Wamenkeu I, Suahasil Nazara, memberikan keynote speech pada Seminar Nasional Ikatan Alumni Program MM FEB UKRIDA di kampus UKRIDA Jakarta (Foto : @www.kemenkeu.go.id)
Jakarta, goindonesia.co – Wakil Menteri Keuangan I (Wamenkeu I), Suahasil Nazara, memberikan keynote speech pada Seminar Nasional Ikatan Alumni Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (MM FEB) Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) pada Sabtu (3/8) di kampus UKRIDA Jakarta. Dalam pidatonya, Wamenkeu menggarisbawahi pentingnya memahami dinamika ekonomi global yang mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Wamenkeu menyatakan bahwa Indonesia merupakan bagian dari konstelasi dunia, sehingga perubahan ekonomi global, seperti yang terjadi di Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara Eropa, turut berdampak pada perekonomian nasional.
“Suku bunga yang tinggi di Amerika Serikat dapat menarik arus modal dari negara berkembang, termasuk Indonesia. Sementara itu, perlambatan ekonomi di Tiongkok berdampak pada ekspor Indonesia ke negara tersebut,” terangnya.
Selain itu, Wamenkeu juga mencermati perkembangan politik di negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis, di mana pemilu dan perubahan kepemimpinan dapat mempengaruhi kebijakan ekonomi global.
Di tengah tantangan global tersebut, pemerintah tetap optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan tetap stabil di kisaran 5%. Wamenkeu mencatat bahwa indikator sosial seperti tingkat pengangguran dan kemiskinan terus menurun. Namun, Wamenkeu menekankan pentingnya pertumbuhan yang berkualitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih lanjut, Wamenkeu membahas beberapa potensi ruang pertumbuhan ekonomi baru, seperti ekonomi digital, ekonomi hijau, dan hilirisasi.
“Ekonomi digital harus terus didorong untuk menciptakan efisiensi dan ekonomi berbasiskan kreativitas,” kata Wamenkeu.
Dalam konteks ekonomi hijau, Indonesia berkomitmen untuk mencapai target Nationally Determined Contributions (NDC) pada tahun 2030 dan Net Zero Emission pada tahun 2060.
Selain itu, Wamenkeu menyoroti pentingnya hilirisasi sumber daya alam mineral. Dengan mengolah sumber daya alam di dalam negeri, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
“Kita juga perlu mengundang investasi, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk mendukung hilirisasi ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Wamenkeu juga menjelaskan peran penting Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam mendukung pembangunan ekonomi. Saat ini, Kementerian Keuangan sedang mengerjakan tiga layer APBN, yaitu menyelesaikan audit APBN 2023, menjalankan APBN 2024, dan menyusun RAPBN 2025. Wamenkeu menekankan bahwa ketiga APBN tersebut harus saling terhubung dan mendukung satu sama lain.
Dalam penutupnya, Wamenkeu menegaskan komitmen pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pemerintah akan terus mengembalikan manfaat dari pengumpulan dana APBN kepada masyarakat melalui berbagai program seperti perlindungan sosial, pendidikan, infrastruktur, kesehatan, keterjangkauan energi, pertanian, dan UMKM.
“Meskipun tantangan besar di depan mata, pemerintah tetap berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.
Seminar ini dihadiri oleh sejumlah akademisi, praktisi ekonomi, dan mahasiswa, serta menjadi forum penting untuk membahas isu-isu ekonomi terkini dan prospek masa depan perekonomian Indonesia. (***)
*Kementerian Keuangan Republik Indonesia