanjutan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim tersebut.
Dwikorita menyebutkan Indonesia di sejumlah forum internasional menunjukkan ketegasan ambisi dan komitmen dalam berkontribusi pada pengendalian perubahan iklim dengan menahan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celsius. Tentunya hal ini juga akan ditunjukkan dalam proses pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
“Ini adalah pekerjaan besar dan insyaallah kami siap menyukseskan visi Presiden Jokowi membangun IKN dengan mengadopsi prinsip keberlanjutan untuk lingkungan sekitar nusantara. Prinsip tersebut akan mengadopsi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim,” tegas dia. (***)