Mahasiswa doktoral Universitas Trisakti sekaligus Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman (kanan) bersama Rektor Universitas Trisakti Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti di Jakarta, Sabtu (11/6/2022). (ANTARA/Tri Meilani Ameliya)
Jakarta, goindonesia.co -Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Dudung Abdurachman resmi menyandang gelar doktor. Dia meraih gelar itu dengan predikat cum laude usai menjalani sidang terbuka promosi doktor Program Studi Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti, Sabtu (11/6/2022).
Keputusan itu dibacakan Ketua Penguji Sidang sekaligus Rektor Universitas Trisakti Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, di Universitas Trisakti.
“Berdasarkan hasil rapat yudisium sidang terbuka promosi doktoral pada program doktor ilmu ekonomi, dengan mempertimbangkan prestasi, ketekunan, ketelitian, kesungguhan, dan semangat promovendus dalam menjalankan proses pendidikan, dengan ini diputuskan Dudung Abdurachman dinyatakan lulus cum laude,” kata Kadarsah Suryadi.
Selanjutnya, kepada Dudung diberikan hak menyandang gelar doktor. Sesuai hak dan kewajiban dan kehormatan yang melekat pada gelar itu.
Dudung merupakan doktor ke-574 Program Studi Ilmu Ekonomi dan lulusan doktor konsentrasi Strategic Management ke-140 di Universitas Trisakti. Sebelum diumumkan, sidang sempat diskors selama 20 menit agar dewan penguji dapat memberikan nilai terhadap disertasi Dudung.
Pada sidang itu, Dudung memaparkan disertasi berjudul ‘Pengaruh Strategic Leadership Style dan Green Human Resource Management terhadap Management Performance Kodam Jaya yang Dimediasi oleh Teamwork Management’. Berdasarkan penelitian dan pendalaman kajian, Dudung menyimpulkan gaya kepemimpinan strategis dan manajemen sumber daya manusia yang diinisiasi teamwork atau kerja kolaboratif suatu kelompok mampu meningkatkan peforma organisasi.
Dimensi paling dominan dalam gaya kepemimpinan itu, kata Dudung, adalah pada keberanian pengambilan keputusan. Kemudian keberadaan pemimpin yang diidamkan, dihormati, diharapkan, diidolakan, dikagumi, dan dicintai anggota. Sehingga, mampu memberikan motivasi, keadilan, dan semangat luar biasa.
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti, Farida Jasfar, mengapresiasi disertasi itu karena dinilai mengangkat kajian langka.
“Dari awal, saya menyatakan ini konsep yang sangat jarang. Mungkin sangat langka yang meneliti human resource management yang green ini. Apresiasi saya luar biasa, kalau bisa jempol dua, nambah jempol satu lagi,” kata Farida.
Setelah mendengar pemaparan disertasi itu, Farida berharap mantan Pangdam Jaya ini mampu mengimplementasikan hasil penelitian dan kajiannya. “Semoga saudara bisa mengaplikasikannya dengan tepat, barangkali berdasarkan pengalaman,” kata dia.
Jenderal TNI Dudung Abdurachman, yang baru meraih gelar doktor mengatakan kepemimpinan bergaya green human resources management memberi keteduhan dalam memimpin anggota. Sehingga berpengaruh positif pada kerja tim.
“Kepemimpinan dengan style atau gaya green human resources management dengan keteduhan berpengaruh positif pada teamwork dalam melaksanakan tugas,” ujar Dudung saat paparan disertasi.
Dalam disertasi itu, Dudung memaparkan pembangunan lingkungan kerja yang nyaman dari pimpinan terhadap seluruh anggota tim. Dalam hal ini prajurit TNI, akan menumbuhkan suasana kecintaan antara satu sama lain.
“Membangun lingkungan yang nyaman bagi seluruh prajurit yang pada akhirnya menumbuhkan kecintaan,” kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan setiap pemimpin perlu melibatkan seluruh anak buah dalam mengambil keputusan. Lalu, perwujudan gaya kepemimpinan yang dipenuhi keteduhan atau menerapkan green human resources management itu dapat diimplementasikan seluruh pemimpin dengan mengedepankan tindakan humanis dan penuh empati.
“Tidak ada ketegangan, marah-marah, murka, dan penekanan. Justru dengan pendekatan dan empati yang lebih bagus, prajurit melaksanakan tugas dengan baik.Akhirnya teamwork atau kerja tim akan solid,” ujar dia.
Selain itu, tambah Dudung, seorang pemimpin juga harus berani mengambil keputusan. Dia mencontohkan sikap berani saat menjabat sebagai Pangdam Jaya, yaitu menurunkan baliho yang memuat unsur provokasi di Jakarta.
“Salah satunya adalah penurunan baliho. Waktu itu, saya harus putuskan dengan situasi dan kondisi. Tentunya, dilatarbelakangi informasi dari kapolda, Gubernur, dan Satpol PP. Mekanisme berjalan sedemikian rupa, prosedur dilaksanakan sesuai ketentuan,” kata Dudung.
Dewan penguji dalam sidang tersebut, Ketua Penguji Rektor Universitas Trisakti Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA; Sekretaris Penguji Dekan FEB Universitas Trisakti Dr. Yolanda Masnita Siagian, M.M., CIRR; Promotor Willy Arafah, M.M., DBA; Copromotor Dr. Kusnadi, M.M. Kemudian beberapa anggota penguji internal, yaitu Prof. Dr. Farida Jasfar, ME., Ph.D.; Prof. Dr. Zainal Effendi Berlian, M.M. Ph.D., dan anggota penguji eksternal, yakni Dr. Ninik Rahayu, S.H., M.S., dan Prof. Dr. Sundring Pantja Djati, M.Si, M.A. (***)