Berita

Anies Baswedan Bawa Tanah Kampung Akuarium ke IKN, Ini Alasannya

Published

on

Gubernur DKI Anies Baswedan di Kampung Akuarium. (Liputan6.com/Lizsa Egehem)

Jakarta, goindonesia.co – Gubernur se-Indonesia mendapat tugas untuk membawa tanah ke titik nol Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara. Tak terkecuali Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Anies melibatkan warga Kampung Akuarium, Jakarta Utara, untuk nengumpulkan tanah. Momen itu dibagikan di akun Instagram pribadinya.

Dalam rekaman terlihat, sejumlah ibu-ibu mencangkul sebuah lahan kosong di Kampung Akuarium. Tanah-tanah itu pun dimasukkan ke dalam kotak kayu.

Dalam keterangannya, Anies menceritakan tanah itu akan diboyong ke Ibu Kota Baru atau IKN Nusantara.

“Pagi ini, rakyat kebanyakan yaitu ibu-ibu warga Kampung Aquarium, di pesisir Jakarta Utara mencangkul dan mengumpulkan tanah untuk dibawa oleh Gubernur DKI Jakarta ke IKN,” kata Anies seperti dikutip dari akun Instagram @aniesbaswedan, Minggu (13/2/2022).

Dia menyampaikan, setiap gubernur ditugaskan untuk membawa tanah dan air dari provinsinya. Anies mengaku punya alasan tersediri memilih tanah di Kampung Akuarium.

Baginya, tanah dari Kampung Akuarium menghadirkan sebuah harapan.

“Bahwa pembangunan kota baru yang akan dijadikan ibu kota ini hendaknya tidak memarjinalkan rakyat kecil dan justru nyata-nyata akan memberikan kemajuan dan kebahagiaan bagi semua, khususnya rakyat kebanyakan,” kata Anies.

Simbol Keadilan

Anies menerangkan, kembalinya kehidupan masyarakat di Kampung Akuarium menjadi simbol keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Kembalinya kita kepada cita-cita dasar pendirian republik ini, yaitu untuk melindungi setiap tumpah darah dan untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Tanah yang dicangkul oleh para Ibu ini diantarkan ke lahan yang kelak akan dibangun kota baru, yang kelak menjadi ibu kota, yang diharapkan jadi kota yang mencerminkan cita-cita mendasar atas republik ini,” jelas dia.

Anies mengingatkan bahawa Republik ini memang digagas oleh kaum terdidik, tapi diperjuangkan dan dipertahankan oleh semua, termasuk oleh rakyat kebanyakan, yang cucuran keringatnya sering tak ditulis dalam buku-buku sejarah. (***)

Trending

Exit mobile version